Market Watch

Economic Calendar

Rabu, 29 April 2009

Bursa terapkan aturan margin pada 1 Mei

JAKARTA: Bursa Efek Indonesia (BEI) tetap menerapkan peraturan transaksi margin dan short selling baru pada 1 Mei 2009 seiring dengan penundaan pada sebagian pasal menjadi Januari 2010.

Direktur Perdagangan Saham, Riset, dan Pengembangan Usaha BEI M.S. Sembiring mengatakan bursa tetap menerapkan peraturan transaksi margin dan short selling pada awal bulan depan.

"Peraturan baru akan diterapkan, tetapi ada beberapa pasal yang ditunda, terutama mengenai integrasi sistem dan definisi syarat margin yang Rp10 miliar diturunkan menjadi Rp5 miliar dan 6 bulan diturunkan menjadi 3 bulan. Jadi tidak ada koreksi peraturan, hanya penundaan untuk beberapa hal," tuturnya kemarin.

Peraturan yang dimaksud adalah Peraturan Nomor II-H tentang Persyaratan dan Perdagangan Efek dalam Transaksi Margin dan Transaksi Short Selling dan peraturan III-I tentang Keanggotaan Margin dan Short Selling. Keduanya diresmikan melalui Surat Keputusan Direksi BEI Nomor Kep-00009/ BEI/01-2009 pada Februari.

Dalam peraturan II-H Pasal III mengenai syarat efek margin dan short selling disebutkan efek yang memenuhi ketentuan adalah yang memiliki rata-rata nilai transaksi harian di pasar reguler Rp10 miliar dalam 6 bulan terakhir.

Menurut Sembiring, persyaratan tentang syarat efek margin ini ditunda pelaksanaannya menjadi Januari 2010. Untuk pelaksanaan mulai 1 Mei, persyaratan efek margin diturunkan batasannya menjadi efek yang mempunyai nilai transaksi harian di pasar reguler Rp5 miliar dalam 3 bulan terakhir.

Di samping itu, penundaan yang sama juga diberlakukan terhadap integrasi sistem, yang tertuang dalam Peraturan III-I tentang Keanggotaan Margin dan Short Selling Pasal II.2.3.

Pasal tersebut mengatur anggota bursa yang dapat melakukan transaksi margin dan short selling harus memiliki sistem BOFIS yang telah terintegrasi antara front office dan back office secara real time.

"Penundaan sampai Januari 2010 itu berdasarkan saran dari pelaku pasar yang disampaikan melalui surat APEI. Pertimbangannya untuk mengintegrasikan sistem kan perlu vendor, sedangkan vendor yang membuat sistem back office [milik anggota bursa itu] belum tentu bisa mengerjakan dengan segera. Perlu waktu," papar Sembiring.

Dia mengatakan saat ini BEI menyusun daftar efek yang memenuhi persyaratan margin dan short selling. Jika berdasarkan data transaksi Maret, jumlah efek mencapai 17 saham. Dengan penurunan batasan itu, kemungkinan jumlah efek margin bertambah. Daftar efek itu akan difinalisasi pada besok.

Oleh Pudji Lestari
Bisnis Indonesia

Usul objek PPh derivatif sejalan dengan BEI'

JAKARTA: Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengatakan usulan perluasan cakupan objek pajak di industri perdagangan berjangka sejalan dengan rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap transaksi di luar pasar modal.

Seperti diketahui, pemangku kepentingan di industri perdagangan berjangka mengusulkan perluasan cakupan objek pajak dalam Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Derivatif Berupa Kontrak Berjangka yang Diperdagangkan di Bursa.

PP No. 17/2009 itu terutama mengatur pengenaan pajak penghasilan (PPh) final, dengan tarif 2,5% dari margin awal, terhadap penghasilan transaksi derivatif berupa kontrak berjangka di bursa baik bursa efek maupun berjangka.

Kepala Bappebti Deddy Saleh mengatakan usulan revisi tarif dan perluasan objek pajak PPh final terhadap transaksi derivatif di bursa yang dikeluhkan pelaku pasar di perdagangan berjangka komoditas itu juga diajukan Bursa Efek Indonesia yang menginginkan perlakuan yang sama di pasar modal.

"BEI juga keberatan dengan besaran tarifnya, karena dengan 2,5% itu sudah pasti mematikan bursa kecuali pemerintah dan Ditjen Pajak memang mau mematikan industri ini," katanya kepada Bisnis di Jakarta, kemarin.

Volume perdagangan kontrak berjangka komoditas yang juga dikenal sebagai kontrak multilateral hanya sekitar 0,12% dari total transaksi di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) pada Maret yang mencapai 451.508 lot.

Sekitar 99,9% dari total transaksi di BBJ merupakan kontrak di luar bursa (over the counter/OTC).

Pemangku kepentingan di industri berjangka komoditas menilai PPh tersebut hanya dikenakan kepada kontrak komoditas dengan transaksi rata-rata setiap tahunnya kurang dari 2% total perdagangan BBJ.

OTC yang mencakup sistem perdagangan alternatif (SPA) dan penyaluran amanat luar negeri (PALN) tidak diperdagangkan di luar BBJ, meski tercatat di bursa komoditas di Jakarta tersebut.

Usulan pemangku kepentingan di industri berjangka tersebut diketahui menjadi salah satu materi dalam surat Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Bisnis, 28 April)

Bukan judi


Terkait dengan dominasi spekulasi dalam perdagangan berjangka, Kepala Bappebti mengatakan faktor tersebut tidak menguasai seluruh transaksi perdagangan berjangka komoditas.

Deddy mengatakan masih banyak faktor positif yang bisa digali dari industri tersebut seperti lindung nilai (hedging) dan pembentukan harga komoditas bagi petani.

"Perdagangan berjangka komoditas tidak spekulasi saja, tetapi ada unsur hedging dan price discover yang bisa bermanfaat bagi petani."

Transaksi berjangka komoditas itu, kata Deddy, dipayungi UU No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi juga mengandung unsur investasi dan tidak hanya mengandalkan spekulasi semata.

Oleh Nana Oktavia Musliana
Bisnis Indonesia

Stress test turunkan nilai saham di Asia dan AS

NEW YORK: Nilai saham di Asia dan perdagangan berjangka di AS turun setelah Wall Street Journal melaporkan, berdasarkan stress test, Bank of America Corp dan Citigroup Inc membutuhkan tambahan dana guna memperkuat modal.

Dampak lain dari laporan itu, pendapatan dari surat berharga turun, sedangkan yen menguat atas dolar AS.

Sumber Wall Street Journal yang mengetahui hasil sementara stres test (uji daya tahan perbankan AS) mengatakan Bank of America masih memerlukan tambahan miliaran dolar modal. Hasil pengujian ini diragukan kedua bank itu.

Sementara itu, nilai saham JFE Holdings Ltd, produsen baja terbesar kedua di Jepang, anjlok 5,5%, setelah U.S. Steel Corp melaporkan kerugian yang lebih besar dibandingkan dengan estimasi.

Perkembangan terakhir nilai saham HSBC Holdings Plc merevisi perolehan awal, yaitu turun sebesar 2%. Saham Ping An Insurance (Group) Co, lembaga asuransi terbesar kedua di China, menyusut 9% sehingga menurunkan keuntungan perusahaan.

Indeks MSCI Asia Pacific merugi 1,8% menjadi 87,58 per saham pada perdagangan pukul 02:43 sore di Tokyo. Penurunan nilai saham semakin cepat setelah pemberitaan surat kabar itu mengenai Bank of America Citigroup.

Angka itu bergerak 24% dibandingkan dengan posisi pada 9 Maret 2009, di mana indeks MSCI Asia Pacific mencapai angka rendah selama 5 tahun. Kondisi itu memunculkan spekulasi bahwa krisis kredit terburuk telah berlalu.

"Anda tidak berpikir bahwa sebagian besar perbankan dapat lulus stress test, meskipun dua perusahaan itu gagal. Namun, hal itu menjelaskan kepada investor bahwa situasi dapat bertambah buruk. Hati-hati dengan saham keuangan," jelas Chris Leung, Portfolio Manager Taifook Asset Management Ltd, kemarin. (esu)

6 Bank besar di AS butuh tambahan modal

WASHINGTON (Bloomberg): Hasil stress test pemerintah AS memperlihatkan setidaknya enam bank dari 19 terbesar di AS membutuhkan tambahan modal.

Sumber yang mengetahui masalah ini menyebutkan sejumlah bank memerlukan injeksi dana segar ekstra dari pemerintah, yang sebagian besar berasal dari konversi saham preferred menjadi saham biasa. Federal Reserve, paparnya, tengah mendengar pengajuan dari sejumlah bank, termasuk Citigroup Inc dan Bank of America Corp, terkait dengan tambahan bantalan untuk mencegah kerugian.

Dengan mendorong konversi saham dari pada bantuan federal, pemerintah mengizinkan bank untuk mendorong kinerja tanpa pengaruh politik antara Wall Street dan Congress terkait bailout. Risiko yang terjadi yakni dilusi pemegang saham eksis sehingga pemerintah tidak memiliki cukup kekuatan.

Hasil akhir dari stress test akan dilansir pekan depan. Gubernur Federal Reserve Ben S. Bernanke dan Menteri Keuangan Timothy Geithner serta pejabat lainnya dijadwalkan bertemu pekan ini untuk mendiskusikan tes itu.

Geithner menegaskan penambahan modal bank bisa dilakukan dengan berbagai cara, termasuk koversi saham preferred yang dimiliki pemerintah setelah injeksi yang dilakukan tahun lalu, meningkatkan dana swasta atau menggenjot perolehan pajak. Dengan menekankan pada penggunaan saham biasa dalam stress test, konversi saham preferred merupakan opsi lainnya.(yn)

Indeks konsumen AS melonjak ke level 39,2


WASHINGTON (Bloomberg): Indeks konsumen AS melonjak ke posisi tertinggi sejak 2005 bulan ini saat saham-saham mengalami rally, harga rumah turun dan di tengah antisipasi tersedianya kembali lapangan pekerjaan.

Indeks sentimen, seperti dilaporkan BPS AS, naik melebihi perkiraan dalam lima bulan terakhir ke level 39,2. Dalam laporan terpisah menunjukkan penurunan harga rumah di 20 kota di AS, melambat di bulan Februari untuk pertama kalinya sejak 2007.

"Ada kepastian bahwa ekonomi mulai membaik, meski data sebelumnya tak menggambarkan itu. Ini adalah titik awal pemulihan," ungkap Michael Darda, ekonom kepala di MKM Partners LP di New York. Kendati "kita segera akan pulih" tapi ekonomi "sedang menuju titik terendah antara Juni dan Oktober tahun ini dan setelah itu mulai" tumbuh.

Saham--saham jatuh dan para pelaku pasar tergelincir setelah laporan hari ini yang sebenarnya memberi sinyal ketatnya resesi mulai mengendur. Kenaikan indeks kepercayaan konsumen ini meningkatkan kemampuan konsumen mengatasi rintangan, termasuk meningkatkan belanja konsumen, dimana 70% dari kegiatan ekonomi, akan berlanjut.

Laporan BPS hari ini paralel dengan data polling publik yang menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir. Sebagian besar orang Amerika percaya bahwa ekonomi terbesar di dunia itu tengah menuju ke jalan yang benar.

Selasa, 28 April 2009

Flu Babi Tekan Wall Street




NEW YORK, SENIN
— Merebaknya virus flu babi menekan perdagangan saham di Wall Street, Senin (27/4) waktu setempat, sehingga berakhir di zona merah.

Indeks Dow Jones Industrial Average yang sempat pulih akhirnya melemah 51,29 poin atau 0,6 persen pada 8.025,00 setelah ada berita jumlah kematian akibat flu babi di Meksiko bertambah menjadi 150 orang dari 100 orang.

Sementara itu, indeks Standard & Poor’s 500 juga turun 8,72 poin (1 persen) ke posisi 857,51 dan indeks komposit Nasdaq berkurang 14,88 poin (0,9 persen) menjadi 1.679,41.

Ryan Larson, Senior Equity Trader Voyageur Asset Management, mengatakan, kasus flu babi ini menjadi wild card bagi pasar. "Masih sedikit terlalu awal untuk masuk ke mode panik, tetapi tentu saja hal ini harus mendapatkan perhatian dengan saksama," kata Larson.

Saham maskapai penerbangan dan perusahaan travel terpuruk paling dalam akibat flu babi ini. Komisi Kesehatan Uni Eropa telah memberikan anjuran larangan untuk tidak pergi ke Meksiko dan Amerika Serikat.


EDJ
Sumber : AP

Senin, 27 April 2009

Krisis Jauh dari Usai

WASHINGTON, KOMPAS.com - Para pemimpin Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia menjanjikan sumber baru untuk melawan penurunan perekonomian global terburuk sejak Depresi Besar tahun 1930-an. Mereka juga memperingatkan bahwa krisis masih jauh dari usai.

Dominique Strauss-Kahn, Direktur Pengelola IMF, menyatakan, para pemimpin di AS dan Eropa perlu memenuhi janji yang mereka buat dalam pertemuan G-20 di London untuk memperbaiki sistem perbankan. Caranya adalah dengan mengeluarkan aset-aset bermasalah dari neraca perbankan. Dengan kebijakan yang benar, perekonomian dunia tampaknya akan membaik pada semester pertama 2010. ”Kita masih akan menghadapi tekanan ekonomi,” ujar Strauss-Kahn.

Dia menambahkan, mungkin diperlukan lebih banyak stimulus yang harus dilakukan pada masing-masing negara pada tahun 2010. Dewan IMF sepakat untuk meningkatkan batas pinjaman untuk 78 negara paling miskin guna menghindari semakin terpuruknya mereka karena tekanan ekonomi global.

Pernyataan itu muncul sesaat sebelum para menteri keuangan dari beberapa negara datang ke Washington untuk berdiskusi soal perekonomian global mulai Jumat (24/4) waktu setempat. Diskusi itu digelar guna mencari jalan keluar dan pendekatan terbaik dalam menghadapi krisis.

Sementara Presiden Bank Dunia Robert Zoellick mengatakan akan menyediakan dana sebesar 45 miliar dollar AS dalam tiga tahun ke depan untuk mendukung pembangunan proyek jalan dan infrastruktur di negara-negara miskin.

Diskusi itu dimulai dengan pertemuan para menteri dari negara berkembang anggota G-7, yaitu AS, Jepang, Jerman, Perancis, Inggris, Italia, dan Kanada. Kemudian dilanjutkan dengan pertemuan kelompok negara maju dan negara berkembang G-20, seperti China, Rusia, India, dan Brasil.

Perbaiki bank

Menteri Keuangan AS Timothy Geithner akan menekankan bahwa memperbaiki sistem perbankan AS merupakan prioritas utama. Komponen penting dari upaya itu adalah ”stress test” yang saat ini tengah dilakukan oleh regulator terhadap 19 bank.

Tes itu akan mengukur seberapa bank tersebut aman di tengah keadaan resesi dan dimaksudkan untuk menentukan institusi mana yang memerlukan lebih banyak modal lagi. Tambahan modal itu, jika diperlukan, dapat berasal dari sektor swasta atau pemerintah. Departemen Keuangan diharapkan mengeluarkan hasil ”stress test” itu pada Jumat waktu setempat.

Bank Dunia mengatakan, dana 45 miliar dollar AS itu dirancang untuk mendukung penciptaan lapangan kerja dan membantu pemulihan krisis. AS dan Eropa, kata Zoellick, sudah seharusnya memperhitungkan kembali prerogatif lama dan membiarkan negara berkembang memiliki suara lebih banyak dalam manajemen Bank Dunia. Jumlah sebesar 45 miliar dollar AS itu berarti 15 miliar dollar AS lebih banyak daripada jumlah yang dibelanjakan Bank Dunia tiga tahun sebelum terjadi krisis. (AP/joe)

Kamis, 23 April 2009

'Transaksi komoditas minimal 5%'
Denda dan sanksi disiapkan untuk pialang bandel



JAKARTA: Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) akhirnya menyetujui kenaikan persentase kewajiban mentransaksikan produk multilateral di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) hanya sekitar 5% dan dilakukan secara bertahap.

Transaksi di luar bursa (over-the-counter/OTC) yang mencakup sistem perdagangan alternatif (SPA) dan penyaluran amanat luar negeri (PALN) diperkenalkan BBJ sejak 2002. Pada tahun perdananya, OTC langsung merebut perhatian investor.

Volume transaksi SPA dan PALN, berdasarkan data BBJ, pada tahun pertama mencapai 57.238 lot dan membengkak menjadi sekitar 5,56 juta lot pada tahun lalu.

Transaksi multilateral, mulai hadir sejak 2001, hanya mencapai 53.788 lot pada 2008 atau kurang dari 1% volume perdagangan OTC pada tahun lalu.

Minat investor yang sangat rendah terhadap kontrak komoditas mendorong BBJ dan Bappebti untuk menerbitkan ketentuan minimal perdagangan multilateral, instrumen yang dianggap mencerminkan komoditas dari dalam negeri.

Kepala Bappebti Deddy Saleh mengatakan kenaikan persentase kewajiban memperdagangkan produk komoditas yang lebih dikenal sebagai kontrak multilateral diputuskan tidak terlalu optimistis.

Persentase kewajiban yang ditetapkan Bappebti hanya sekitar 5% jauh lebih rendah dibandingkan dengan pembahasan awal yang sempat mengusung angka 20%.

"[Persentase kewajiban] ini mengakomodasi kesulitan yang dihadapi para pialang," kata Deddy kepada Bisnis, Selasa.

Namun, Kepala Bappebti itu menambahkan persentase kewajiban memperdagangkan multilateral itu akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan perekonomian dan pelaku pasar komoditas berjangka.

Kebijakan tersebut, kata Deddy, akan dikukuhkan melalui surat keputusan yang diagendakan terbit paling tidak akhir bulan ini.

Beberapa waktu lalu, Dirut PT BBJ Hasan Zein Mahmud mengungkapkan perusahaannya sebenarnya sudah memutuskan persentase tersebut. Namun, keputusan tersebut harus menunggu restu dari Bappebti.

Rata-rata volume transaksi multilateral, berdasarkan data BBJ, hanya sekitar 2% dari total perdagangan produk SPA dan PALN. Volume perdagangan multilateral bahkan terus melemah dan hanya mencapai 646 lot pada Maret lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya yang mencapai 720 lot.

Sampai dengan tahun ini, BBJ baru memiliki lima jenis kontrak multilateral terdiri dari olein, kontrak indeks emas (KIE), emas, kontrak gulir emas (KGE), dan kontrak gulir emas dalam dolar AS (KGE-USD).

Pada bulan lalu, transaksi KIE memuncaki kontrak multilateral dengan jumlah 312 lot, disusul kontrak emas 249 lot, KGE-USD sebanyak 81 lot, dan kontrak olein 4 lot, sedangkan KGE tidak satu lot pun diperdagangkan.

Pialang bandel

Kepala Bappebti itu melanjutkan persentase kewajiban memperdagangkan kontrak multilateral itu juga diikat dengan sanksi mulai dari denda sampai dengan pembekuan keanggotaan pialang.

"Sanksi yang terberat adalah jika pialang itu terus-menerus melanggar mungkin akan kami bekukan keanggotaannya. Jika tidak ada perbaikan, bukan tidak mungkin kami cabut keanggotaannya," katanya.

Meski demikian, Deddy mengatakan sebagian besar sanksi yang disiapkan bagi pialang yang melanggar batas minimal perdagangan komoditas hanya sebatas pengenaan denda. (nana.oktavia@ bisnis.co.id)

IMF prediksi resesi makin parah

oleh : Bloomberg


WASHINGTON (Bloomberg): Dana Moneter Intersational (IMF) memprediksi resesi global akan semakin parah dan proses pemulihan lebih lambat dari perkiraan sebelumnya karena pasar keuangan yang belum stabil.

IMF, berbasis di Washington, memperkirakan perekonomian dunia akan melemah 1,3% tahun ini, dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan 0,5% pada Januari. Lembaga tersebut memperkirakan ekspansi 1,9% tahun depan dari estimasi sebelumnya 3%.

Prediksi terakhir itu itu memperlihatkan posisi sulit yang akan tetap dihadapi perekonomian dunia di tengah prediksi berkuranganya resesi terparah setelah Perang Dunia II ini. Perbaikan belum pasti terjadi yang tergantung pada pengaruh kebijakan untuk mendorong permintaan.

"Faktor kunci dalam mengakhiri inti dari penurunan dan perbaikan adalah kecepatan mengembalikan kesehatan sektor keuangan," ungkap IMF pada World Economic Outlook tengah tahunan.

Pada pertemuan singkat di Washington, Chief Economist IMF Olivier Blanchard menyatakan pemulihan akan dimulai tahun depan, namun proses kembali normal akan memakan waktu lebih lama.

Perubahan angka prediksi muncul sehari setelah IMF mengkalkulasi kerugian seluruh dunia dari kredit macet dan aktiva sekuritas sebesar US$4,1 triliun pada akhir 2010 karena resesi dan kredit bermasalah sangat mempengaruhi institusi finansial.

Para regulator AS menempatkan beberapa bank terbesar negara ke dalam 'stress test' untuk melihat jumlah modal yang dibutuhkan demi bertahan dari penurunan perekonomian KE depan. Morgan Stanley hari ini melaporkan estimasi kerugian US$177 juta.

Pemulihan akan lebih lambat dari biasanya karena kemerosotan kali ini disebabkan oleh krisis finansial yang berlansung di seluruh dunia, lanjut pemberi bantuan dana tersebut. Laporan tersebut termasuk bagian menunjukan sesuatu yang disebut jurang produksi, dimana suplai lebih besar dari permintaan, yang akan tetap negatif untuk waktu yang belum bisa diperkirakan.

Perekonomian AS akan tergelincir 2,8% tahun ini dan zona euro akan kontraksi sebesar 4,2% pada 2009 dan 0,4% tahun depan, tulis laporan. PDB Jepang akan melemah 6,2% tahun ini lalu kemudian naik 0,5% tahun depan. (t03/tw)

Akar dari Krisis Global

Simon Saragih, Wartawan Senior Kompas
KOMPAS.com Memiliki mobil atau rumah tidak selamanya harus dengan uang tunai, tetapi bisa dengan mencicil. Bahkan tidak sedikit orang yang memiliki televisi karena mencicil. Jangan kecil hati, kebiasaan mencicil sudah berlangsung sejak lama di dunia dengan mengandalkan pembayaran dari gaji tetap.

Hanya orang mapan dan superkaya yang bisa membeli segala kebutuhan dengan uang tunai. Namun sayangnya, seperti ditunjukkan dari hasil penelitian Gemini Capital dan Merrill Lynch setiap tahun, kekayaan di dunia ini tidak terbagi rata di antara tujuh miliar penduduk dunia. Bahkan, ketidakmerataan itu begitu timpang.

Hampir semua, tentu sebagian macet, kegiatan mencicil seperti itu berjalan lancar. Tidak terdengar kebangkrutan massal perusahaan keuangan secara global sejak 1930-an. Ada sejumlah kasus kehancuran sistem keuangan di beberapa negara dalam beberapa dekade terakhir, namun tidak sampai memberi efek domino kebangkrutan massal seperti sekarang.

Bukti lain, Presiden Bank Dunia Robert Zoellick dan Direktur Pelaksana IMF Dominique Strauss-Kahn mengatakan, tak pernah ada pertumbuhan ekonomi dunia yang negatif sejak Depresi Besar 1929. Artinya, kegiatan pinjam-meminjam relatif lancar saja.

Paul Krugman dan Joseph E Stiglitz, dua ekonom AS peraih Nobel Ekonomi, mengatakan, ada regulasi yang membuat bank-bank dan lembaga keuangan memberi kredit dengan rambu-rambu yang aman. Jika sebagian kredit yang dikucurkan macet, ada perusahaan asuransi yang menjamin kemacetan itu, atau bank itu sendiri punya cadangan untuk mengompensasi kredit macet.

Jika bank-bank itu bangkrut sekalian, ada perusahaan yang menjamin deposito nasabah, seperti Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) di AS dan juga di Indonesia.

Dengan sistem seperti itu, konsumen, nasabah, dan perbankan sama-sama merasa aman dengan kegiatan saling meminjamkan, termasuk kegiatan meminjamkan ke perusahaan. Dari proses pinjam-meminjam ini terjadilah permintaan, yang menjadi inti pendorong aktivitas perekonomian. Bahkan perbankan bersedia memberi kartu kredit kepada miliaran penduduk dunia, yang semakin mendorong permintaan dan kemampuan berbelanja.

Sekarang kegiatan seperti itu terganggu untuk sementara kecuali untuk konsumen dan perusahaan yang benar-benar dianggap aman. Konsumen tidak dipercaya, atau tidak memiliki daya beli sebagian karena sudah di-PHK. Banyak bank tidak punya dana, bahkan sudah bangkrut dan ini terjadi pada bank-bank kaliber dunia bernama besar seperti UBS, Citigroup, ABN-AMRO yang sudah almarhum dan lainnya. Jika ada bank yang punya dana, ada keraguan mengucurkannya.

Hal ini mengganggu transaksi ekonomi, yang intinya mengganggu proses permintaan dan penawaran. Anjloknya permintaan membuyarkan penjualan mobil buatan GM, Fords, Toyota, Honda dan lainnya. Hampir semua kategori produk kini mengalami penurunan penjualan, apalagi barang-barang luks. Sebagian kartu kredit pun kini sudah sekadar kartu yang tak berdaya beli lagi.

Hancurnya kepercayaan

Mengapa? Orang terkaya nomor dua di dunia dan jago investasi, Warren Buffet mengatakan kepercayaan adalah bagian dari sistem. Dan sistem tidak akan bekerja dan tanpa adanya kepercayaan. Buffet menambahkan, ketiadaan kepercayaan itu contagious, menular dan menyebar ke seluruh sektor dengan daya rusak yang besar.

Bukan hanya konsumen yang tak dipercaya, bukan hanya bank yang diragukan keamanannya. Penurunan penjualan membuat sejumlah perusahaan yang menjual saham, dan obligasi di bursa, mengalami penurunan harga-harga saham dan obligasi.

Investor di bursa tidak lagi terlalu percaya membeli saham dari perusahaan kaliber dunia sekalipun karena persepsi akan terjadi kebangkrutan. Berjatuhanlah indeks-indeks saham..

Tetap ada kegiatan di bursa hingga sekarang, namun pelakunya bukan lagi investor konservatif tetapi investor spekulatif yang ternyata bisa tetap meraih untung dari krisis.

Mengapa keadaan sekacau itu? Kegiatan shadowy banking, “bank-bank gelap”, merajalela dalam 25 tahun terakhir. Michael Hiltzik, kolumnis di harian AS, The Los Angeles Times pada 12 Maret, menuliskan terjadi cerita horor dalam sistem keuangan.

Walau dikatakan bank-bank gelap, tetapi perusahaannya tidak gelap. Lehman Brothers adalah perusahaan resmi di AS berusia di atas 150 tahun namun berperan liar layaknya bank-bank gelap. Lehman Brothers, yang pernah menjadi konsultan Indonesia di masa krisis tahun 1998 lalu, antara lain memanfaatkan aliran dana murah dari Asia, dan dari sejumlah negara kaya di dunia (SWF) yang masuk ke AS.

“Bank-bank” gelap yang tidak diatur negara ini mengalirkan dana ke konsumen, perusahaan di luar kemampuan daya bayar di kemudian hari. Pemerintahan AS di bawah George W Bush tidak berminat mengatur aktivitas perusahaan seperti ini walau sudah diperingatkan akan ada potensi bahaya.

Bukan hanya Lehman Brothers yang terlibat kegiatan seperti ini tetapi sejumlah bank dan perusahaan besar dan resmi lainnya di AS, Inggris, Jerman, Swiss dan banyak lagi bank lainnya. Bank-bank global tidak melakukan kegiatan liar ini secara langsung namun melakukannya lewat anak perusahaan yang bukan bernama bank.

Bahkan AIG, perusahaan asuransi terbesar dunia asal AS pun sudah mirip spekulan, bahkan bukan lagi sekadar bank gelap, sebagaimana dikatakan Gubernur Bank Sentral AS, Ben Bernanke.

Kegiatan bank-bank gelap ini, menurut Paul Krugman lebih besar dari kegiatan bank-bank konvensional dengan omset perputaran uang sekitar 10 triliun dollar AS. Ini adalah jumlah yang dahsyat.

Mereka menggantikan peran utama bank konvensional, dan menjadi saluran utama untuk proses pinjaman meminjam di AS.

Semakin banyak kredit bisa dikucurkan, semakin banyak pula bonus didapat para karyawan. Tidak perduli apakah kredit itu bisa dikembalikan kemudian hari. Bonus tidak didasarkan pada kinerja keuangan perusahaan tetapi kemampuan menyalurkan kredit.

Bank-bank gelap ini pun berperan menjual dan menjamin obligasi yang diterbitkan berbagai perusahaan resmi untuk keperluan modal. Di sisi lain banyak investor yang tergiur membeli obligasi yang ditawarkan dan dijamin bank-bank gelap ini. Siapa yang tidak percaya dengan jaminan Lehman Brothers, yang juga didukung dengan peringkat AAA yang diberikan Standard & Poor’s, lembaga pemeringkat terkenal itu

Lebih jauh lagi, bermunculan produk-produk keuangan, yang dinamakan produk-produk derivatif. Produk ini dikatakan sebagai hasil inovasi keuangan, dan ditawarkan sebagai sarana berinvestasi bagi para warga kaya di dunia.

Media di AS menjulukinya bukan inovasi tetapi corporate greed, kerakusan korporasi.

Lewat produk-produk derivatif ini, bank-bank gelap menjual surat berharga. Di Indonesia hal juga beredar, yakni surat berharga terbitan Lehman Brothers yang dijual lewat Citibank Indonesia. Hasilnya, miliaran dana warga kaya Indonesia lenyap lewat Citibank itu.

Salah satu contoh kecerobohan bank-bank gelap itu, sekitar 1,2 juta warga di AS misalnya bisa dapat rumah seharga rata-rata 120.000 dollar AS dari kredit, yang tidak didukung pendapatan untuk mencicil kemudian hari.

Ini dimungkinkan karena ada aliran dana berlimpah masuk, ditambah ketertarikan para investor, termasuk perusahaan dana pensiunan resmi milik negara, dari Singapura, Norwegia, Timur Tengah, Rusia, yang tegiur dengan iming-iming untung besar dari sektor perumahan AS, dan permainan spekulatif di bursa.

Sebagaimana dikatakan mantan Gubernur Bank Sentral AS, Alan Greenspan, dekade 2000-an, Asia yang kaya devisa menjadi sumber pendanaan ekonomi AS.

Masalah terjadi bukan hanya karena kucuran kredit berlebihan tanpa rambu-rambu pengaman dari lembaga keuangan itu.

Bank-bank gelap itu juga turut serta berspekulasi di bursa uang dan modal dan menurut Benk Bernanke berperan sepeti “Hedge Fund”, konotasi untuk penjudi kerah putih.

Aliran dana-dana itu juga dimainkan di bursa. Salah satu yang terkenal adalah dengan mengerek harga komoditas menjadi tinggi seperti harga kedelai, minyak, dan lainnya di bursa komoditas, sebagaimana pernah dikatakan Steve Forbes, pemilik majalah Forbes. Masih ingatkan kenaikan harga-harga komoditas mendadak di akhir 2007 hingga awal 2008?

Lalu setelah harga tinggi, si pemain menjual komoditas miliknya, dan meraih untung tinggi. Kerusakan lain terjadi, warga di dunia dipaksa membeli harga pangan tinggi.

Meraih untung tanpa keringat

Inti persoalan, para eksekutif keuangan, terutama Wall Street, telah meraup keuntungan dari aliran dana masuk ke AS, tidak dengan mengandalkan keuntungan perusahaan, tetapi dengan menelan dana itu sendiri dengan mengorbankan para nasabahnya, termasuk para pemberi pinjaman.

CEO JP Morgan Chase, Jamie Dimon, di New York, pekan ini mengakui perilaku seperti telah mengacaukan sistem keuangan.

CEO HSBC Stephen Green juga mengakui, kekacauan pada perilaku dan etika sistem perbankan telah menjadi sumber kekacauan.

Berapa banyak dana yang lenyap karena kekacauan seperti itu? Hiltzik mengatakan sekitar 1,2 triliun dollar AS lenyap di perumahan AS yang tak laku terjual.

Krugman mengatakan ada 10 triliun dollar AS dana-dana yang diputar di bank-bank gelap. Dana itu tidak ketahuan lagi juntrungannya, dan enah dimana berada. Hal yang pasti, dalam jajaran warga terkaya di AS, pada umumnya adalah jago-gajo teknologi informasi dan “hedge fund”.

Jika dunia telah kehilangan 10 triliun dollar AS dana, bayangkan apa yang terjadi untuk dunia dengan besaran produksi domestik bruto (PDB) 60 triliun dollar AS?

Lalu bagaimana memulihkan ekonomi dunia. Gubernur Bank Sentral AS, Ben Bernanke, mengatakan, ekonomi tak pulih jika sistem keuangan kacau. Sistem keuangan yang kacau tidak akan bisa menjadi lembaga intermediasi sebagaimana layaknya.

Bagaimana memulihkan sistem keuangan? Hal ini hanya bisa terjadi jika ada investor yang mau membeli bank-bank dengan segala toxic assets, aset-aset beracun.

Seperti kata Buffet, kepercayaan yang hilang telah membuat investor kaya menghindar membeli bank-bank atau lembaga keuangan rusak. Buffet sendiri, yang nomor dua terkaya dunia pun, tidak mau dan bahkan tidak mampu membeli aset-aset rusak itu.

Jika aset rusak ini tidak dibeli investor, maka stimulus ekonomi yang diluncurkan berbagai negara tidak akan mampu menyelamatkan ekonomi. Jumlah stimulus di dunia sekarang ini hanya sekitar 3,5 triliun dollar AS, itu pun jika benar ada.

Jumlah uang lenyap akibat kekacauan di bursa sebagai buntut lain kekacauan yang dihasilkan dari perilaku buruk eksekutif di Wall Street sekitar 50 triliun dollar AS. Ini adalah data dari Bank Pembangunan Asia. Ini termasuk nilai kekayaan dunia yang lenyap akibat kejatuhan indeks-indeks di bursa global, bukan saja di AS.

CEO Blackstone Group LP Stephen Schwarzman, Selasa (10/3) di New York, mengatakan, sekitar 45 persen kekayaan dunia rusak akibat krisis kredit global.

Lalu kapan krisis akan selesai. “Kita tidak tahu pasti. Saya mengharapkan kita semua mendapatkan keberuntungan,” kata Krugman di National Press Club, Washington, Desember 2008 lalu. Ini adalah pernyataan yang merefleksikan dalamnya persoalan, yang tidak bisa diprediksi kapan dan bagaimana menyelesaikannya.

Saham Perbankan Terpuruk, Wall Street Beragam


NEW YORK, KOMPAS.com — Terpuruknya saham-saham perbankan mengakhiri rally

(penguatan panjang) di awal perdagangn Wall Street, Rabu (22/4) waktu setempat.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 82,99 poin (1,04 persen) pada 7.886,57. Kemudian indeks Standard & Poor’s 500 melemah 6,53 poin (0,8 persen) menjadi 843,55. Sementara indeks komposit Nasdaq naik 2,27 poin (0,1 persen) ke 1.646,12.

Di awal perdagangan, saham-saham keuangan sempat melonjak setelah perusahan-perusahaan besar menerbitkan laporan keuangan kuartal pertama mereka. Hasil dari AT&T, Boeing dan McDonald's menimbulkan harapan mengenai pengeluaran konsumen dan perekonomian secara umum.

Namun, di akhir perdagangan, mengecewakannya laporan kuartalan Morgan Stanley dan penerbit kartu kredit Capital One Financial Corp meningkatkan kekhawatiran para investor terhadap sektor perbankan.

"Kita mulai melihat sedikit cahaya di akhir terowongan. Tantangannya adalah saya tidak tahu sepanjang apa terowongannya," ujar Co-portfolio Manager Hennessy Funds Frank Ingarra.

Sementara Portfolio Manager Burnham Financial Industries Fund and Burnham Financial Services Fund Anton Schutz mengatakan, dengan sebagian besar laporan keuangan perbankan sudah ada di tangan investor, maka saat ini fokus beralih pada hasil stress test Pemerintah AS terhadap perbankan AS.

Menurut Schutz, turunnya saham perbankan pada akhir perdagangan Rabu mencerminkan kekhawatiran terhadap industri perbankan. Hasil tes sendiri akan diterbitkan tanggal 4 Mei ini.

Wah, Indonesia Pengutang Terbesar ADB

JAKARTA, KOMPAS.com — Rupanya Indonesia adalah debitor (peminjam) terbesar Asian Development Bank (ADB). Total jatah pinjaman Indonesia 9,4 miliar dollar AS.


Di urutan kedua bertengger China dengan nilai pinjaman 7,4 miliar dollar AS, dan India menempati posisi ketiga dengan nilai pinjaman sekitar 4,9 miliar dollar AS.

"Manfaat ADB adanya jumlah pinjaman yang bisa diberikan kepada negara berkembang dengan suatu term dan rate yang jauh lebih murah dibandingkan rate yang berlaku di pasar," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kantor Presiden, Rabu (22/4).

Sri Mulyani menjelaskan, Indonesia adalah pemegang saham keenam terbesar di ADB senilai 5,43 persen. Pemegang saham terbesar adalah Jepang dan Amerika Serikat masing sebesar 15,57 persen.

Kemudian menyusul China di posisi ketiga senilai 6,4 persen. Posisi keempat dan kelima diduduki India dan Australia dengan porsi masing-masing 6,32 persen dan 5,7 persen. "Sementara, sisanya sebesar 54,9 persen tersebar ke 61 negara anggota lainnya," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani menambahkan, aset ADB saat ini 70,5 miliar dollar AS dengan jumlah total pinjamannya adalah 30,3 miliar dollar AS.

Menurut Sri Mulyani dengan pertemuan ADB dari tanggal 2 hingga 5 Mei di Bali nanti akan memberi manfaat buat Indonesia.

Pertama adalah bahwa dalam pertemuan ini ADB akan mencapai suatu kesepakatan yang sangat penting yaitu menaikkan jumlah modalnya atau yang disebut dengan general capital increase sebesar 200 persen.

Dengan demikian, kata Sri Mulyani, kondisi itu memungkinkan ADB untuk menaikkan pinjaman kepada berbagai negara di Asia secara cukup signifikan, yaitu sekitar 13 dollar AS hingga 15 miliar dollar AS. (Hans Henricus/Kontan)

Rabu, 22 April 2009

PENANDATANGANAN DEKLARASI PENGGUNAAN BAKTI

Hotel Arya Duta, Tanggal 21 April 2009

Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Departemen Perdagangan, Deddy Saleh menyaksikan penandatanganan deklarasi penggunaan Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi (BAKTI) oleh PT. Bursa Berjangka, PT. Kliring Berjangka Indonesia, Asosiasi Pialang Berjangka Indonesia, dan Ikatan Perusahaan Pedagang Berjangka Indonesia untuk menyelesaikan Perselisihan Perdata di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi. Acara tersebut dilaksanakan di Hotel Aryaduta Jakarta pada tanggal 21 April 2009.

Deklarai dilakukan sebagai bentuk komitmen para pelaku yang terlibat dalam Industri Berjangka di Indonesia dalam menyelesaikan perselisihan perdata yang cepat murah, transparan, independen, dan efisien.

Foto I

Dalam sambutannya, Kepala Bappebti, Deddy Saleh mengharapkan agar komitmen bersama penggunaan BAKTI yang dideklarasikan oleh para pelaku Perdagangan Berjangka, dapat segera diwujudkan oleh semua pihak apabila terjadi sengketa perdata diantara para pihak yang terlibat dalam kegiatan Perdagangan Berjangka Komoditi.

Foto II

Ketua Asosiasi Pialang Berjangka Indonesia, I Gde Raka Tantra membacakan deklarasi bersama mewakili seluruh pihak yang menandatangani deklarasi.

Foto III

Perwakilan dari PT. Bursa Berjangka (Hasan Zein Mahmud, Dirut BBJ), PT. Kliring Berjangka Indonesia (Surdiyanto, Dirut KBI), Asosiasi Pialang Berjangka Indonesia (I Gde Raka Tantra, Ketua APBI), Ikatan Perusahaan Pedagang Berjangka (Teddy Gunawan, Ketua IP2BI) menandatangani deklarasi dan disaksikan oleh Ketua Bappebti Deddy Saleh dan Ketua BAKTI A. Zen Umar Purba.

Foto IV

Para undangan yang menyaksikan penandatangan deklarasi di Hotel Aryaduta Jakarta.

Updated : Tuesday, April 21, 2009

EDARAN PERS

PENANDATANGANAN DEKLARASI PENGGUNAAN BADAN ARBITRASE
PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI (BAKTI)

KOMITMEN BERSAMA MENGGUNAKAN BAKTI OLEH PARA PELAKU PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

Jakarta, 21 April 2009 – Hari ini Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Departemen Perdagangan menyaksikan penandatanganan deklarasi penggunaan Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi (BAKTI) oleh PT. Bursa Berjangka Jakarta, PT. Kliring Berjangka Indonesia, Asosiasi Pialang Berjangka Indonesia, dan Ikatan Perusahaan Pedagang Berjangka Indonesia untuk menyelesaikan Perselisihan Perdata di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi.

Deklarasi ini dilakukan sebagai bentuk komitmen para pelaku yang terlibat dalam Perdagangan Berjangka di Indonesia untuk menyelesaikan perselisihan perdata secara cepat, biaya yang relatif ringan, transparan, independen dan efisien di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi.

Saat ini terdapat kebutuhan yang sangat tinggi akan sarana alternatif penyelesaian perselisihan perdata di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi yang cepat dan adil mengingat sengketa yang terjadi sering tidak terselesaikan dengan baik dan cepat di pengadilan umum mengingat sifat dari Perdagangan Berjangka yang sangat khusus.

Mengakomodir kebutuhan tersebut, atas inisiasi Bappebti didirikanlah BAKTI oleh PT. Bursa Berjangka Jakarta, PT. Kliring Berjangka Indonesia, Asosiasi Pialang Berjangka Indonesia, dan Ikatan Perusahaan Pedagang Berjangka Indonesia pada tanggal 7 November 2008 sebagai lembaga mandiri dan independen untuk menyelesaikan perselisihan sengketa perdata di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi.

Keberadaan BAKTI dalam industri Perdagangan Berjangka akan menghasilkan keputusan yang berkekuatan hukum tetap dalam rangka melindungi masyarakat dari pihak-pihak yang melakukan praktik perdagangan yang merugikan, serta menjadi badan yang kompeten untuk menyelesaikan sengketa perdata diantara para pelaku Perdagangan Berjangka apabila upaya mediasi secara musyawarah gagal dilakukan.

Berpijak pada komitmen yang dideklarasikan oleh para pelaku Perdagangan Berjangka Komoditi untuk menggunakan BAKTI sebagai sarana penyelesaian sengketa perdata di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi, diharapkan dapat menumbuhkan keyakinan dunia usaha dan investor memanfaatkan Perdagangan Berjangka Komoditi sebagai sarana lindung nilai (hedging) dan investasi.

HUMAS BAPPEBTI, DEPDAG
Updated : Tuesday, April 21, 2009
IMF : Dunia Rugi 4 Triliun Dollar

Markas Deutsche Bank di Frankfurt, Jerman. Bank terbesar di Jerman ini belum lama ini mengaku rugi 4 miliar dollar AS atau Rp 36,8 triliun pada kuartal pertama 2008 akibat krisis kredit perumahan di AS. Deutsche Bank merugi terkait dengan produk keuangan yang berkaitan dengan pasar real estat di AS yang merosot belakangan ini. Krisis kredit di AS ini telah menjerumuskan ekonomi AS dalam krisis yang berdampak kepada ekonomi global.

WASHINGTON,KOMPAS.com-Dana Moneter Internasional, Selasa (21/4) di Washington, menaikkan perkiraan kerugian global akibat krisis finansial. Jumlahnya naik menjadi lebih dari empat triliun dollar AS karena peningkatan kredit bermasalah perbankan AS di sektor perumahan.


Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan total biaya krisis ekonomi, dipicu krisis di sektor keuangan, menjadi 4,054 triliun dollar AS.

Kerugian ini lebih kurang sama dengan sembilan kali produksi domestik bruto (PDB) Indonesia. Artinya, dengan kerugian ini, selama sembilan tahun Indonesia tidak memiliki pendapatan dan mungkin hanya bisa hidup dari tabungan yang ada, atau juga dengan menggadaikan harta milik yang ada.

Di masa krisis ini, banyak warga kaya di AS dan Eropa yang sudah mulai menggadaikan benda berharga milik mereka.

Total kerugian 4 triliun dollar AS ini sudah termasuk 2,712 triliun dollar AS dari kerugian yang diderita perbankan AS. Kerugian yang diderita kawasan Eropa diperkirakan mencapai 1,193 triliun dollar AS. Kerugian di pihak Jepang mencapai 149 miliar dollar AS.

Kerugian ini menggambarkan hal apa saja yang diperlukan, sekaligus menggambarkan besarnya pertolongan yang diperlukan lembaga keuangan. Ini semua terjadi karena penurunan pendapatan bank secara drastis dari pengucuran kredit kepemilikan rumah (KPR).

Perkiraan IMF soal kerugian biaya krisis itu sudah meliputi jangka waktu mulai pertengahan 2007 dan prediksi hingga hingga 2010. Data itu dipublikasikan pada Laporan Stabilitas Finansial Global (GFSR).

Pada laporan Januari lalu, IMF memperkirakan kerugian hanya sebesar 2,2 triliun dollar AS untuk Amerika Serikat dan saat itu belum ada perkiraan kerugian untuk Eropa dan Jepang. "Sistem finansial global tetap berada di bawah tekanan. Krisis terus meluas termasuk ke keluarga, korporasi, dan sektor perbankan mulai dari negara maju hingga berkembang,” demikian pernyataan dari IMF.

”Melemahnya aktivitas ekonomi terus memberi tekanan pada neraca perbankan. Aset bank terus tergerus karena kerugian. Hal ini membahayakan rasio kecukupan modal perbankan sehingga memerlukan suntikan modal,” demikian institusi yang beranggotakan 185 negara itu.

Bank korban terbesar

Dari total kerugian itu, industri perbankan menanggung porsi terbesar, yakni 2,470 triliun dollar AS atau 61 persen dari total. Pengakuan dari sektor perbankan masih harus ditunggu, yaitu bahwa dua pertiga kerugian terjadi pada diri mereka. ”Pengakuan soal kerugian ini masih belum dilakukan dan kekuatan modal mereka tidak memadai berdasarkan sebuah skenario resesi,” demikian lanjutan isi GFSR.

Dalam tiga tahun terakhir ini sudah muncul pertanyaan, seberapa dalam kerugian riil yang diderita perbankan. Hal ini tidak pernah terjawab.

Lembaga lain, termasuk dana pensiunan dan perusahaan-perusahaan asuransi, juga turut menjadi korban kerugian. Lembaga ini ikut serta membiayai kredit di sektor perumahan yang berubah macet.

IMF menegaskan bahwa kerugian itu sekaligus menunjukkan kebijakan yang jitu dan tepat sasaran amat diperlukan. Hal ini penting jika stabilisasi dini ingin dicapai. Di samping itu, hal yang juga diperlukan adalah koordinasi internasional.

Dua hal ini perlu agar perbaikan kerusakan segera bisa dicapai dan kepercayaan publik bisa pulih. Hal ini diperlukan untuk memulihkan aktivitas pasar.

IMF memperkirakan, rekapitalisasi perbankan AS memerlukan dana 275 miliar dollar AS di AS dan 600 miliar dollar AS di Eropa. Namun, jika perbankan meraih posisi seperti pada dekade 1990-an, rekapitalisasi bank di AS memerlukan dana 500 miliar dollar AS dan Eropa 1,2 triliun dollar AS. (AFP/mon/joe)



BBJ kembali menjatuhkan sanksi administratif berupa Pencabutan Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) kepada PT Masterpiece Futures (MF) terhitung mulai tanggal tanggal 7 April 2009 pukul 00:01 wib.

Pencabutan SPAB terhadap MF diatas menindak lanjuti hasil pemeriksaan dari Tim Audit BBJ dalam mengevaluasi rekomendasi langkah perbaikan atas sanksi Pembekuan SPAB terhadap MF tanggal 2 Maret 2009.

Menurut Hasan Zein Mahmud, Direktur Utama BBJ, setelah habis tenggang waktu yang diberikan kepada perusahaan, MF tidak memenuhi dan tidak melaksanakan langkah-langkah perbaikan yang disyaratkan dalam Surat Pembekuan SPAB MF, khususnya berkenaan dengan kewajiban MF untuk mengembalikan dana nasabah di Rekening Terpisah dan memenuhi kekurangan dana di KBI hingga jumlahnya minimal sama dengan total sisa equity nasabah.

Kepada para nasabah, Bursa Berjangka Jakarta menghimbau untuk memonitor status dan proses penyelesaian posisi terbuka dan rekening masing-masing.


IKUTILAH LOMBA SIMULASI ON-LINE KONTRAK BERJANGKA



Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) bersama Kliring Berjangka Indonesia (KBI) kembali mengadakan Simulasi On-Line Terpadu Transaksi Kontrak Berjangka dan Kontrak Bergulir, antara lain :

Kontrak Berjangka Olein, Kontrak Berjangka Emas, Kontrak Gulir Emas (Rp), KontrakGulir Emas (USD), Kontrak Gulir Indeks Emas. Simulasi diperuntukan bagi Masyarakat Umum, diselenggarakan mulai tanggal 16 April s/d 16 Juni 2009

Total hadiah yang disediakan sebesar Rp. 90.000.000,- :
• Pemenang I : Rp. 50.000.000,- (disediakan oleh PT Harumdana Berjangka)
• Pemenang II : Rp. 25.000.000,- (disediakan oleh PT Milenium Penata Futures)
• Pemenang III : Rp. 15.000.000,- (disediakan oleh PT Monex Investindo Berjangka)
(Pajak pemenang ditanggung oleh BBJ & KBI)

Aturan Umum Simulasi :
1. Biaya pendaftaran sebesar Rp. 50.000,-
2. Uang maya yang didapat Rp. 500.000.000,-

Segera hubungi Pialang Berjangka yang telah terdaftar di BBJ.
Anda dapat juga membuka web kami di : simulasi.bbj-jfx.com
Bagi anda yang ingin mengetahui tentang Perdagangan Berjangka, kami sediakan pula Workshop Perdagangan Berjangka. Workshop akan kami selenggarakan jika peserta telah mencapai 20 orang.

Segera daftarkan diri anda ke BBJ.


Punya sistem baru, BBJ gelar simulasi komoditas

JAKARTA (Bisnis.com): PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) menggelar simulasi transaksi multilateral kontrak berjangka selama 2 bulan untuk 5 produk komoditas yang dilakukan secara on-line. Simulasi kali ini juga sebagai uji coba sistem transaksi yang baru yang dapat mengakomodasi beberapa produk sekaligus.

Dirut BBJ Hasan Zein Mahmud mengatakan dalam rangka sosialisasi dan edukasi masyarakat tentang lindung nilai dan pemahaman tentang mekanisme pembentukan harga sebagai fungsi utama perdagangan berjangka, serta dalam upaya meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi dan meningkatkan likuiditas transaksi produk-produk kontrak berjangka yang sudah ada, BBJ dan Lembaga Kliring, PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI), kembali menyelenggarakan simulasi terpadu Transaksi Multilateral Kontrak Berjangka secara on-line.

Produk kontrak berjangka yang ditransaksikan secara multilateral, yaitu produk yang berbasis komoditi, diantaranya Kontrak Berjangka Olein (OLE), Kontrak Berjangka Emas (GOL), Kontrak Gulir Indeks Emas (KIE), Kontrak Gulir Emas dalam Rupiah (KGE) dan Kontrak Gulir Emas dalam US$ (KGEUSD).

"Simulasi transaksi multilateral kontrak berjangka ini akan diselenggarakan selama dua bulan, mulai Kamis, 16 April-16 Juni 2009. Simulasi ini dilakukan dengan sistem on-line dimana peserta dapat mengikuti simulasi dari manapun yang memiliki akses atau jaringan internet," kata Hasan melalui siaran pernya usai jumpa pers siang ini, Rabu (15/4) di Jakarta.

Simulasi kali ini menggunakan sistim elektronik yang baru, yang memungkinkan beberapa kontrak ditransaksikan secara simultan. Dengan demikian, setiap peserta memiliki peluang untuk memanfaatkan ketrampilannya membaca trend dari berbagai produk dalam portfolio yang lebih komprehensif.

Sebelumnya, BBJ hanya melakukan simulasi atas satu jenis produk karena sistem elektroniknya belum memadai melakukan transaksi secara sekaligus.

Pemenang simulasi akan diberikan hadiah, total sebesar Rp90 juta, dengan rincian sbb :


- Pemenang I : Rp. 50.000.000,- (disponsori oleh PT Harumdana Berjangka)
- Pemenang II : Rp. 25.000.000.- (disponsori oleh PT Milenium Penata Futures)
- Pemenang III : Rp. 15.000.000,- (disponsori oleh PT Monex Investindo Berjangka)


Penyelenggara juga menyediakan Piagam Penghargaan kepada pialang dengan tiga katagori yaitu: pialang dengan jumlah total nasabah aktif terbanyak, pialang dengan total volume terbanyak, dan pialang dengan total profit nasabah terbesar.

Ketentuan dan tata cara simulasi dapat diperoleh secara lengkap pada situs resmi BBJ http://www.bbj-jfx.com/atau dapat menanyakannya secara langsung pada pialang-pialang anggota BBJ yang terdekat dari tempat tinggal calon peserta simulasi di kota masing-masing.

Sebagai penunjang pelaksanaan simulasi, BBJ memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk mengikuti workshop mengenai perdagangan berjangka (tidak dikenakan biaya) selama simulasi berlangsung. Workshop akan diselenggarakan apabila peserta telah mencapai minimal 20 orang.

Harga minyak dunia kembali ke level US$49 per barel


SINGAPURA (Bloomberg): Harga minyak menguat untuk hari kedua di New York setelah sebuah laporan industri menunjukan penurunan saham AS, meningkatkan optimisme permintaan bahan bakar akan meningkat karena berkurangnya krisis ekonomi.

American Petroleum Institute kemarin melaporkan penurunan cadangan sebesar 1,01 juta barel menjadi 370,2 juta minggu lalu, pengurangan pertama sejak 6 Maret. Pangsa saham AS dan Asia menguat setelah Menkeu AS Timothy Geithner mengumumkan bank memiliki cukup modal.

“Data API menunjukan penurunan akan mendukung untuk jangka pendek. Banyak orang berpikir pasar akan menguat pada akhir tahun. Jika pasar melemah mereka akan berpikir ini saatnya untuk kembali membeli.” ucap ken Hasegawa, manajer penjualan komoditas derivatif Newedge Tokyo.

Pengiriman minyak mentah untuk Juli meningkat sebesar 54 sen atau 1,1% menjadi US$49,09 per barel di jam setelah perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah diperdagangkan US$48,83 pada 9:56 pagi waktu Singapura.

Indeks Standard & Poor’s naik 2,1% menjadi 850,08 kemarin. Dow Jones Industrial Average manguat 1,6% menjadi 7.969,56.�

Indeks MSCI Asia Pasific mrnguat 0,4% manjadi 88,67 pukul 9:53 a.m. di Tokyo. Perhitungan tersebut naik 26% dari lima tahun terendah pada sembilan Maret. (t03/dj)

Australia siapkan stimulus ketiga untuk atasi resesi


BRISBANE (bisnis.com): Australia telah memasuki masa resesi ekonomi dan pemerintah federal memberi sinyal kuat bahwa anggaran negara yang akan disampaikan Mei 2009 berisi paket stimulus ekonomi ketiga untuk menganggulangi resesi, demikian laporan media Australia

Kejatuhan Australia ke dalam resesi ekonomi itu telah pula ditegaskan Gubernur Bank Sentral Australia (RBA), Glenn Stevens dan diamini Perdana Menteri Kevin Rudd.

Sinyal pemerintah tentang kemungkinan adanya stimulus ekonomi ketiga dalam anggaran negara itu disampaikan sendiri oleh PM Rudd.

Seperti dikutip ABC, Rudd mengatakan, penyiapan dana stimulus ekonomi akan dilanjutkan untuk menanggulangi naiknya angka pengangguran akibat resesi ekonomi dunia.

Sejauh ini, dalam menghadapi dampak krisis ekonomi dunia, pemerintah Australia sudah mengalokasikan dana puluhan miliar melalui dua paket stimulus ekonomi.

Pada 2008, PM Rudd meluncurkan paket rangsangan ekonomi, seperti paket "Strategi Keamanan Ekonomi" senilai AUS$10,4 miliar, program pembangunan infrastruktur komunitas lokal senilai AUS$300 juta, paket Dewan Pemerintah Australia (COAG) senilai AUS$15,2 miliar, dan paket pembangunan bangsa.

Pada 3 Februari 2009, PM Rudd kembali menyerahkan dana sebesar AUS$42 miliar untuk paket stimulus ekonomi keduanya guna menciptakan 90 ribu lapangan kerja hingga 2010, serta menjaga pasar kerja dan investasi negaranya dalam jangka panjang di tengah krisis ekonomi global.

Sebelumnya Bendahara Persemakmuran Australia, Wayne Swan, mengatakan Australia sulit melepaskan diri dari berbagai perkembangan yang terjadi di pasar keuangan internasional, walaupun empat bank terbesar negara itu termasuk di antara 11 bank terkuat dunia saat ini.

"Karena itu, pemerintah mengambil langkah-langkah tegas guna memperkuat pertahanan sektor keuangan Australia, termasuk menjamin deposito dan pendanaan `wholesale` bank-bank Australia," katanya menanggapi terbitnya laporan stabilitas keuangan global Dana Moneter Internasional (IMF) terbaru.

Laporan IMF itu menekankan bahwa sistim keuangan dunia masih mendapat tekanan yang besar seiring dengan meluasnya dampak krisis ekonomi yang dirasakan dunia usaha dan rumah tangga di semua negara maju dan berkembang di dunia.

Dampak buruk krisis ekonomi dunia terhadap perekonomian Australia tidak dapat dilepaskan dari memburuknya kinerja ekonomi negara-negara mitra dagang utamanya, seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Eropa dan China. (dj)

oleh : Antara

Selasa, 21 April 2009

Volume transaksi di BBJ meningkat

JAKARTA: Meski pelaku pasar khawatir dengan dampak peraturan perpajakan yang baru, volume transaksi di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) masih mencatatkan pertumbuhan pada bulan lalu.

Total volume transaksi pada Maret mencapai sekitar 541.672 lot lebih tinggi dari perdagangan pada periode yang sama tahun lalu yang masih 451.508 lot.

Namun, kenaikan itu lebih banyak didorong transaksi di luar bursa (over the counter/OTC) yang terdiri dari sistem perdagangan alternatif (SPA) dan penyaluran amanat luar negeri (PALN).

Kedua sistem itu tidak dikenakan pajak penghasilan 2,5% dari margin awal yang mulai dikenakan kepada pelaku perdagangan berjangka sejak 1 Januari.

Sementara itu, volume transaksi komoditas yang lebih dikenal sebagai multilateral masih 'jalan di tempat.' Volume transaksi OTC pada Maret mencapai 541.026 lot, sedangkan multilateral hanya sekitar 646 lot. BBJ sampai dengan tahun ini baru memiliki lima jenis kontrak multilateral yaitu olein, kontrak indeks emas (KIE), emas, kontrak gulir emas (KGE), dan kontrak gulir emas dalam dolar AS (KGE-USD).

Transaksi KIE mendominasi kontrak multilateral pada Maret sebesar 312 lot diikuti emas 249 lot, KGE-USD sebanyak 81 lot, dan olein 4 lot, sedangkan KGE belum juga mendapat peminat. (Bisnis/Luz)

BBJ mulai simulasi perdagangan elektronik


JAKARTA: Uji coba sistem perdagangan elektronik baru PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dilakukan melalui simulasi transaksi perdagangan produk multilateral terpadu yang dimulai Kamis dan berlangsung hingga 16 Juni.

Simulasi yang diprakarsai oleh BBJ dan PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) ini didukung oleh 40 perusahaan pialang anggota bursa.

"Sistem elektronik baru ini memungkinkan beberapa kontrak ditransaksikan secara simultan," kata Dirut PT BBJ Hasan Zein Mahmud, pekan ini.

Dengan target peserta dari kalangan mahasiswa, Hasan menjelaskan tujuan simulasi ini adalah untuk edukasi dan peningkatan pemahaman tentang perdagangan berjangka. Oleh karena itu, dirinya tidak terlalu berharap besar bahwa dari peserta simulasi itu kemudian akan menjadi investor riil. "Ini untuk tujuan edukasi, bukan menciptakan pasar," tuturnya.

Menurut Hasan, simulasi yang merupakan bagian program rutin BBJ itu akan menggunakan uang maya, yaitu tiap peserta akan memperoleh 'dana' sebesar Rp500 juta sebagai ekuitas awal untuk kemudian ditransaksikan dalam kegiatan perdagangan simulasi tersebut.

Peserta dalam hal ini hanya diwajibkan membayar uang pendaftaran sebesar Rp50.000 ke perusahaan pialang yang berpartisipasi dalam acara simulasi itu.

Pada kesempatan yang sama, Dirut PT KBI Surdiyanto Suryodarmodjo menambahkan sistem baru ini jauh berbeda dari sistem yang lama dipakai di BBJ, yaitu Jakarta Futures Electronic Trading System (Jafets), karena sistem yang baru mempermudah akses investor dalam mentransaksikan kontrak berjangka.

"Kalau sistem ini berjalan baik, BBJ sendiri yang akan memakai sistem ini nantinya. Likuiditas bisa terwujud jika produknya diminati pasar dan diantarkan oleh sistem yang lebih baik," jelasnya.

Hasan menerangkan lebih lanjut bahwa sistem elektronik yang dipakai untuk transaksi multilateral itu berbeda dengan sistem yang tengah dikembangkan BBJ untuk transaksi bilateral, yaitu sistem perdagangan alternatif (SPA) yang rencananya diluncurkan Juli mendatang.

Hasan mengungkapkan pihaknya tengah memperbaiki masing-masing sistem transaksi bisnis inti meski dia mengakui bahwa idealnya adalah BBJ menggunakan satu sistem yang bisa mengakomodasi semua bisnis tersebut.

Empat usaha yang menjadi bisnis inti BBJ, yaitu transaksi kontrak berjangka multilateral, perdagangan fisik, transaksi SPA, dan simulasi.

"Perbaikan sistem SPA adalah prioritas BBJ, karena dibandingkan multilateral, transaksi SPA jauh lebih ramai. Kami harapkan secara simultan perbaikan sistem ini bisa selesai semua tahun ini," tukas Hasan.

Dia menambahkan perbaikan sistem merupakan salah satu faktor pendukung berhasilnya perdagangan transaksi multilateral di BBJ.

Korsel belanja surat berharga AS

SEOUL: Korea Selatan akan mengikuti langkah China dan Jepang membeli surat berharga Pemerintah Amerika Serikat, menyusul kenaikan cadangan devisa negara itu.

Bank sentral Korea Selatan (Bank of Korea) memproyeksikan surplus neraca perdagangan mencapai US$18 miliar pada tahun ini, sehingga dana itu perlu diinvestasikan. Selama 2008 neraca perdagangan Korsel defisit US$6,4 miliar.

Current account adalah ukuran perdagangan barang dan jasa internasional. Dana yang masuk ke negara yang mengalami surplus neraca perdagangan lebih besar dibandingkan dengan dana keluar.

"Bank of Korea akan mengelola lebih banyak dolar AS. Salah satu pilihan terbaik adalah menginvestasikan dana itu di surat berharga pemerintah," ujar Sungjin Park, yang membantu mengelola US$46,6 miliar sebagai head of fixed income Samsung Investment Trust Management.

Seperti China, pembelian yang dilakukan warga Korea akan membantu pemerintah mengelola surat berharga AS. China merupakan pemegang surat berharga AS terbesar di luar investor dalam negeri.

Presiden AS Barack Obama berupaya menarik investor asing membeli pinjaman yang dijual pemerintah pada jumlah tertinggi sepanjang sejarah untuk mengatasi resesi terpanjang sejak 1930.

Aset cadangan mata uang internasional Korsel naik 2,4% selama Maret 2009 menjadi US$206,3 miliar, kenaikan terbesar sejak April 2006. Angka itu merupakan kenaikan cadangan devisa di atas 1% pertama sejak 17 bulan terakhir.

Data terakhir Depkeu AS menunjukkan investor Korsel menaikkan kepemilikan atas pinjaman AS sebesar 6,4% selama Februari 2009 menjadi US$33,3 miliar, kenaikan pertama sejak Agustus 2008. Adapun kepemilikan China atas surat berharga AS naik ke rekor tertinggi menjadi US$744,2 miliar.

Chang-Ho Yoo, yang bertugas mengelola investasi surat berharga AS menolak memberikan komentar mengenai rencana ini.

Cadangan mata uang asing Korea Selatan turun ke posisi terendah sejak hampir 4 tahun selama November 2009, setelah pembuat kebijakan memompakan dana ke sistem perbankan.

Langkah itu dilakukan karena nilai mata uang lokal turun dan kredit global bermasalah, sehingga perusahaan kesulitan membiayai pinjaman di luar negeri.

Data Bloomberg menyebutkan nilai won Korea turun 26% selama tahun lalu, dan kerugian yang ditimbulkan akibat depresiasi mata uang itu terbesar di antara 11 mata uang di Asia. (esu)

BoJ pangkas proyeksi ekonomi
Paket stimulus diragukan efektivitasnya

TOKYO: Bank of Japan (BoJ) kemungkinan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dan inflasi akibat hantaman resesi ekonomi terhadap belanja perusahaan dan rumah tangga.

Pertumbuhan ekonomi Jepang tahun fiskal 2009, yang berakhir pada Maret 2010, diproyeksikan tumbuh negatif 4,2%, dua kali lipat di atas proyeksi bank sentral itu pada 3 bulan lalu.

Nilai tengah estimasi 16 ekonomi yang disurvei Bloomberg News menyebutkan harga konsumen, di luar makanan segar, akan turun 1,3%. Angka ini juga lebih cepat dibandingkan dengan estimasi BoJ sebelumnya.

Gubernur BoJ Masaaki Shirakawa mengatakan kinerja ekonomi negara melorot sejak Januari 2009. Melemahnya belanja perusahaan dan konsumen diduga akan merusak pertumbuhan, meskipun penurunan produksi dan ekspor mulai melambat.

Sejumlah ekonom mengatakan rekor paket stimulus Perdana Menteri sebesar US$155 miliar (15,4 triliun yen), tidak menunjukkan kelangsungan pemulihan perekonomian.

"Pembuat kebijakan BoJ mengekspektasikan proyeksi ekonomi yang berhati-hati, karena risiko kejatuhan ekonomi setelah stimulus fiskal yang bersifat temporer, tetap ada. Bank itu kemungkinan menempatkan tekanan besar dalam menurunkan risiko proyeksi," ujar Mari Iwashita, Kepala Ekonom Pasar Daiwa SMBC Securities Co.

Dia mengatakan dengan suku bunga acuan yang telah berada di posisi 0,1%, bank kemungkinan terpaksa menambah pembelian pinjaman yang diterbitkan oleh pemerintah dan perusahaan guna menyuntikkan dana ke ekonomi. Langkah ini dilakukan untuk mengatasi dampak resesi terburuk sejak 1945.

BoJ akan meluncurkan proyeksi ekonomi kedua pada 30 April 2009, pukul 03.00 sore di Tokyo. Laporan itu akan mempresentasikan proyeksi anggota dewan atas produk domestik bruto dan harga pasar sampai Maret 2010. Laporan tahunan sementara, yang dilaporkan setiap Januari dan Juli, juga menggambarkan arahan kebijakan perbankan.

Selama Januari 2009, Dewan BoJ memprediksikan ekonomi Jepang tumbuh negatif 2% pada tahun fiskal sekarang, dan tahun depan naik 1,5%. Inflasi diproyeksikan turun 1,1% pada tahun ini, dan anjlok 0,4% pada tahun depan. (esu)

Bloomberg

Senin, 20 April 2009

ECB buka opsi penurunan suku bunga

TOKYO: Presiden European Central Bank (ECB) Jean-Claude Trichet mengatakan tidak akan mengabaikan opsi memangkas suku bunga yang sangat agresif, meskipun kebijakan suku bunga 0% tidak sesuai dengan bank itu.

"Dalam jumpa pers terakhir, saya mengatakan tidak mengecualikan pilihan melanjutkan penurunan suku bunga yang sangat besar. Tidak ada yang dapat saya tambahkan dari pernyataan itu. Sementara ini, tidak ada pertimbangan dari pembuat kebijakan bahwa kebijakan suku bunga 0% sesuai bagi ECB," ujarnya kemarin.

Bulan ini, ECB memangkas suku bunga acuan lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi sejumlah ekonom sebesar 0,25 poin menjadi 1,25%. ECB menunda keputusan baru di luar instrumen standar kebijakan, seperti membeli surat berharga pinjaman sampai 7 Mei 2009.

Sebanyak 22 anggota dewan pembuat kebijakan ECB mengembangkan cara terbaik membendung resesi terburuk sejak Perang Dunia II di kawasan itu.

Anggota dewan ECB dari Jerman Axel Weber telah menyingkirkan pilihan memangkas suku bunga di bawah 1%, dan tidak ingin membeli surat berharga pinjaman.

Trichet menegaskan tidak ada perbedaan pendapat antara gubernur dewan ECB. Dia menolak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai sejumlah kemungkinan kebijakan nonstandar yang akan dilakukan bank sentral itu, sebelum pertemuan pada 7 Mei 2009. (ESU)
Investor Dunia Masih Waspada


WASHINGTON,KOMPAS.com-Walaupun ada perasaan lega karena perekonomian AS sudah stabil, kinerja keuangan korporasi besar yang membaik, laporan kepercayaan konsumen yang sudah membaik, berita bagus tersebut datang satu paket dengan peringatan lain mengenai keadaan perekonomian.


Pasar saham global naik selama enam pekan berturut-turut dan harga minyak berada di atas 50 dollar AS per barrel karena meningkatnya permintaan konsumen. Namun, peringatan datang dari Citigroup mengenai keadaan kredit konsumen dan dari GE yang khawatir akan jatuhnya real estat komersial.

Dalam pekan lalu, indeks Dow Jones sudah naik 0,6 persen, kurs dollar AS naik 0,96 persen terhadap sekumpulan mata uang asing, dan harga emas turun 1 persen karena saham dan kurs dollar AS naik.

”Kecepatan penurunan ekonomi sudah mereda,” ujar David Lutz, Direktur Pengelola pada Stifel Nicolaus, Jumat (17/4) lalu. Pada saat bersamaan, bank sentral Eropa melakukan langkah luar biasa untuk menjamin akan ada perbaikan pada tahun 2010. Menurut Gubernur ECB Jean-Claude Trichet, langkah itu akan diumumkan bulan depan. Walaupun gejolak pada sektor perbankan belum berakhir, hasil keuangan kuartal pertama dari bank besar AS sudah membaik.

Diperkirakan, pasar saham masih akan menanjak pekan ini. ”Ada kehausan akan saham. Saya juga memperkirakan dana dari institusi akan masuk lebih banyak lagi,” ujar analis dari LaBrance Financial, Michael O’hara.

Dalam pekan ini, masih akan banyak keluar pengumuman kinerja keuangan kuartal pertama. Setidaknya seperempat saham yang termasuk dalam indeks S&P 500 akan mengumumkan kinerjanya. Juga, data-data perekonomian penting, seperti barang jangka panjang dan penjualan rumah. Departemen Keuangan akan mengumumkan hasil stress test perbankan. Adapun para menteri keuangan akan bertemu di Washington sebelum pertemuan Dana Moneter Internasional.

Soal pasar tenaga kerja masih mengkhawatirkan. Di negara bagian AS yang paling padat penduduk, California, tingkat pengangguran naik mencapai 11,2 persen pada Maret. Para analis memperkirakan selama enam bulan ke depan masih akan ada pemangkasan tenaga kerja. Tingkat pengangguran di California berada di atas rata-rata nasional yang sebesar 8,5 persen.

Optimisme meluas

Optimisme tidak hanya muncul di AS dan Eropa. Pemerintah Dubai juga menyatakan bahwa telah mulai pulih dari krisis terburuk. ”Kami telah melewati krisis dengan jumlah kerugian yang paling sedikit, dalam waktu singkat,” ujar Sheikh Mohammad bin Rashed al-Maktoum, Perdana Menteri Uni Emirat Arab, dalam wawancara lewat internet. Pertanyaan dari wartawan dikirim ke situs www.uaepm.ae. Sheikh Mohammad menyatakan, pemulihan itu dapat terjadi karena adanya likuiditas tambahan kepada perbankan dan penerbitan obligasi sebesar 20 miliar dollar AS.

PM China Wen Jiabao menyatakan bahwa perekonomian China lebih baik daripada yang diharapkan berkat langkah stimulus pemerintah. Wen juga sekaligus menyerukan kepada negara-negara Asia agar bekerja sama lebih baik untuk mengatasi krisis global. Wen mengatakan ini pada pidato pembukaan forum tahunan di Boao, Hainan, China. Wen mengatakan, karena Beijing telah melakukan stimulus, investasi terus bertambah. Selain itu, konsumsi juga relatif kuat serta permintaan domestik juga naik. ”Sebagai hasilnya, kinerja ekonomi memperlihatkan perubahan positif dan situasinya menjadi lebih baik dari yang diharapkan,” ujar Wen Jiabao. (AP/AFP/Reuters/joe)

Permintaan minyak AS turun

oleh : Bloomberg

SINGAPORE (Bloomberg): Minyak mentah diperdagangkan sedikit berubah di tengah keprihatinan permintaan minyak, seperti laporan yang diterbitkan minggu ini menunjukan perbaikan perekonomian AS, konsumen minyak terbanyak dunia, lambat.

Laporan Departemen Perdagangan AS pada 24 April menunjukan pesanan untuk barang-barang tahan lama seperti lemari pendingin dan komputer turun untuk kelima kalinya sepanjang enam bulan terakhir di Maret, lapor survei analis Bloomberg News. Cadangan minyak mentah 366,7 juta barel, tertinggi sejak September 1990, tulis Departemen Energi 15 April lalu.

“Permintaan yang tidak pasti akan terus mendominasi prediksi minyak mentah. Hal-hal fundamental belum menunjukan perubahan berarti,” kata Toby Hassall, analis Commodity Warrants Australia Ltd di Sydney.

Minyak mentah untuk pengiriman Mei berada pada US$50,24 per barel, turun 18 sen, di perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange pukul 7:37 a.m. waktu Singapura. Kontrak menguat 35 sen atau 0,7%, menjadi US$50,33 per barel pada 17 April. Harga-harga naik 13% sepanjang tahun ini.

Kontrak Mei habis besok. Harga berjangka Juni yang lebih aktif adalah US$52,31 per barel, melemah 16 sen, pada 7:37 a.m. waktu Singapura.

Minyak mentah menguat pada 17 April karena para penyuling China, konsumen minyak mentah terbesar kedua dunia, meningkatkan hasil produksinya bulan lalu. Negara tersebut memproduksi 29,4 juta metrik ton minyak mentah atau sekitar 6,92 juta barel per hari di Maret, ujar China mainland Marketing Research Co 17 April. Angka tersebut naik 0,7% dibanding tahun lalu.

PDB China meningkat 6,1% di kuartal pertama, terendah sepanjang sepuluh tahun terakhir, sebuah indikasi pertumbuhan permintaan minyak di negara itu terpengaruh resesi global.

Permintaan bahan bakar AS di kuartal pertama turun terendah sepanjang 11 tahun, tulis laporan bulanan American petroleum Institute 16 April. Pengiriman produk minyak tanah, standar pengukuran konsumsi, rata-rata 19,2 juta barel per hari, 3,4% lebih rendah dibanding periode yang sama di 2008, lanjut API.

BP Plc, Total SA, Chevron Corp, Exxon Mobil Corp dan perusahaan-perusahaan lainya dijadwalkan untuk memuat sekitar 1,83 juta barel per hari di Juni, berbanding dengan 1,7 juta barel perhari di Mei. (t03/ln)

Kamis, 16 April 2009


Ekonomi AS Membaik
Bernanke: Arah Kebijakan Segera Diubah

ATLANTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Sentral AS Ben Bernanke di Atlanta, Selasa (14/4), menyatakan bahwa angka terakhir mengenai perumahan dan belanja konsumen menunjukkan kecepatan kontraksi atau penurunan aktivitas pada perekonomian sudah berkurang.

Bernanke mengatakan perekonomian AS pun lebih baik dibandingkan dengan perekonomian negara lain selama krisis ini. Bernanke juga mengatakan bahwa langkah-langkah khusus yang dilakukan Bank Sentral untuk mendukung pasar perumahan juga memberikan hasil.

”Belakangan ini kita melihat pertanda tentatif bahwa penurunan perekonomian, yang sempat tajam, mungkin sudah bisa dikatakan telah melemah penurunannya. Data penjualan perumahan, misalnya, demikian pula pembangunan rumah baru dan belanja konsumen, termasuk penjualan kendaraan bermotor baru, sudah mulai terjadi,” demikian pidato Bernanke di Morehouse College, Atlanta.

Beberapa data terakhir menunjukkan bahwa penurunan perekonomian sudah agak mereda. Akan tetapi, data pada Selasa lalu jauh dari menggembirakan. Data dari Departemen Perdagangan menyatakan bahwa penjualan ritel menurun 1,1 persen pada Maret, padahal sebelumnya diperkirakan akan naik 0,3 persen.

Bank Sentral AS juga telah menurunkan tingkat suku bunganya hingga 0 persen. Hal ini mendorong bank melakukan pengucuran kredit walau masih menderita kerugian besar.

Menjaga inflasi

Bernanke menyatakan, Bank Sentral akan mengubah arah kebijakan moneter jika dimungkinkan, untuk mencegah melambungnya tingkat inflasi. Dalam keadaan krisis, lazim dilakukan peluncuran kebijakan yang mempermudah penyaluran pinjaman. Namun, dalam keadaan ekonomi membaik, dilakukan pengetatan uang beredar untuk mencegah terjadinya tekanan inflasi.

”Bank Sentral dipastikan akan menaikkan kembali tingkat suku bunga pada waktu yang tepat dan tidak akan membiarkan tingkat suku bunga terlalu rendah dalam jangka waktu yang terlalu lama. Hal itu dapat menimbulkan efek samping lain setidaknya tingkat inflasi,” ujar Bernanke menjawab pertanyaan seorang mahasiswa.

”Kami memiliki sejumlah alat efektif yang akan membuat kita menyerap kelebihan likuiditas dan mulai menaikkan tingkat suku bunga pada waktu yang tepat,” ujar Bernanke.

”Hal itu bisa berupa penghapusan beberapa program khusus pinjaman. Tindakan ini akan dilakukan sebagai bagian dari strategi yang akan dilakukan segera, setelah perbaikan ekonomi mulai makin terlihat,” lanjut Bernanke.

Ekspor China membaik

Dari Beijing diberitakan bahwa kinerja ekspor membaik. Ini terlihat dari penampilan ekspor sepanjang kuartal pertama 2009 yang terlihat membaik. Hal ini adalah buah dari berbagai kebijakan yang mendorong ekspor.

”Kami yakin bahwa kinerja ekspor akan membaik secara perlahan, sebagaimana sudah mulai terlihat sepanjang kuartal pertama,” kata jubir Departemen Perdagangan China, Yao Jian, Rabu (15/4) di Beijing.

Ekspor pada Maret 2009 anjlok 17,1 persen dibandingkan dengan ekspor Maret 2008. Namun, angka kemerosotan Maret ini lebih rendah dari kemerosotan 25,7 persen pada Februari 2009, dibandingkan dengan Februari 2008. Kemerosotan ekspor Februari 2009 adalah yang terburuk dalam sepuluh tahun terakhir.

Yao mengatakan, penurunan ekspor terjadi karena menurunnya permintaan luar negeri, ketiadaan fasilitas pembiayaan perdagangan, dan proteksionisme global seiring dengan terjadinya krisis.

Untuk mendorong ekspor, Pemerintah China akan membantu perusahaan skala menengah dan kecil. Hal itu antara lain dilakukan dengan memberi bantuan perluasan jaringan, termasuk promosi merek-merek produk ekspor dari jenis usaha ini.

Lembaga perbankan, perusahaan asuransi, juga akan didorong memberi fasilitas pembiayaan. (Reuters/AFP/MON/joe)

Cadangan Minyak AS Tinggi, Harga Minyak Kembali Melemah

JAKARTA, KOMPAS.com — Harga minyak mentah dunia kembali melemah, Rabu (15/4) waktu setempat, di tengah berita bahwa persediaan minyak mentah AS telah mencapai level tertinggi sejak 1990. Ini mengindikasikan rendahnya permintaan ekonomi Amerika yang terlilit resesi.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Mei turun 16 sen dari penutupan pada Selasa menjadi 49,25 dollar AS per barrel. Di London, minyak mentah Brent untuk penyerahan Mei turun 17 sen menjadi 51,79 dollar AS per barrel.

Departemen Energi AS (DoE) mengatakan, stok minyak mentah melonjak 5,6 juta barrel dalam pekan yang berakhir 10 April menjadi 366,7 juta barrel, level tertinggi sejak September 1990.

Jajak pendapat para analis oleh Dow Jones Newswires memperkirakan, kenaikan mingguan lebih kecil 2,1 juta barrel. Persediaan minyak mentah sekarang 16,5 persen lebih tinggi dari level periode sama tahun lalu.

Laporan DoE adalah sebuah fokus utama untuk pasar minyak karena AS adalah negara konsumen energi terbesar di dunia, diikuti China dinomor dua. "Jumlah minyak mentah itu adalah bearish (lesu) untuk pasar," kata Mike Fizpatrick dari MF Global. "Fundamental (ekonomi) masih sangat bearish."

Pasar juga terseret turun oleh data resmi yang menunjukkan bahwa produksi industri AS turun pada Maret, untuk kali kelima bulan berturut-turut, sebesar 1,5 persen, ke level terendah dalam satu dekade di tengah sebuah resesi berkepanjangan.

PIMPINAN DAN KARYAWAN BAPPEBTI MENGADAKAN SYUKURAN
MEMASUKI GEDUNG KANTOR YANG BARU

Jakarta, 6 April 2009



Tampak Kepala Bappebti, Deddy Saleh memberikan kata sambutan dalam acara syukuran digedung Bappebti yang baru



Para Pimpinan dan Karyawan-karyawati Bappebti sedang melakukan doa bersama



Kantor BAPPEBTI yang baru beralamat di : Jalan Kramat Raya No. 172 Jakarta Pusat