Market Watch

Economic Calendar

Minggu, 30 November 2008

Dimana Tempat Bernanke?

WASHINGTON, Waktu Presiden terpilih Barack Obama sibuk memilih anggota tim ekonominya, mulai muncul pertanyaan apakah Chairman Federal Reserve Ben Bernake akan masuk dalam tim ekonomi Obama.

Dalam kondisi yang normal, mungkin itu menjadi hal yang prematur untuk membicarakan apakah Obama akan memilihnya kembali untuk periode kedua. Mengingat jabatan Bernanke baru akan berakhir pada Januari 2010 mendatang. Sampai saat ini Obama sendiri belum memberikan komentar apa pun mengenai masa depan Bernanke.

Tapi melihat kerasnya krisis finansial yang terjadi, sejalan dengan berbagai spekulasi di media mengenai kemungkinan pengganti chairman The Fed, berkembang juga pembicaraan mengenai kenapa Bernanke kemungkinan besar tidak akan memimpin The Fed untuk periode kedua.

Kebanyakan pembicaraan itu muncul berkaitan dengan kinerja Bernanke, selain afiliasi partai dan bersih-bersih rumah waktu menghadapi masa yang sulit. “Bernanke sendiri berada dalam situasi di mana dia menjadi orang yang menyebabkan krisis bukan menjadi kapten yang tengah terjebak dalam badai,” tutur Eric Dezenhall pendiri dari Dezenhall Resources.

Di sisi lain sang presiden terpilih tentunya butuh pemain-pemain kunci yang bisa menghubungkan administrasi terdahulu dan yang akan datang. Baru-baru ini Obama menunjuk Timothy Geither, Presiden New York Federal Reserve Bank masuk dalam tim ekonominya. Padahal Geither bersama-sama dengan Bernanke dan Menteri Keuangan Henry Paulson berada dalam pusaran krisis finansial.

“Geither adalah orang yang benar-benar terlatih,” tutur Gerry O’ Driscoll mantan Presiden Dallas Federal Reserve Bank dan Citigroup. “Anda tidak mau seseorang yang tahu bagaimana melakukannya. Obama membutuhkan keberlanjutan. Dia pikir Bernanke itu sudah pudar,” tambah Driscoll yang sekarang ini ada di Cato Institute.

Kamis, 27 November 2008


Korsel terima US$4 miliar dari Federal Reserve



SEOUL (Bloomberg): Bank sentral Korea Selatan akan menerima US$4 miliar dari Federal Reserve melalui currency-swap untuk pertama kali guna memasok dolar AS bagi bank lokal di tengah ketatnya likuiditas.

Bank of Korea akan menyediakan dana itu melalui lelang pada 2 Desember dan berencana memperoleh tambahan dolar AS dari the Fed jika memungkinkan. Demikian dalam pernyatan bank sentral di Seoul hari ini.

Fed setuju menyediakan US$30 miliar masing-masing untuk bank sentral Brasil, Meksiko, Korsel, dan Singapura, sebagai upaya melonggarkan likuiditas di negara-negara tersebut. Korsel juga tengah menjajaki hal yang sama dengan China dan Jepang.

"Itu [kucuran dolar AS] berita bagus dan akan membantu menstabilkan pasar valas lokal. Akan lebih baik lagi jika kita bisa memperluas swap line ini dengan China dan Jepang," kata Seo Chul Soo, analis fixed-income Daewoo Securities Co di Seoul.

Bank of Korea menjelaskan Korsel mencatat rekor surplus neraca berjalan pada Oktober yang membantu pergerakan won di pasar.

Mata uang won melemah mendekati level terendah selama 10 tahun setelah investor asing melepas saham dan obligasi negara ini menyusul krisis finansial dan ekonomi global.(yn)

Bursa saham Eropa jatuh

LONDON (Bloomberg): Bursa Saham Eropa terperosok untuk pertama kali dalam masa tiga hari terakhir dipicu penurunan saham perusahaan keuangan, utilitas, dan perusahaaan makanan saat perhatian terhadap resesi dunia yang makin mendalam.

GDF Suez SA turun 4,1% menyusul perkiraan perusahaan penyedia utilitas terbesar kedua di dunia itu menghadapi penurunan pendapatan kuartal IV tahun ini, kecuali harga gas alam yang mengalami kenaikan.

Suisse Group AG, ING Groep NV, dan Royal Philips Electronics NV turun sekitar 3% setelah sebuah laporan mengungkapkan permintaan makanan awet di Amerika Serikat turun dua kali sebanyak yang diperkirakan pada Oktober.

Index Dow Jones Stoxx 600 tergelincir 1,4% menjadi 196,02 hingga 2:50 waktu London.

Dalam perhitungan terakhir naik sebesar 0,7% setelah China menurunkan suku bunga patokan , lebih kurang tiga minggu setelah mengumumkan paket rencana stimulus ekonomi sebesar 4 triliun yuan (US$586 miliar).

“Pemerintah menyadari perlunya langkah respon cepat untuk mengtasi krisis. Pasar berusaha untuk mempertahankan beberapa platform. Kami tidak melihat prospek kabar bagus dalam beberapa bulan ini,” ungkap Mike Lenhoff, Pimpinan Strategi Brewin Dolphin Securities Ltd di London, yang menangani dana kelolaan pasar global sebesar US$36,4 miliar.

The Stoxx 600 terperosok hingga 46% pada tahun ini, yang merupakan rekor terburuk setelah mengalami kredit merugi dan penghapusan piutang mendekati US$1 miliar.

Perekonomian Eropa tergelincir ke dalam resesi pertama dalam 15 tahun terakhir sejak kuartal III tahun ini.

Catatan belanja konsumen di Inggris jatuh sangat dalam sejak 1995 dan nilai investasi turun drastis semenjak kuartal III disebabkan kontraksi ekonomi.

GDF Suez terguling jatuh hingga 4,1% menjadi 31.435 euro. Pengelola utilitas terbesar kedua di dunia menyebutkan perkiraan penurunan sebesar 440 juta euro (US$570,3 juta) dalam kuartal IV kecuali Pemerintah Prancis menaikan harga gas alam sebelum akhir tahun untuk dapat menolongnya.(api)

Fed komitmen US$800 miliar untuk cairkan pasar kredit

WASHINGTON (Bloomberg): Federal Reserve, bank sentral AS, kembali mengambil dua langkah terbaru untuk mencairkan kredit pemilikan rumah (KPR), konsumer dan bisnis kecil dengan menyuntik dana hingga US$800 miliar.


Bank sentral akan membeli senilai US$600 miliar surat utang sebagai penjaminan pemerintah terhadap perusahaan pembiayaan perumahan. Pemerintah juga akan menambah US$200 miliar sebagai program untuk mendorong kredit konsumer dan kredit bisnis skala kecil, kata Fed dalam pengumumannya kemarin waktu Washington.

Pada pengumumannya tersebut, bank sentral akan mulai menggunakan kebijakan unorthodox policy tools dari Pimpinan Federal Reserve Ben S. Bernanke yang pernah dibuatnya pada enam tahun lalu. Para pembuat kebijakan berharap inisiatif itu akan mampu menurunkan suku bunga KPR dan kredit konsumer, sehingga dapat menutupi aksi penarikan besar-besaran dari sektor pembiayaan swasta.

"Mereka berusaha kembali mengguyur dana ke sistem, mencoba mencairkan pasar. Bank sentral dan Departemen Keuangan mulai mengucurkan dana besar untuk mengurangi risiko kredit," kata William Poole, former St. Louis Fed president.

Fed akan membeli hingga US$100 miliar surat utang dari Fannie Mae, Freddie Mac dan Federal Home Loan Banks setelah yield premiums dari surat berharga itu terjungkal. Pemerintah juga akan membeli senilai US$500 miliar kredit berbasiskan surat berharga (mortgage-backed securities) yang diterbitkan Fannie, Freddie dan Ginnie Mae. Fannie Mae dan Freddie Mac, dua perusahaan pembiayaan perumahan terbesar di AS, memiliki US$1,7 triliun surat utang korporasi outstanding dan US$4,1 triliun kredit berbasiskan surat berharga (mortgage-backed securities).

Tingkat bunga kredit perumahan tidak turun-turun meski Fed memangkas suku bunga dan yield surat utang negara turun. Suku bunga rata-rata 30 tahun kredit rumah sebesar 5,98% kemarin, sedikit berubah dari posisi 2007 yakni rata-rata 5,95%.

Fed memangkas target suku bunga kredit overnight antar bank sebesar 4,25% menjadi 1%. Bernanke mengatakan dalam pidatonya pada November 2002 bahwa suku bunga akan mndekati nol, sehingga bank sentral mesti membeli surat utang kredit (mortgage) atau membiayai belanja departemen keuangan.

Obligasi (surat utang) Fannie Mae dan Freddie Mac menanjak setelah pengumuman ini. Yield premium obligasi bertenor 5 tahun Fannie Mae yang setara dengan masa jatuh tempo s=surat utang negara, turun 0,34% menjadi 1,02% pada pukul 2 p.m waktu New York. Surat utang negara (SUN) rally, dengan yield bertenor dua tahun turun 0,13% menjadi 1,15% ketika yield SUN bertenor 10 tahun turun 0,25% menjadi 3,08%.

"Ini sangat penting bahwa kredit kembali dipercayai pasca terpuruknya perekonomian secara dramatis," kata Menteri Keuangan Henry Paulson pada jumpa pers di Washington. Dia menambahkn dana senilai US$200 miliar hanya sebagai langkah awal dari program Federal Reserve untuk memulihkan kredit konsumer dan industri kecil.

Fed akan mulai membeli surat utang yang disponsori pemerintah miliknya Fannie Mae, Freddie Mac dan selusin KPR federal pada minggu depan melalui primary dealers di pemerintah. Pembelian mortgage-backed securities akan dilakukan melalui asset managers, dan officials aim hingga akhir tahun.

Cadangan devisa China tembus US$2 triliun

BEIJING (Bloomberg): Cadangan devisa China mencapai US$2 triliun untuk pertama kali yang memperkuat keuangan negara itu seiring dengan upaya pemerintah meningkatkan pengeluaran dan penurunan suku bunga untuk mengatasi krisis finansial.


Chief economist National Bureau of Statistics Yao Jingyuan mengungkapkan kenaikan cadangan devisa itu di Beijing, hari ini, tanpa merinci angka pastinya. Bank sentral melaporkan surplus perdagangan membantu menaikkan cadangan devisa China menjadi US$1,9 triliun pada akhir September.

The Peoples Bank of China memangkas suku bunga sebesar 108 basis poin, terbesar dalam 11 tahun, menjadi 5,58%. Sebelumnya, pemerintah juga mengumumkan paket stimulus fiskal senilai 4 triliun yuan (US$586 miliar). Perdana Menteri Wen Jiabao tengah berupaya mengatasi melambatnya perekonomian di negara itu di tengah melemahnya ekspor.

"Meski kondisi seperti saat ini, China tetap memiliki posisi fiskal yang sangat kuat. Sehingga relatif tidak ada kendala yang berarti bagi kebijakan yang ekspansi," kata David Cohen, ekonom Action Economics di Singapura.

China melaporkan rekor surplus perdagangan sebesar US$35,2 miliar bulan lalu.

Standard & Poor’s menegaskan posisi fiskal dan cadangan devisa yang kuat ketika menaikkan rating utang jangka panjang menjadi A+ pada 31 Juli.

Yao mengemukakan angka US$2 triliun itu ketika didebat bahwa China lebih kuat ketika menghadapi krisis finansial yang menghantam Asia pada 1997 dan 1998.(yn)

Perpanjang "Rally", Wall Street Menguat




NEW YORK, KAMIS - Saham-saham Wall Street menguat pada Rabu (27/11) waktu setempat, karena para investor mengabaikan berita ekonomi AS yang suram dan memperpanjang rally dengan aksi buru saham murah di tengah sinyal bahwa krisis kredit mulai berkurang.

Indeks Dow Jones Industrial Average meningkat 247,14 poin (2,91 persen) menjadi berakhir pada 8.726,61, dalam empat sesi kenaikan berturut-turut yang telah menambah indeks blue chip lebih dari 1.000 poin.

Indeks komposit Nasdaq naik 67,37 poin (4,60 persen) menjadi 1.532,10 dan indeks Standard & Poor’s 500 bertambah 30,29 poin (3,53 persen) menjadi 887,68.

Pasar dibuka melemah setelah serangkaian laporan suram pada ekonomi AS. Namun, pasar kemudian mengabaikan data tersebut, kata Colleen King dari Schaeffer’s Investment Research.

"Para investor mendapatkan hari ini dengan berita ekonomi suram dan sungguh kasar, namun beberapa jam kemudian, beruita tersebut tampak dikesampingkan dan bull masuk kembali ke pasar," kata dia.

Bagian dari kenaikan saham AS dapat menjadi petunjuk kepada para investor untuk mengambil cepat saham teknologi, yang diperdagangkan mendekati level rekor termurah mereka.

Lagi pula, General Motors hari ini rally, karena seorang analis di Deutsche Bank mengatakan bahwa kemungkinan federal akan menalangi (bailout) produsen mobil telah meningkat.

Al Goldman dari Wachovia Securities mengatakan pasar juga "tampak bereaksi baik terhadap pengumuman presiden AS terpilih (Barack) Obama bahwa mantan ketua Fed Paul Volcker akan memimpin dewan penasehat ekonomi baru."

Zach Witton dari Economy.com mengatakan saham global terbantu sinyal bahwa upaya di AS, Eropa dan lainnya pada akhirnya mulai membawa suku bunga pinjaman turun dan mengurangi jepitan krisis kredit.

"Para investor tumbuh kurang pesimistis tentang prospek global setelah bank sentral China mengumumkan akan menurunkan suku bunga acuannya 108 basis poin menjadi 5,58 persen, penurunan terbesar dalam 11 tahun," kata Witton.

"Dalam jangka pendek pasar uang masih cenderung turun bertahap karena institusi keuangan menjadi lebih rela memberikan kredit kepada rekanan mereka," kata dia.

Dalam perdagangan yang tipis jelang hari Thanksgiving AS pada Kamis, pasar memperlihatkan serangkaian laporan suram ekonomi AS, termasuk belanja konsumen yang jatuh 1,0 persen pada Oktober, penurunan paling tajam sejak September 2001.

Departemen perdagangan juga mengatakan pesanan barang tahan lama turun 6,2 persen pada Oktober, sebuah sinyal buruk untuk sektor manufaktur.

Laporan lainnya mengatakan klaim baru asuransi pengangguran naik ke posisi tertinggi 16 tahun. Klaim dalam sepekan hingga 22 November meningkat 14.000 menjadi 529.000, sebuah sinyal bahwa pekerja seperti halnya konsumen menghemat akibat badai finansial dan ekonomi.

Beberapa pengamat pasar mengatakan saham-saham telah terdiskon oleh berita ekonomi buruk."Kami yakin, kami dalam sebuah bantuan rally hingga hari pelantikan presiden 20 Januari, dan setelah itu beberapa pemilaian kembali diperlukan," kata Bob Dickey dari RBC Wealth Management.

Dickey mengatakan membaiknya mood di Wall Street dapat membantu mengangkat indeks Dow menjadi 9.600 atau lebih baik pada pekan-pekan mendatang.

Sementara pasar obligasi melonjak ke rekor baru, didorong upaya terakhir pemerintah membeli mortgage dan aset lainnya yang membawa suku bunga secara keseluruhan turun.

Imbal hasil (yield) obligasi negara AS bertenor 10-tahun turun menjadi 3,001 persen dari 3,092 persen pada Selasa dan obligasi negara bertenor 30-tahun turun menjadi 3,5463 persen terhadap 3,632 persen. Harga dan yield obligasi bergerak dengan arah berlawanan.


JAKARTA. Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) memang bikin pusing. Kemarin, dolar AS kembali menguat terhadap rupiah. Bahkan, rupiah sempat jatuh ke Rp 12.350 per dolar AS, level terend

ahnya sejak September 1998. Dolar AS juga terus menguat terhadap banyak mata uang negara lain.

Tapi bukan berarti investor tidak bisa meraup untung dari penguatan dolar tersebut. Penguatan dolar malah mendorong sebagian pelaku pasar dan spekulan pindah ke transaksi di pasar berjangka.

Buktinya, transaksi kontrak valas di Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) meningkat. "Pertengahan bulan ini transaksi kontrak valas di SPA sudah meningkat kurang lebih 50% dibandingkan bulan lalu," kata Kepala Divisi Pengembangan BBJ, Andam Dewi, kemarin.

Sebagai perbandingan, pada Oktober 2008, volume transaksi pada kontrak valuta asing tercatat mencapai 229.844 lot. Angka tersebut meningkat 86,18% dari volume transaksi di awal tahun yang hanya 123.453 lot.

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis dan Produk Monex Investindo Futures, Apelles RT Kawengian juga mengakui hal itu. Menurutnya, transaksi valas melalui Monex juga naik sangat tajam. Bulan lalu, Monex berhasil mencatat transaksi di pasar berjangka sebanyak 105.886 lot. Hingga akhir bulan ini, Apelles memperkirakan transaksinya akan mencapai 190.000 lot.

Andam juga memperkirakan hingga akhir tahun transaksi tersebut akan terus meningkat. "Banyak spekulan yang memanfaatkan fluktuasi mata uang sekarang ini," kata Andam. Maklum saja, kebanyakan pemain di pasar berjangka memperkirakan bahwa fluktuasi mata uang yang terjadi sekarang ini masih akan berlangsung hingga semester pertama 2009.

Dolar jangka pendek saja

Karena itu beberapa analis menyarankan, investor sebaiknya mengoleksi dolar AS hanya untuk jangka pendek. Untuk jangka panjang, dolar AS berpeluang melemah.

Nico Omer Jonckheere, Wakil Presiden Riset dan Analis Valbury Asia Securities menjelaskan, saat ini jumlah base money, atau jumlah riil dari semua uang kertas dan koin yang beredar, dari dolar AS sudah melonjak 185% dalam basis tahunan. "Artinya, ekonomi Amerika Serikat dalam jangka menengah ke depan akan diterjang oleh badai inflasi," terang Nico.

Bila hal itu terjadi, Nico meramalkan dolar AS akan terdepresiasi secara signifikan terhadap mata uang dari negara-negara berkembang atau emerging market. Di sisi lain, dolar AS relatif bertahan terhadap tekanan euro dan poundsterling.

Jadi, seandainya Anda ingin berinvestasi di valas untuk jangka panjang, Nico menyarankan mulai saat ini ada baiknya Anda mulai mengoleksi mata uang franc Swiss, yen Jepang dan dolar Australia. Hingga akhir tahun ini, Nico melihat euro berpotensi turun ke level US$ 1,15 hingga 1,20 per euro. Adapun nilai dolar Australia, Nico memperkirakan akhir tahun nilai akan mencapai US$ 0,50 - US$ 0,60 per dolar Australia.

Jika Anda ingin mencoba menangguk untung dari bermain kontrak valas melalui SPA di BBJ, "Yang menarik adalah mata uang Inggris, yaitu poundsterling," begitu saran Apelles. Sebab, fluktuasi poundsterling terhadap dolar AS terhitung tinggi. Dengan demikian, peluang investor mengeruk untung akan makin besar.

Jumat, 21 November 2008

Sumitomo Mitsui cari modal US$4,1 miliar


TOKYO: Sumitomo Mitsui Financial Group Inc, bank terbesar di Jepang dari sisi penerimaan, berencana menaikkan modal sebesar US$4,1 miliar (400 miliar yen) melalui penjualan saham utama.

Penjualan saham itu, menurut sumber yang enggan disebutkan identitasnya, dijadwalkan sebelum akhir tahun.

Nilai saham Mitsui turun sebanyak 9,1% dalam perdagangan di Tokyo, kemarin, dipicu oleh upaya penyesuaian modal dan jumlah kredit bermasalah, seiring dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang pailit dan ancaman resesi.

Mitsubishi UFJ Financial Group Inc juga dikabarkan berencana menaikkan modal lebih dari 900 miliar yen, sementara Mizuho Financial Group Inc telah lebih dulu menjual saham utamanya sebesar 300 miliar yen.

"Perhitungan kerugian saham dan proyeksi penurunan pendapatan pada 2008 dan 2009 memaksa perbankan mengambil langkah-langkah penyesuaian. Tidak mudah bagi Sumitomo Mitsui mencari modal hingga 400 miliar yen pada saat sekarang," kata Keisuke Moriyama, analis Nomura Holdings Inc, kemarin.

Juru bicara Mitsui Financial Chika Togawa menolak berkomentar mengenai rencana kenaikan modal itu.

Nilai saham Mitsubishi UFJ turun 7,5% pada perdagangan pukul 1.39 waktu setempat, sementara Mizuhi anjlok 8%.

Pendapatan bersih tiga bank terbesar di Jepang turun sebanyak 64% atau sekitar 269,9 miliar sepanjang semester I/2008.

Indeks Nikkei 225 menunjukkan penurunan rata-rata sebesar 24% pada periode Oktober atau penurunan terbesar selama 1 bulan. Adapun jumlah perusahaan yang pailit mencapai titik tertinggi dalam 3 tahun terakhir.

Laju ekonomi Jepang, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, secara tidak terduga turun 0,4% pada kuartal III/2008 atau masuk dalam resesi pertamanya dalam 7 tahun terakhir.

Makin dalam

Pelemahan laju ekonomi akan makin dalam seiring dengan krisis keuangan global yang menekan pertumbuhan ekspor dan memaksa berbagai industri, dari Toyota Motor Corp hingga Canon Inc memangkas proyeksi pendapatan dan rencana investasi.

Jepang tercatat sebagai negara yang memiliki suku bunga terendah di antara 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia dan utang swasta melampaui 180% dari PDB. Akibatnya, pemerintah memiliki keterbatasan dalam menstimulasi pertumbuhan ekonomi.

"Situasi ini akan semakin buruk. Jepang kemungkinan memasuki masa resesi terburuknya dalam satu dekade terakhir," kata Masamichi Adachi, ekonom senior JPMorgan Chase & Co, kemarin.

Bank sentral Jepang beberapa waktu lalu menurunkan suku bunga acuan menjadi 0,3%, sementara Perdana Menteri Jepang meluncurkan program stimulus ekonomi senilai US$52 miliar (5 triliun yen).

Secara kuartalan, perekonomian Jepang terkontraksi 0,1%. Belanja modal turun 1,7%, dari perkiraan sebelumnya sebesar 2%.

"Perekonomian masih sensitif terhadap siklus bisnis dunia. Semakin panjang perekonomian dunia terjebak dalam krisis, resesi Jepang akan makin dalam," kata Hiromichi Shirakawa, kepala ekonom Credit Suisse Group AG wilayah Jepang, pekan ini. (gak)
Cadangan devisa Rusia terkuras


MOSKWA: Cadangan devisa Rusia, yang merupakan terbesar ketiga di dunia, terkuras sebanyak US$122,7 miliar atau turun 21% sejak 8 Agustus, seiring dengan upaya bank sentral menopang nilai tukar rubel yang melemah.

Pada saat bersamaan, Presiden Rusia, Dmitry Medvedev mengalokasikan dana sebesar US$200 miliar guna mendanai kebijakan pemotongan pajak, pinjaman dan program lainnya untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi.

Akan tetapi, kebijakan stimulus itu mulai terancam oleh tren penurunan harga minyak dan aliran keluar modal asing.

"Terkurasnya cadangan devisa sangat membahayakan. Itu adalah instrumen untuk mengukur kestabilan makroekonomi," kata ekonom Renaissance Capital wilayah Rusia, Elena Sharipova, kemarin.

Posisi terakhir cadangan devisa Rusia per 7 November tercatat US$475,4 miliar.

Menteri Keuangan Rusia Alexei Kudrin, yang didukung penuh oleh Perdana Menteri, Vladimir Putin, berhasil menggenjot cadangan devisa selama satu dekade terakhir untuk memastikan Rusia tidak lagi terjebak pada gagal bayar utang, seperti yang terjadi pada 1998 akibat anjloknya harga komoditas.

Titik terendah

Pada saat kepemimpinan Presiden Boris Yeltsin, cadangan devisa sempat mencapai titik terendah, yaitu hanya US$12,3 miliar. Ketika itu, Yeltsin harus berjuang mempertahankan depresiasi mata uangnya, setelah kehancuran komunisme.

Pinjaman darurat dari lembaga multilateral, seperti International Monetary Fund (IMF), saat itu, gagal mencegah Rusia dari kegagalan pembayaran utang senilai US$40 miliar.

Kondisi itu makin diperparah dengan penurunan produksi industri, keruntuhan perbankan dan tingkat pengangguran yang tinggi. Laju perekonomian juga turun selama lima kuartal terakhir hingga pengujung 1998.

Sejauh ini, menurut Bank Dunia, kebijakan fiskal dan cadangan devisa yang kuat mampu menjaga kesehatan perekonomian Rusia dari krisis keuangan global.

"Stabilisasi makroekonomi jangka pendek harus menjadi prioritas utama bagi otoritas dalam menyesuaikan perkembangan," ungkap laporan Bank Dunia. (gak)

Bloomberg
Ancaman deflasi akan tekan suku bunga AS

JAKARTA: JPMorgan Chase & Co memperkirakan bank sentral AS akan memangkas suku bunga hingga 0% atau 100 basis poin dalam dua bulan mendatang, dari posisi terakhir 1%, guna mencegah deflasi.

Ekonom JPMorgan Michael Feroli, dalam laporan riset yang disampaikan kepada investor, seperti dikutip Bloomberg, memprediksikan The Fed akan memangkas suku bunga 50 basis poin sebanyak dua kali, yaitu dalam pertemuan FOMC pada 16 Desember dan 28 Januari 2009.

Setelah itu, Feroli menduga bank sentral AS akan tetap mempertahankan suku bunga acuan 0% hingga akhir 2009. Tujuannya, yaitu mencegah harga terus turun, seiring dengan gelombang pemangkasan karyawan dan pengetatan penyaluran kredit.

Pada situasi demikian, katanya, AS tidak sendirian karena bank-bank sentral lainnya, seperti bank sentral Jepang maupun Bank Sentral Eropa, memberikan sinyal untuk melakukan kebijakan lanjutan pemangkasan suku bunga.

"Penetapan kebijakan suku bunga hingga 0% adalah langkah terbaik The Fed saat ini. Tingkat kepercayaan publik akan anjlok jika muncul persepsi bahwa bank sentral AS sudah mulai kehabisan 'amunisi'," kata Feroli, kemarin

Otoritas moneter di AS ternyata memperkirakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu akan mengalami deflasi hingga pertengahan 2009. Hal itu terungkap dari catatan pertemuan Federal Open Market Committee pada 28-29 Oktober yang dirilis di Washington, kemarin.

Catatan itu semakin menguatkan dugaan bahwa The Fed, pada pertemuan 16 Desember, kembali akan memangkas suku bunga.

Mantan direktur bidang moneter The Fed, yang juga dosen tamu American Enterprise Institute, Vincent Reinhart menilai Chairperson The Fed Ben S. Bernanke tampaknya harus mulai mempertimbangkan kebijakan di luar kebiasaan, seperti pembelian surat utang pemerintah.

"Federal Reserve kembali menempatkan ancaman deflasi sebagai masalah utama sehingga semestinya tidak akan ada yang dapat menghalangi suku bunga acuan turun hingga di bawah 1%," katanya.

Deflasi adalah periode ketika harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang meningkat karena kurangnya jumlah uang yang beredar.

Jepang adalah satu-satunya negara maju yang masih mengalami deflasi pada era modern saat ini.

"Pelajaran yang dapat diambil dari Jepang adalah mencegah terjadinya deflasi. Kami harus lebih agresif," tegas vice chairman The Fed, Donald Kohn, kemarin.

Harga-harga konsumen di AS pada periode Oktober tercatat turun 1%, penurunan terbesar sejak 1947, yang dipicu oleh penurunan harga minyak dan diskon besar-besaran produk ritel, seperti mobil dan pakaian.

Daya tahan

Sarah Jane Wagg, Presiden Direktur PT UBS Securities Indonesia mengatakan daya tahan negara berkembang terhadap penurunan harga sejumlah komoditas lebih kuat dibandingkan AS dan kelompok negara maju.

Pada dasarnya, kata Wagg, negara berkembang memiliki alternatif ko-moditas yang dapat ditingkatkan volume perdagangannya di pasar domestik mau-pun pasar domestik.

"Penurunan harga sejumlah komoditas, khususnya bahan mentah dapat mendorong industri pengolahan di negara berkembang, sehingga nilai tambah produk semakin besar," katanya di Jakarta, kemarin.

Di luar itu, Sarah memproyeksikan kelompok negara berkembang tidak lagi terlalu berpatokan pada kebijakan bank sentral AS.

Negara berkembang, jelasnya, ke depan akan mengeluarkan kebijakan dengan memperhatikan kebutuhan domestik untuk memperkuat fundamental ekonomi.

Pada bagian lain, ekspor Jepang Oktober 2008 turun pada laju terendah selama hampir enam tahun terakhir, karena anjloknya penjualan mobil dan produk elektronik akibat krisis keuangan global.

Ekspor yang merupakan mesin penggerak utama pertumbuhan ekonomi Jepang selama enam tahun terakhir, turun 7,7% dibandingkan awal tahun.

Departemen Keuangan Jepang, hari ini, mengemukakan penurunan itu terendah sejak Desember 2001. (gak) (erna.girsang@bisnis.co.id)

APEC bahas solusi atasi krisis


LIMA, Peru (bisnis.com): Pertemuan APEC ke-16, yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 21-23 November, akan membahas beragam isu utama termasuk mencari solusi mengatasi krisis finansial.

Masalah lain yang juga akan dibahas pada forum kali ini adalah upaya merespons tingginya harga bahan pangan dan komoditas. Pertemuan APEC kali ini mengambil tema "A New Commitment to Asia-Pacific Development".

Para pemimpin diharapkan dapat dapat menyampaikan dukungan terhadap dimulainya kembali dan keberhasilan perundingan Doha Development Agenda pada akhir 2008. Prospek integrasi ekonomi regional dan kemungkinan percepatan integrasi di kawasan melalui Free Trade Area (FTA) di kawasan Asia Pasifik juga akan menjadi topik yang dibicarakan dalam forum ini.

Salah satu isu penting dalam pembahasan APEC, yang menjadi prioritas Peru sebagai tuan rumah pada tahun ini adalah isu Corporate Social Responsiblity (CSR). Isu ini sesuai dengan tema APEC 2008 yang menekankan pentingnya keterlibatan lebih banyak stakeholders dalam pembahasan APEC dan meningkatkan hubungan dengan sektor swasta.

Para peserta forum juga diharapkan dapat membahas upaya dalam meningkatkan keamanan perdagangan melalui kerjasama kontra-terorisme dan tanggap darurat menghadapi bencana alam.

Para pemimpin ekonomi APEC juga diharapkan membahas dukungan dan komitmen terhadap keberhasilan penyusunan kerangka baru perubahan iklim setelah berakhirnya Kyoto Protocol yang akan dibahas di Poznan dan Kopenhagen.

Forum APEC saat ini merepresentasikan 50% dari total perdagangan dunia dan 60% dari total PDB dunia. Perdagangan antara Indonesia dan ekonomi APEC mencapai US$98,34 miliar pada 2006, atau sebesar 66,78% dari jumlah total perdagangan Indonesia. Presiden dijadwalkan kembali ke Tanah Air pada Senin (24 November) dan diperkirakan tiba di Jakarta pada Rabu. (tw)

Harga Minyak Telah Turun Hampir 100 Dollar AS



Harga minyak mentah di pasar Asia, Jumat (21/11), kembali terpuruk. Para pedagang khawatir resesi global akan mengikis permintaan energi. Emas hitam ini telah kehilangan hampir 100 dollar AS dari rekor tertingginya pertengahan Juli 2008 yang menembus 147 dollar AS per barrel.

Harga minyak jenis light sweet untuk pengiriman Januari turun 95 sen ke posisi 48,47 dollar AS pada perdagangan siang di Singapura di papan eletronik New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, kontrak Desember yang berakhir Kamis jatuh 4,00 dollar AS ke posisi 49,62 dollar AS setelah sempat melorot ke 48,50 dollar AS, posisi terendah sejak 18 Mei 2005.

Nasabah Mulai "Ngungsi" dari Bank Kecil

JAKARTA, JUMAT — Di tengah krisis finansial seperti saat ini, banyak nasabah yang lebih mengutamakan keamanan dibandingkan dengan bunga yang tinggi. Tak pelak, banyak nasabah yang akhirnya memutuskan untuk memindahkan dana investasinya dari bank kecil ke bank besar.

Direktur Mandiri Sekuritas Mirza Adityaswara mengakui, indikasi perpindahan dana dari bank-bank kecil ini sudah semakin terlihat belakangan ini. "Tentunya hal ini sangat menguntungkan, terutama bagi bank pemerintah karena persepsi masyarakat pasti lebih aman," tuturnya, Kamis (20/11) di Bandung.

Berdasarkan data Bank Indonesia per September 2008, ada penggemukan dana pihak ketiga di perbankan BUMN, sekitar Rp 40 triliun. Penambahan tersebut terjadi hanya dalam waktu satu bulan.

Mirza menambahkan, jika ini terus terjadi, dikhawatirkan akan instabilitas dalam sektor perbankan. “Makanya, saat ini muncul usulan atau ide tentang penjaminan penuh atau blanket guarantee atas dana nasabah,” katanya.

Meski demikian, ia tak menampik jika penjaminan penuh diterapkan di pasar uang antarbank, kemungkinan moral hazard dapat kembali terjadi seperti krisis dahulu. Oleh karena itu, tidak mudah bagi Departemen Keuangan dan Bank Indonesia untuk mengambil keputusan.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Agus Martowardjojo mengatakan, permasalahan ini tidak bisa dilihat secara sepihak. “Data-data tersebut tidak bisa dilihat secara harian. Jadi harus dilihat juga data-data dari bank swasta ataupun bank asing,” kata Agus.

Mirza sendiri memprediksi, keadaan bagi bank-bank kecil tidak akan banyak mengalami perubahan pada kuartal terakhir 2008. Meski likuiditas lebih longgar karena anggaran pemerintah mulai dicairkan, Mirza mengatakan, ini hanya akan menguntungkan bagi bank besar. "Bank-bank besar masih enggan untuk memberikan pinjaman kepada bank yang butuh likuiditas," ujarnya.

Senin, 17 November 2008

China tambah emas buat cadangan devisa

BEIJING: China berencana meningkatkan kepemilikan emas untuk diversifikasi penambahan cadangan devisa setelah nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan terdepresiasi.

Demikian diungkapkan China Gold Association (CGA), organiasi yang terdiri dari pedagang, produsen, dan pedagang retail emas. China merupakan pembeli surat utang (treasury) AS terbesar kedua di dunia.

"China sudah memiliki beberapa ribu ton emas dalam cadangannya, seperti telah diumumukan lima sampai enam kali oleh pemerintah yakni 600 ton emas," ungkap Hou Huimin, vice chairman CGA, hari ini.

Pendanaan di AS yang kini defisit mencapai level terendahnya pada Oktober mendorong sejumlah investor berspekulasi terhadap pelemahan dolar AS.

Dengan pelemahan itu, surat utang AS diproyeksikan tidak banyak terjual mengiringi paket dana talangan sebesar US$700 miliar untuk menggiatkan kembali sektor perbankan.

"Ada kepercayaan diri bahwa emas akan lebih atraktif seiring dengan utang AS yang makin besar. Dalam jangka panjang, baik dolar AS dan surat utangnya kemungkinan melemah. Oleh karena itu, China akan membeli emas lebih banyak meski secara berangsur-angsur," kata Kenichiro Ikezawa, fund manager Daiwa SB Investments Ltd di Tokyo.

Cadangan mata uang asing di China adalah yang terbesar mencapai US$1,9 triliun. Dolar anjlok 0,5% terhadap enam mata uang utama dunia, sementara harga emas turun 0,8% menjadi US$730,54 per ounce.

RUPSLB BBJ sepakat Edi Susmadi direktur baru

JAKARTA (Bisnis.com): PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) akhirnya sepakat menetapkan Edi Susmadi sebagai direktur baru menggantikan Jahja W. Sudomo dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPLB), hari ini.

Dalam RUPLB tersebut, seluruh pemegang saham BBJ menyetujui terpilihnya Edi Susmadi, Direktur Asosiasi Spesialti Arabika (SCAI), sebagai Direktur BBJ yang baru dan akan bertugas pada awal tahun depan. Jahja W Sudomo mengatakan dirinya akan mengakhiri tugasnya sebagai direktur pada akhir Desember 2008.

Hasan Zein Mahmud, Direktur Utama BBJ, mengatakan dengan terpilihnya direktur baru tersebut diharapkan bursa berjangka akan lebih fokus pada pengembangan produk. "Nanti kami buat pembagian tugas, yang penting dia [Edi] sudah dipilih dan dia punya latar belakang komoditas, semoga perdagangan berjangka lebih berkembang lagi," katanya kepada Bisnis.

Edi mengatakan dirinya resmi menduduki jabatan tersebut pada awal tahun depan. "Ya saya akan mulai tahun depan, mengenai rencana kerja belum dapat saya katakan," ujarnya.

Persetujuan penetapan Edi adalah berdasarkan hasil uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) pada 24 Oktober.(yn)


OPEC putuskan pangkas produksi Desember


DUBAI (Bloomberg): Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) akan memangkas produksi minyak negara anggotanya pada pertemuan tingkat tinggi di Ora, Algeria, bulan depan.

"Kami sepertinya tidak akan memutuskannya [untuk menurunkan volume produksi] di Kairo," ujar Presiden OPEC Chakib Khelil yang juga Menteri Energi Algeria seperti ditulis Bloomberg. OPEC akan mengadakan pertemuan di Kairo pada 29 November nanti, sedangkan pertemuan di Ora akan diselenggarakan bulan depan.

Dia menjelaskan saat ini informasi yang dibutuhkan organisasinya dan negara anggota belum cukup untuk mengambil kesimpulan, tetapi Presiden OPEC itu memastikan bakal memangkas volume produksi minyak pada pertemuan bulan depan.

Organisasi negara pengekspor minyak yang mengontribusi 40% terhadap volume minyak mentah dunia itu merencanakan pertemuan di Kairo, Mesir, untuk membahas pasar minyak mentah dunia dan langkah antisipatif yang dapat dilakukan guna menahan penurunan harga.

Harga minyak mentah sempat menyentuh US$54,67 per barel pada 13 November, yang merupkana level terendah sejak 21 bulan terakhir. Sebelumnya, OPEC elah memotong volume produksi minyak negara anggotanya sebesar 1,5 juta barel per hari pada pertemuan di Wina bulan lalu.
Jepang Masuki Masa Resesi

TOKYO, SENIN — Ekonomi Jepang, terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat, jatuh ke jurang resesi dalam kuartal ketiga tahun ini karena perusahaan-perusahaan memangkas investasinya akibat krisis finansial global, data resmi menunjukkan, Senin (17/11).

Ekonomi Jepang mengalami kontraksi 0,1 persen dalam tiga bulan hingga September setelah menyusut 0,9 persen dalam kuartal kedua tahun ini, menurut sebuah estimasi awal yang dirilis oleh kantor kabinet. Produk domestik bruto (PDB) mengalami kontraksi pada tingkat tahunan 0,4 persen, kata estimasi kantor kabinet.

Kondisi ekonomi terbesar Asia terakhir itu lebih suram dari perkiraan para analis yang rata-rata memproyeksikan tumbuh 0,1 persen kuartal ke kuartal.

Jepang bersama Jerman dan Italia adalah anggota Kelompok Delapan Ekonomi Maju (G-8) yang secara resmi telah menyatakan mengalami resesi yang biasanya didefinisikan sebagai dua kuartal atau lebih berturut-turut mencatat pertumbuhan negatif.

Data resmi lainnya pada Jumat menunjukkan bahwa zona euro secara keseluruhan juga mengalami resesi. Kontraksi ekonomi Jepang terutama akibat penurunan investasi usaha 1,7 persen dalam kuartal ketiga.

Setelah menderita serangkaian resesi dalam tahun 1990-an menyusul ledakan gelembung (bubble) ekonomi, Jepang telah mengalami pemulihan secara perlahan didukung oleh cerahnya ekspor dan investasi bisnis.

Namun, laba perusahaan yang sekarang merosot karena ekspor menderita akibat pelambatan ekonomi global, mendorong perusahaan-perusahaan memangkas investasinya dalam pabrik-pabrik dan peralatan baru yang telah menjadi motor utama pertumbuhan perekonomian.

Para analis memperkirakan, sedikit prospek pemulihan pada waktu mendatang. Ekonomi Jepang diperkirakan mengalami kontraksi 0,1 persen pada 2009, menurut Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) yang berbasis di Paris.

Indeks Nikkei saham Jepang turun 1,30 persen pada pembukaan perdagangan setelah data ekonomi ternyata lebih buruk daripada perkiraan.

Selasa, 11 November 2008

Ekspor China tumbuh melambat pada 19,2%

HONG KONG (Bloomberg): Pertumbuhan ekspor China melambat akibat turunnya permintaan sebagai dampak krisis finansial global yang juga menambah risiko di negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia itu.

Pihak pabean mengungkapkan ekspor China 19,2% pada Oktober dari tahun sebelumnya, lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan 21,5% pada September. Surplus perdagangan bertambah mencapai rekor US$35,2 miliar menyusul melemahnya impor.

Perekonomian China, kontributor terbesar bagi pertumbuhan global, melambat dalam lima kuartal berturut-turut. Dalam tiga bulan sampai dengan September hanya naik 9%. Pemerintah telah menyepakati paket stimulus fiskal senilai 4 triliun yuan (US$586 miliar) untuk mendorong pertumbuhan sampai 2010. Juga melonggarkan kebijakan moneter.

"Permintaan dari Eropa dan AS berlanjut menciut yang menghantam ekspor China dan investasi domestik," kata Wang Qian, ekonom JPMorgan Chase & Co di Hong Kong.

Ekspor tumbuh lebih tinggi dari estimasi median 17 ekonom sebesar 18,1%. Sementara impor naik 15,6% dari tahun sebelumnya, lebih rendah dari 21,3% posisi September.

Bank sentral menahan penguatan yuan atas dolar AS sejak pertengahan Juli, memproteksi eksportir mainan dan tekstil. Pasalnya, mata uang yang kuat akan membuat produk ekspor makin mahal dan kalah bersaing di pasar luar negeri.

International Monetary Fund (IMF) memprediksikan perekonomian China tumbuh 8,5% tahun depan, sementara AS, Jepang, dan negara kawasan euro mengalami resesi.

Inflasi di China melambat jadi 4%

HONG KONG (Bloomberg): Terjadi pelambatan atas laju inflasi di China sepanjang 17 bulan yang bisa memberi ruang bagi bank sentral untuk memangkas suku bunga guna menahan krisis finansial.

Biro statistik melaporkan harga-harga produk konsumen naik 4% pada Oktober dari tahun lalu, lebih rendah dari September 4,6%. Angka bulan lalu itu lebih rendah dari median estimasi 18 ekonom sebesar 4,2%.

Kabinet China telah menyetujui anggaran senilai 4 triliun yuan (US$586 miliar) untuk mendorong permintaan domestik seiring melemahnya kinerja ekspor. Selain itu, lambatnya sektor properti juga mengancam pertumbuhan ekonomi negara itu. Gubernur Zhou Xiaochuan menegaskan bank sentral kemungkinan menahan suku bungan setelah diturunkan sebanyak tiga kali dalam dua bulan terakhir.

"Penting bagi otoritas moneter China untuk menghindarkan ekonomi jatuh. Stimulus fiskal dapat membantu namun masih ada ruang bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunga," jelas Chen Xingdong, chief economist BNP Paribas SA Beijing.

Yuan diperdagangkan pada 6,8281 atas dolar AS pada pukul 10:28 a.m. di Shanghai, dari 6,8280 sebelum pengumuman inflasi itu.

Inflasi, yang naik cukup tinggi pada 2007 dan awal 2008, telah melambat dalam enam bulan menyusul membaiknya pasokan makanan dan turunnya harga komoditas dan energi.

Harga makanan naik 8,5% pada Oktober dari tahun sebelumnya, kenaikan terkecil dalam 17 bulan. Harga non-food juga naik 1,6%, lebih rendah dari 2% bulan sebelumnya.(yn)

Wall Street Tertekan

NEW YORK, SENIN - Saham-saham di bursa Wall Street AS melemah , pada perdagangan Senin (10/11) waktu setempat, seiring kekhawatiran terhadap resesi dan berita korporasi sehingga menghapus kenaikan pada pembukaan perdagangan yang diilhami oleh paket stimulus ekonomi besar-besaran dan rekor penalangan (bailout) terbesar AS untuk asuransi AIG.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 73,27 poin (0,82 persen) menjadi 8.870,54 pada penutupan pasar dan indeks saham teknologi Nasdaq jatuh 30,66 poin (1,86 persen) menjadi 1.616,74. Sedangkan Indeks Standard & Poor’s 500 mundur kembali 11,78 poin (1,27 persen) menjadi 919,21.

Wall Street sempat mengalami rally pada pembukaan pasar, memperpanjang kekuatan beli di pasar-pasar Asia dan Eropa setelah pemerintah China pada Minggu, mengumumkan rencana untuk membelanjakan empat triliun yuan (586 miliar dollar AS) pada proyek-proyek hingga akhir 2010 untuk menyalakan semangat ekonominya, yang terpukul keras oleh krisis finansial global.

Tetapi, rally Wall Street gagal berlanjut karena berita korporasi mengingatkan para investor tentang kesulitan mendalam di ekonomi terbesar dunia tersebut (AS). "Keraguan tentang masa depan dari General Motors dan kekhawatiran tentang pendapatan korporasi membebani pasar," kata Al Goldman, analis dari Wachovia Securities.

"Dalam jangka pendek lalu, masalahnya adalah membangun kembali kepercayaan di negara kami, ekonomi kami dan termasuk pasar modal. Data ekonomi baru-baru ini memperlihatkan berlanjutnya pelemahan ekonomi yang terus meningkatkan berita-berita negatif. Pesan ini juga kami peroleh dari pergerakan pasar saham baru-baru ini," tambahnya lagi.

Pemerintah China, Minggu, mengumumkan rencana untuk membelanjakan empat triliun yuan dalam proyek-proyek hingga akhir tahun 2010 untuk menyalakan motor ekonominya yang terpukul keras krisis finansial global dan menurunnya ekspor.

Sementara rencana tambahan bailout terhadap AIG, juga sempat memberikan kekuatan pada pasar. Pemerintah AS menawarkan rekor terbesar talangan sebesar 150 miliar dollar AS kepada raksasa asuransi tersebut. Berdasarkan rencana penyelamatan baru tersebut, Departemen Keuangan AS akan membeli 40 miliar dollar AS saham preferen baru yang diterbitkan AIG di bawah "Troubled Asset Relief Program", sebuah lembaga dana darurat yang didirikan untuk membantu institusi keuangan yang kesulitan. Saham AIG naik 8,06 persen menjadi 2,28 dollar AS.

Namun saham General Motors jatuh 24,50 persen menjadi 3,29 dollar AS setelah analis Deutsche Bank memproyeksikan harga sahahamnya akan jatuh menjadi nol, sekalipun jika ada bailout pemerintah terhadap produsen mobil terbesar AS tersebut, para pemegang saham tidak akan diuntungkan. Saham Goldman Sachs jatuh 8,45 persen menjadi 71,21 dolar AS setelah para analis Barclays Capital mengatakan dalam kuartal keempat bank akan mencatat kerugian pertamanya sejak tercatat pada 1999.

Saham-saham komoditi kelas berat meningkat. ExxonMobil, komponen Dow Jones terbesar, naik 0,50 persen pada 74,32 dolar AS dan raksasa aluminum Alcoa bertambah 5,00 persen pada 11,75 dolar AS. Fannie Mae, raksasa mortgage AS yang diselamatkan pemerintah, turun 3,36 persen menjadi 71,5 sen setelah melaporkan kerugiannya kian besar dalam kuartal ketiga menjadi 28,99 miliar dollar AS.

The Fed Keluarkan Talangan Rp 22.000 Triliun

WASHINGTON, SENIN - The Federal Reserve (the Fed) sepertinya belum mau membuka diri terkait informasi penyerahan dana talangan atau bailout senilai 2 triliun dollar AS atau sekitar Rp 22.000 triliun atau bisa membiayai APBN Indonesia lebih dari 15 kali. Buktinya, hingga sekarang, the Fed menolak memberikan identifikasi siapa saja pihak-pihak yang sudah menerima komitmen pinjaman darurat yang berasal dari pajak warga Amerika tersebut.

Padahal impinan the Fed Ben S Bernanke dan Mentri Keuangan Henry Paulson pada September lalu bilang, mereka akan mengikuti permintaan Kongres untuk melakukan transparansi pada pengucuran dana senilai US$ 700 miliar. Namun dua bulan kemudian, jumlah dana yang dikucurkan the Fed semakin membengkak karena adanya program-program penyelamatan yang lain. Ironisnya, warga Amerika tidak mengetahui ke mana uang yang mereka bayarkan pergi atau kepada siapa dana tersebut dipinjamkan.

“Tidak ada pengumuman atau informasi kepada publik mengenai perjanjian dana darurat itu. Ini merupakan masalah besar. Memang, dalam pasar yang likuid hal itu tidak menjadi masalah, namun saat ini kondisi sangat rentan dan penuh ketidakpastian,” jelas Dan Fuss, vice chairman Loomis Sayles & Co.

Bloomberg sudah meminta detail mengenai dana yang dikucurkan kepada US Freedom of Information Act. Begini informasi lengkapnya. The Fed sudah melakukan pengucuran duit dalam 11 program utama. Delapan program diantaranya dilakukan dalam kurun waktu 15 bulan terakhir, di tengah situasi krisis finansial terbesar sejak terjadinya Great Depression.

“Itu adalah uang kalian (warga Amerika), bukan uang the Fed. Tentu saja harus ada transparansi,” jelas Ted Forstmann, senior partner Forstmann Little & Co di New York.

Jurubicara the Fed Michelle Smith menolak berkomentar mengenai hal ini. Sementara, jurubicara Kementerian Keuangan Michele Davis juga tidak membalas telepon maupun email Bloomberg.

Pinjaman yang diberikan the Fed sangat penting karena juga meliputi program Troubled Asset Relief Program (TARP). Pada minggu lalu, total pinjaman yang sudah dikucurkan the Fed mencapai 2 triliun dollar AS untuk pertama kalinya. Bahkan dalam tujuh minggu terakhir, jumlahnya sudah melonjak 140 persen atau 1,172 triliun dollar AS sejak pimpinan the Fed melonggarkan persyaratan pinjaman pada 14 September lalu.

Tidak adanya transparansi ini sangat bertentangan dengan pernyataan Paulson dan Bernanke tentang pentingnya transparansi. Pada 23 September lalu, tepatnya dalam dengar pendapat Senate Banking Committee di Washington, Paulson menyerukan agar dilakukannya transparansi atas penyaluran dana yang digelontorkan melalui program TARP. “Kita perlu pandangan. "Kita perlu perlindungan. Kita perlu transparansi. Saya mau itu. Kita semua menginginkannya,” jelas Paulson.

Pada dengar pendapat gabungan anggota Kongres dan Senat sehari berikutnya, Bernanke juga menekankan pentingnya transparansi dan keterbukaan dalam program tersebut. “Transparansi merupakan isu besar,” jelasnya.

Sekadar tambahan informasi, pinjaman dana tunai dan obligasi pemerintah diberikan the Fed kepada sejumlah perbankan, termasuk di dalamnya Lehman Brothers Inc, Citigroup Inc dan JPMorgan Chase & Co.

Menurut Scott Talbott, senior vice president Financial Services Roundtable, pihak perbankan menolak untuk merilis sejumlah informasi terkait hal tersebut karena hal itu akan menunjukkan kelemahan dalam perusahaannya. Jika hal itu terjadi, dikhawatirkan akan terjadi short selling dan para investor akan menarik dananya secara besar-besaran.

“Harus ada keseimbangan antara transparansi dengan melindungi kepentingan publik. Para pembayar pajak memang punya hak untuk mengetahui kemana uang mereka pergi, namun jika hal itu dipublikasikan begitu saja akan mempengaruhi tingkat kepercayaan publik terhadap sistem,” jelas Talbott.

Beberapa bank besar AS yakni Citigroup, Bank of America Corp, JPMorgan Chase, Wells Fargo & Co, Goldman Sachs Group Inc dan Morgan Stanley, menolak berkomentar mengenai apakah mereka sudah mendapat pinjaman dari the Fed atau belum.

Rabu, 05 November 2008

LAP.TRANSAKSI REAL TRADING PIALANG BBJ / OKTOBER 2008

052

PT Monex Investindo Futures

58272

015

PT Maxgain International Futures

41636

059

PT Graha Finesa Berjangka

34244

051

PT Millennium Penata Futures

32938

049

PT Solid Gold Berjangka

26693

008

PT CIC Futures

21270

042

PT Mahadana Asta Berjangka

20500

050

PT Valbury Asia Futures

18790

063

PT Century Investment Futures

16363

012

PT Rifan Financindo Berjangka

14841

036

PT Kontakperkasa Futurex

13610

062

PT Trijaya Pratama Futures

10123

010

PT Asia Kapitalindo Komoditi Berjangka

9882

004

PT Harumdana Berjangka

8192

066

PT Inter Pan Pasifik Futures

6860

060

PT Russley Futures

6695

053

PT Realtime Forex Futures

5640

097

PT Midtou Aryacom Futures

5129

Senyum Mengembang Wall Street untuk Pemilu AS

NEW YORK, - Kegairahan tercipta di lantai bursa Wall Street, New York di saat pasar menaruh harapan terhadap pemilihan umum AS yang akan berakhir. Sejumlah analis berpendapat investor tengah mengantisipasi pemulihan pada akhir tahun dari krisis keuangan Wall Street.

Indeks Dow Jones terdongkrak hingga di atas 300 poin atau ditutup pada angka tertinggi dalam 4 pekan terakhir. Kenaikan ini merupakan tertinggi yang dialami Dow Jones pada masa pemilu AS sejak tahun 1984 saat Ronald Reagan terpilih sebagai presiden AS dengan menyisihkan rivalnya Walter Mondale.

Siapapun yang nantinya terpilih sebagai presiden AS, analis memprediksi nilai saham AS berada pada jalur pemulihan. Prediksi itu disusun mengingat kebijakan calon presiden AS dari Partai Republik John McCain dan rivalnya dari Demokrat Barack Obama kemungkinan akan dihadapkan pada kelesuan ekonomi dan luapan dukungan pemerintah yang didesain untuk menuntun sistem keuangan global agar tak lari menuju pada keruntuhan.

Menurut hasil perhitungan awal, indeks Dow Jones naik 305,45 atau 3,28 persen serta ditutup pada 9.625,28. Indeks Dow Jones ditutup di bawah 9.500 pada 6 Oktober lalu saat diakhiri pada level 9.955,50.

Indeks terkemuka lainnya juga mengalami peningkatan. Indeks Standard & Poor's 500 naik 39,45 poin atau 4,08 persen serta ditutup pada 1.005,71. Indeks gabungan Nasdaq naik 53,79 atau 3,12 persen serta ditutup pada 1.780,12, kenaikan ke-6 kali secara berturut-turut atau terlama dalam transaksi tahun ini.

DOLLAR MELEMAH, MINYAK MELONJAK

NEW YORK, - Harga minyak mentah dunia mengalami rally tajam pada Selasa (4/11) waktu setempat, didorong melemahnya dollar AS dan OPEC yang memangkas produksinya sesuai dengan yang dijanjikan.

Harga melompat dari posisi terendah 21 bulan untuk minyak mentah Brent North Sea, karena harga komoditas dan pasar-pasar finansial melakukan penilaian kembali terhadap prospek kecenderungan turun ekonomi seluruh dunia.

Di New York, acuan kontrak minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Desember meningkat 6,62 dollar AS menjadi ditutup pada 70,53 dollar AS per barel, melonjak lebih dari 10 persen.

Di London, kontrak berjangka minyak mentah Brent untuk penyerahan Desember mantap pada 66,44 dollar AS per barel, naik 5,96 dollar AS dari penutupan Senin.

Pergerakan pasar terjadi karena saham-saham di seluruh dunia menguat bersamaan dengan komoditi dan melemahnya dollar AS -- sebuah sinyal bahwa para investor mengambil lebih banyak risiko setelah periode pengurangan.

"Harga-harga komoditas terus rebound. Gandum, kedelai dan jagung semuanya naik, bersamaan dengan logam-logam dasar, termasuk tembaga, alumunium dan seng," kata Nathan Topper dari Economy.com.

Melemahnya dollar AS membuat harga minyak dalam mata uang AS lebih murah untuk para pembeli yang memegang mata uang kuat, sehingga mendorong permintaan naik. Pada Selasa, euro sempat melompat kembali di atas 1,30 dollar AS.

Pasar-pasar finansial sedang menilai dampak pemilihan presiden AS, yang diharapkan dapat merubah pendekatan terhadap krisis finansial global, termasuk serangkaian tindakan oleh bank-bank sentral dan pemerintah untuk mendorong kegiatan ekonomi.

Para analis mengatakan harga juga rebound di tengah berita bahwa produsen minyak mentah OPEC mengimplementasikan pengurangan produksinya, sesuai yang dijanjikan dalam pertemuan mereka bulan lalu. "Dorongan utama terhadap pembalikan harga tadi malam adalah berita bahwa Uni Emirat Arab telah mengurangi produksinya sekitar 200.000 barel per hari dari produksi normal 2,5 juta barel per hari," kata Mike Fitzpatrick dari MF Global.

Lebih penting lagi, lanjutnya, Arab Saudi telah menjawab skeptisme kerajaan memenuhi kesepakatan pengurangan produksi OPEC pada 24 Oktober, dengan mengatakan kepada perusahaan-perusahaan minyak utama bahwa pihaknya akan membatasi volume yang dapat mereka muat bulan ini.

Bulan lalu, OPEC mengatakan akan mengurangi produksinya untuk menahan penurunan harga, yang telah terkoreksi lebih dari separuhnya dari rekor tertinggi di atas 147 dollar AS per barel pada Juli lalu, ketika kekhawatiran gangguan pasokan mendorong harga minyak meroket.