Market Watch

Economic Calendar

Rabu, 25 November 2009

Minyak turun tembus US$76 tertekan spekulasi



NEW YORK (Bloomberg): Minyak mentah menyelam ke level di bawah US$76 per barel di New York dipicu spekulasi penurunan pertumbuhan di AS, negara konsumen energi terbesar di dunia, berpeluang membatasi permintaan.

Minyak tertekan ke terendah 5 pekan kemarin setelah Departemen Perdagangan AS mengatakan ekonomi negara itu mengalami ekspansi di level 2,8% per tahun pada triwulan ketiga, turun dari estimasi sebelumnya yang sebesar 3,5%. Departemen Energi AS hari ini kemungkinan akan melaporkan bahwa pasok minyak mentah naik 1,5 juta barel pekan lalu, ungkap hasil survei Bloomberg News.

Minyak mentah untuk pengiriman Januari diperdagangkan pada posisi US$75,84 per barel, turun 18 sen, di perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange pada pukul 10:27 a.m. di Sydney. Kemarin, kontrak minyak turun US$1,54 atau 2% menjadi US$76,02, penutupan terendah sejak 14 Oktober. Harga telah meguat 70% tahun ini.

Transaksi pasar minyak berpeluang lebih rendah dari normal hingga akhir pekan ini karena libur Thanksgiving AS. Pada saat itu lantai perdagangan akan libur pada 26 November di New York dan bursa tutup pada 27 November pagi.

Cadangan minyak di seluruh dunia terlalu tinggi dan sejumlah negara harus hati-hati terkait pasok ke pasar, kata Menteri Perminyakan Nigeria Rilwanu Lukman, kemarin.

Pertemuan OPEC pada 22 Desember mendatang di Luanda, Anggola, akan membahas target produksi. Kelompok itu pada pertemuannya 9 September lalu di Winna, Austria, sepakat untuk mempertahankan kuota produksi pada level 24,845 juta barel per hari.

Minyak mentah brent untuk pengiriman Januari di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London turun US$1 atau 1,3% di posisi US$76,46 per barel kemarin.(er)

0 komentar: