Market Watch

Economic Calendar

Selasa, 11 November 2008

The Fed Keluarkan Talangan Rp 22.000 Triliun

WASHINGTON, SENIN - The Federal Reserve (the Fed) sepertinya belum mau membuka diri terkait informasi penyerahan dana talangan atau bailout senilai 2 triliun dollar AS atau sekitar Rp 22.000 triliun atau bisa membiayai APBN Indonesia lebih dari 15 kali. Buktinya, hingga sekarang, the Fed menolak memberikan identifikasi siapa saja pihak-pihak yang sudah menerima komitmen pinjaman darurat yang berasal dari pajak warga Amerika tersebut.

Padahal impinan the Fed Ben S Bernanke dan Mentri Keuangan Henry Paulson pada September lalu bilang, mereka akan mengikuti permintaan Kongres untuk melakukan transparansi pada pengucuran dana senilai US$ 700 miliar. Namun dua bulan kemudian, jumlah dana yang dikucurkan the Fed semakin membengkak karena adanya program-program penyelamatan yang lain. Ironisnya, warga Amerika tidak mengetahui ke mana uang yang mereka bayarkan pergi atau kepada siapa dana tersebut dipinjamkan.

“Tidak ada pengumuman atau informasi kepada publik mengenai perjanjian dana darurat itu. Ini merupakan masalah besar. Memang, dalam pasar yang likuid hal itu tidak menjadi masalah, namun saat ini kondisi sangat rentan dan penuh ketidakpastian,” jelas Dan Fuss, vice chairman Loomis Sayles & Co.

Bloomberg sudah meminta detail mengenai dana yang dikucurkan kepada US Freedom of Information Act. Begini informasi lengkapnya. The Fed sudah melakukan pengucuran duit dalam 11 program utama. Delapan program diantaranya dilakukan dalam kurun waktu 15 bulan terakhir, di tengah situasi krisis finansial terbesar sejak terjadinya Great Depression.

“Itu adalah uang kalian (warga Amerika), bukan uang the Fed. Tentu saja harus ada transparansi,” jelas Ted Forstmann, senior partner Forstmann Little & Co di New York.

Jurubicara the Fed Michelle Smith menolak berkomentar mengenai hal ini. Sementara, jurubicara Kementerian Keuangan Michele Davis juga tidak membalas telepon maupun email Bloomberg.

Pinjaman yang diberikan the Fed sangat penting karena juga meliputi program Troubled Asset Relief Program (TARP). Pada minggu lalu, total pinjaman yang sudah dikucurkan the Fed mencapai 2 triliun dollar AS untuk pertama kalinya. Bahkan dalam tujuh minggu terakhir, jumlahnya sudah melonjak 140 persen atau 1,172 triliun dollar AS sejak pimpinan the Fed melonggarkan persyaratan pinjaman pada 14 September lalu.

Tidak adanya transparansi ini sangat bertentangan dengan pernyataan Paulson dan Bernanke tentang pentingnya transparansi. Pada 23 September lalu, tepatnya dalam dengar pendapat Senate Banking Committee di Washington, Paulson menyerukan agar dilakukannya transparansi atas penyaluran dana yang digelontorkan melalui program TARP. “Kita perlu pandangan. "Kita perlu perlindungan. Kita perlu transparansi. Saya mau itu. Kita semua menginginkannya,” jelas Paulson.

Pada dengar pendapat gabungan anggota Kongres dan Senat sehari berikutnya, Bernanke juga menekankan pentingnya transparansi dan keterbukaan dalam program tersebut. “Transparansi merupakan isu besar,” jelasnya.

Sekadar tambahan informasi, pinjaman dana tunai dan obligasi pemerintah diberikan the Fed kepada sejumlah perbankan, termasuk di dalamnya Lehman Brothers Inc, Citigroup Inc dan JPMorgan Chase & Co.

Menurut Scott Talbott, senior vice president Financial Services Roundtable, pihak perbankan menolak untuk merilis sejumlah informasi terkait hal tersebut karena hal itu akan menunjukkan kelemahan dalam perusahaannya. Jika hal itu terjadi, dikhawatirkan akan terjadi short selling dan para investor akan menarik dananya secara besar-besaran.

“Harus ada keseimbangan antara transparansi dengan melindungi kepentingan publik. Para pembayar pajak memang punya hak untuk mengetahui kemana uang mereka pergi, namun jika hal itu dipublikasikan begitu saja akan mempengaruhi tingkat kepercayaan publik terhadap sistem,” jelas Talbott.

Beberapa bank besar AS yakni Citigroup, Bank of America Corp, JPMorgan Chase, Wells Fargo & Co, Goldman Sachs Group Inc dan Morgan Stanley, menolak berkomentar mengenai apakah mereka sudah mendapat pinjaman dari the Fed atau belum.

0 komentar: