Market Watch

Economic Calendar

Sabtu, 28 Februari 2009

Pajak derivatif kontrak berjangka tak diubah


JAKARTA: Pemerintah menyatakan tidak akan merevisi peraturan pemerintah (PP) No. 17/2009 tentang PPh atas penghasilan dari transaksi derivatif berupa kontrak berjangka.

Direktur Jenderal Pajak Departemen Keuangan Darmin Nasution mengatakan penetapan tarif final terhadap transaksi derivatif berupa kontrak berjangka sebesar 2,5% dari margin awal, tidak akan memicu terjadinya transaksi di luar bursa (black market).

“Lho bilang saja kalau nggak mau bayar pajak kalau begitu. Dan nggak ada revisi [untuk pengenaan tarif finalnya],” jawabnya saat ditemui di kantornya, hari ini.

Pada 9 Februari lalu, pemerintah telah menerbitkan aturan pelaksana pasal 4 ayat 2 UU PPh yang baru yaitu PP No. 17/2009 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Derivatif Berupa Kontrak Berjangka yang Diperdagangkan di Bursa. Dalam PP itu disebutkan transaksi di bursa berjangka dikenai tarif final sebesar 2,5% dari margin awal.

Kebijakan yang berlaku surut mulai 1 Januari 2009 itu kemudian menuai keberatan dari pelaku bursa berjangka yang selama ini belum dikenai pungutan pajak penghasilan terhadap transaksi, apalagi pemerintah hanya mengenakan tarif PPh final sebesar 0,1% dari nilai transaksi penjualan di bursa efek.

Direktur PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) Hasan Zein Mahmud sebelumnya menuntut persamaan perlakuan dengan bursa efek terkait dengan besaran pengenaan PPh final bagi pelaku perdagangan berjangka.

“Ini tiruan bursa, tetapi jumlahnya puluhan kali lipat dari yang dikenakan di bursa efek. Perkiraan saya kalau itu ditegakkan seperti itu transaksi di bursa [berjangka] bisa mati,” katanya (Bisnis, 24 Februari)

Selain protes dari BBJ, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) Surdiyanto Suryodarmodjo sebelumnya juga menyatakan keberatan atas ketentuan dalam PP tersebut. Menurutnya, jika PPh dihitung dari margin awal menjadi tidak adil dibandingkan dengan pajak yang dikenakan di bursa efek yaitu, 0,1% dari penjualan.

Dia menuturkan perhitungan PPh itu seharusnya berdasarkan jumlah lot transaksi dikalikan dengan margin awal, yaitu jumlah uang yang beredar, dan besaran tarifnya.

Menanggapi hal tersebut, Darmin mengatakan pengenaan tarif PPh final kepada transaksi derivatif berupa kontrak berjangka tidak bisa disamakan dengan transaksi derivatif yang ada di bursa efek.

“Kalau disamakan [dengan bursa efek] nggak bisa karena kami nggak tahu transaksinya [di bursa berjangka] seperti apa persisnya,” jelasnya. (ln)


Pialang berjangka sulit merger

JAKARTA: Imbauan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) agar beberapa perusahaan pialang melakukan merger untuk memperkuat modal diperkirakan masih 'bertepuk sebelah tangan'.

Dorongan untuk melakukan merger antarpialang itu dilegalkan dalam Surat Keputusan Kepala Bappebti No.65/Bappebti/Per/1/2009 tentang Ketentuan Permodalan dalam Sistem Perdagangan Alternatif.

I Gede Raka Tantra, Ketua Asosiasi Pialang Berjangka Indonesia (APBI), mengatakan imbauan otoritas bursa berjangka komoditas sulit direalisasikan karena para pialang memiliki misi yang berbeda-beda.

"Secara teori gampang, tetapi sebenarnya sulit karena masing-masing mempunyai misi. Mungkin perlu waktu," katanya kepada Bisnis di Jakarta, belum lama ini.

Hingga saat ini, sambungnya, belum terdengar rencana merger di antara perusahaan pialang yang masuk menjadi anggota APBI. Meski demikian, dia mengklaim para pialang mempunyai niat baik untuk memenuhi ketentuan tersebut, meski saat ini menyatakan keberatan.

I Gede menjelaskan sekitar 50% dari total 50 anggota pialang mengaku kesulitan untuk menambah modal.

"Ini saat krisis likuiditas. Jadi mereka bukan keberatan, hanya berat untuk memenuhinya. Mungkin akan tersendat-sendat."

Dia menuturkan imbauan Bappebti itu untuk menciptakan industri berjangka yang bonafid setelah beberapa perusahaan pialang yang dicabut izin usahanya diketahui memakai dana nasabah.

Untuk itu, katanya, jumlahnya juga disamakan dengan jumlah modal disetorkan oleh pialang efek ke Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mencapai Rp25-30 miliar. Sebagai awal, tuturnya, perhitungannya didasarkan pada 10% dari dana kelolaan.

Sementara itu, I Gede mengungkapkan nilai transaksi di bursa berjangka cukup besar akhir-akhir ini. Oleh karena itu, katanya, perusahaan pialang kecil terpaksa menyesuaikan dengan ketentuan tersebut.

Sebelumnya, Presiden Direktur PT Asia Kapitalindo Berjangka Komoditi Ricky Lie Ferlianto, juga memperkirakan merger pialang menemui sejumlah kendala di antaranya sulit untuk menemukan mitra bisnis yang tepat.

"Mereka merasa sayang sudah mengurus izin dan melewati berbagai persyaratan, tetapi apa yang diperjuangkan selama ini harus hilang [akibat merger]," tuturnya.

Perusahaannya, kata Ricky, mengklaim mendukung kebijakan itu karena penting bagi perlindungan nasabah. Perusahaan pialang itu mencatat modal ditahan sebesar Rp12 miliar.

Suntik modal


I Gede mengungkapkan pada Juli para pialang akan berusaha memenuhi ketentuan penambahan modal tahap I.

"Namun untuk tahap II, kami berharap jangka waktu untuk menambah modalnya diundur dari 6 bulan menjadi 1-1,5 tahun," tegasnya.

Masalah jangka waktu penambahan yang dilakukan per 6 bulan sekali itu hingga Januari 2011 dinyatakan Gede sebagai salah satu kendala bagi pialang.

Dalam SK tersebut, Bappebti memutuskan penyelenggara sistem perdagangan alternatif (SPA) wajib memenuhi persyaratan modal disetor senilai minimum Rp15 miliar yang berlaku efektif paling lama tanggal 1 Juli 2009.

Jumlah modal disetor itu kemudian ditingkatkan setiap 6 bulan yakni menjadi Rp20 miliar mulai 1 Januari 2010, Rp25 miliar pada 1 Juli 2010, dan Rp30 miliar pada 1 Januari 2011.

Selain itu, SK itu juga memuat keputusan minimum modal ditahan sebesar Rp10 miliar yang berlaku 1 Juli 2009, Rp15 miliar pada 1 Januari 2010, Rp20 miliar pada 1 Juli 2010, dan Rp25 miliar pada 1 Januari 2011.

Nana Oktavia Musliana

Ekonomi Hong Kong diprediksi turun 2%-3%


HONG KONG (Bloomberg): Ekonomi Hong Kong diperkirakan mengalami kontraksi pertama sejak 1998 di saat krisis finansial terburuk mengurangi ekspor dan jumlah tenaga kerja.

Produk domestik bruto (PDB) diprediksi menurun 2%-3% pada 2009, kata Menkeu John Tsang dalam pidato anggaran hari ini. Ekonomi mencatat kenaikan 2,5% tahun lalu. Krisis finansial global menekan permintaan ekspor dan menyeret indeks saham Hang Seng anjlok 53% sejak awal tahun lalu.

Tsang menyatakan pemerintah berencana mengeluarkan dana HK$1,6 miliar (US$200 juta) untuk tiga tahun ke depan demi membuka 62.000 lapangan kerja.

"Sektor perdagangan kami sedang buruk dan diperparah dengan lesunya angka konsumsi serta tingginya pengangguran. Hasilnya mungkin akan terlihat pada akhir tahun ini saat efek stimulus mulai terasa pada perekonomian," ujar Joanne Yim, ketua ekonom pada Hang Seng Bank Ltd Hong Kong.

PDB menurun 2,5% pada kuartal IV/2008 setelah naik 1,7% pada kuartal III. Indek Hang Seng meningkat 1,4% pada pukul 11:23 waktu Hong Kong. Tsang memperkirakan terjadinya defisit anggaran HK$4,9 miliar, pertama kalinya dalam lima tahun terakhir.

"Ekonomi Hong Kong diperkirakan mengalami kontraksi 3,4% pada 2009 dibandingkan tahun sebelumnya. Perubahan tidak akan terasa dampaknya sampai ekspor kembali stabil, yang mungkin tercapai pada semester kedua tahun ini," kata seorang ahli ekonomi UBS AG di Hong Kong.

PCCW Ltd, perusahaan telepon terbesar di Hong Kong, menyebutkan mereka memecat sekitar 80 orang karyawan minggu lalu. HSBC Holdings Plc mengumumkan pemberhentian 450 orang karyawanya di Hong Kong pada November lalu.

Pada Desember, Standard Chartered Plc menyatakan melakukan pemangkasan sekitar 200 orang. Pengangguran meningkat 0,5% menjadi 4,6% pada periode tiga bulan sampai Januari, angka tertinggi sepanjang satu dekade terakhir.

Pemerintah memberikan kredit untuk para pengusaha, kemudahan infrastruktur dan dorongan untuk pembukaan lahan usaha. Otoritas Moneter Hong Kong Oktober lalu memperkecil perbedaan antara base rate-nya dan U.S. Federal Funds Target Rate demi menaikan liquiditas pada sistem keuangan. Angka base rate di Hong Kong sebesar 50 basis poin di atas Fed rate, dibandingkan 150 basis poin sebelumnya. (T01/tw)

Manufaktur Jepang pangkas 10% produksi


TOKYO (Bloomberg): Secara tidak terduga sektor manufaktur di Jepang memutuskan untuk memangkas produksi sebesar 10% bulan lalu, indikasi akan banyak PHK sebagai dampak resesi terburuk sejak 1945.

Kementerian Perdagangan hari ini melaporkan hasil produksi Desember tercatat turun terbesar sebesar 9,8%. Pernyataan tersebut sesuai dengan estimasi ekonom. GDP mengalami penurunan 12,7% pada kuartal terakhir, sementara melemahnya ekspor dan produksi pada Januari menandakan tidak akan terjadi perubahan ekonomi yang cukup signifikan pada 3 bulan pertama tahun ini.

Kemerosotan yang sedang terjadi ini menyebabkan ribuan pengangguran dan parlemen melarang pemerintahan Perdana Menteri Taro Aso melakukan stimulus untuk menambah pengeluaran domestik dan melindungi para pekerja.

"Dampak dari tren penurunan pada permintaan akhir sangat besar, bahkan lebih besar dibandingkan dengan sebelumnya, dan penyesuaian persediaan sangat sulit," ujar Hiroshi Shiraishi, ekonom BNP Paribas Securities Japan Ltd di Tokyo, hari ini.

Penurunan ekonomi Jepang sepanjang kuartal kemarin terburuk sejak oil shock pada 1974. Analis memprediksikan kemerosotan berpengaruh pada kondisi fiskal tahun depan. Survei ekonom yang dilakukan Bloomberg minggu lalu melaporkan pertumbuhan mungkin akan menurun 4% mulai 1 April.

Kementerian mengungkapkan pengeluaran rumahtangga turun 5,9% dari tahun sebelumnya, penurunan terbesar lebih dari 2 tahun. Tingkat pengangguran secara tak terduga turun menjadi 4,1%.

Federal Reserve Chairman Ben S. Bernanke minggu ini menyatakan kemungkinan ekonomi AS, target pasar terbesar Jepang, tidak akan bangkit dari resesi sampai tahun depan. Kepercayaan konsumen AS menurun di Februari dan survei ekonom Bloomberg memprediksikan angka pemesanan akan tetap merosot sepanjang semester pertama tahun ini.

Jepang bergantung pada angka pertumbuhan ekspor sepanjang dekade terakhir, menjadikannya rentan akan resesi global. Bank sentral melaporkan produksi manufaktur turun 21% sepanjang 2008, 16% lebih tinggi semenjak dekade terakhir. Ekspor turun sebesar 45,7% bulan lalu, melanjutkan 35% penurunan bulan sebelumnya.(t03/yn)

Runtuhnya imperium The Big Three

oleh : Afriyanto

Tiga raksasa otomotif dunia, atau yang lebih dikenal dengan sebutan The Big Three (General Motors Corporation/GM, Ford Motor Company, dan Chrysler LLC) kini dalam kondisi kritis, bahkan terancam bangkrut?

Krisis finansial yang melanda Amerika Serikat (AS) telah memporakporandakan kinerja ketiga produsen otomotif tersebut. Volume penjualan mereka anjlok sehingga menderita kerugian yang cukup besar.

Dari ketiga raksasa otomotif AS ini, kondisi GM paling parah. Pada 2007 GM menderita kerugian US$38,7 miliar, sedangkan tahun lalu diperkirakan lebih besar lagi. Chrysler sepanjang tahun lalu menderita kerugian sebesar US$8 miliar dan Ford di tahun yang sama merugi US$14,6 miliar.

Nilai dana talangan dari pemerintah AS sebesar US$13,4 miliar untuk GM dan US$4 miliar bagi Chrysler yang dikucurkan pada Desember 2008 ternyata belum mampu menolong keduanya keluar dari kemelut.

Pada 17 Februari, GM dan Chrysler kembali mengajukan tambahan pinjaman masing-masing US$16,6 miliar dan US$5 miliar, disertai dengan rencana aksi penyelamatan (lihat tabel).

Ford terlihat lebih beruntung, karena sejauh ini belum meminta bantuan pemerintah. Perusahaan ini masih mampu mencari pinjaman swasta, dan jumlahnya pun tidak terlalu besar.

Jika The Big Three tak mampu keluar dari krisis dan dinyatakan bangkrut, sudah pasti dampak luar biasa akan segera menghampiri, tidak hanya pada negara AS tapi juga kawasan lain di belahan dunia ini, baik finansial maupun sosial.

Ada beberapa akibat besar yang bakal ditimbulkan dari kebangkrutan industri otomotif AS. Pertama, pemerintah AS, menurut perhitungan sejumlah analis, akan kehilangan US$151 miliar dari setoran pajak pada tahun pertama sejak The Big Three dinyatakan bangkrut. Angka tersebut akan membengkak menjadi US$398 miliar pada 3 tahun berikutnya.

Kedua, akan terjadi lonjakan pengangguran sebanyak 2 hingga 3 juta orang, sehingga tingkat pengangguran bakal naik dari 7,6% menjadi 9% pada 2010.

Ketiga, akan terjadi perubahan peta pasar otomotif dunia. Keempat, reputasi pemerintahan Barack Obama bakal tercoreng.

Faktor keempat inilah yang tampaknya menjadi concern Obama sehingga dia berusaha mati-matian menyelamatkan salah satu sektor penggerak perekonomian Negeri Paman Sam itu.

Obama pun telah membentuk tim khusus yang menangani proses restrukturisasi The Big Three, sekaligus merombak tim car czar yang dibentuk presiden terdahulu George W. Bush.

Peluang bagi GM, Ford, dan Chrysler sejauh ini masih fifty-fifty. Artinya, mereka masih bisa bertahan hidup dan keluar dari kemelut, tapi di sisi lain mereka pun berpotensi bangkrut.

Perkembangan produksi global The Big Three (Juta unit)
Nama perusahaan 2006 2007
General Motors 8,93 9,35
Ford 6,27 6,25
Chrysler 2,54 2,54

Rencana aksi penyelamatan GM
* Tambahan pinjaman baru US$16,6 miliar, sehingga total menjadi US$30 miliar (US$13,4 miliar sudah diterima Desember 2008).
* Pembayaran angsuran utang dimulai 2012 dan lunas 2017.
* Memangkas 47.000 tenaga kerja secara global pada 2009 (19% dari total tenaga kerja).
* Jam kerja 72.000 jam hingga 2012, turun dari sebelumnya 92.000 jam.
* Menutup 14 pabrik tahun ini, dengan total 33 pabrik hingga 2012.
* Mengurangi model kendaraan dari 48 tahun lalu menjadi 36 pada 2012.
* Meluncurkan 5 produk baru hingga 2012.
* Menunda produksi mobil listrik Chavrolet Volt yang semula dijadwalkan 2010.
* Mempertahankan merek Chevrolet, Cadillac, Buick dan GMC. Pontiac akan menjadi sub merek. Menjual divisi Saturn.
Rencana aksi penyelamatan Chrysler
* Tambahan pinjaman baru US$5 miliar, sehingga total menjadi US$9 miliar (US$4 miliar sudah diterima pada Desember 2008).
* Memangkas tiga model pada 2009, yakni Chrysler Aspen, PT Cruiser, dan Dodge Durango.
* Memangkas 3.000 tenaga kerja, menurunkan kapasitas produksi 100.000 unit, memotong biaya tetap US$700 juta, menjual aset US$300 juta pada 2009.
* Menjalin kerja sama dengan produsen otomotif Italia, Fiat SpA.
Sumber: OICA (Organisation Internationale des Constructeurs d'Automobiles)

Beda pendapat

Para pejabat dan pakar di AS pun terlihat beda pandangan menyikapi nasib yang menimpa ketiga produsen otomotif AS tersebut. Mark Zandi, kepala ekonom pada Moody's Economy.com misalnya, berpendapat sebaiknya pemerintah AS memberikan tambahan dana talangan agar The Big Three bisa terus beroperasi, setidaknya hingga 31 Maret.

Setelah itu, katanya seperti dikutip AP, pemerintah bisa mempersiapkan proses kebangkrutan berdasarkan skema Chapter 11 (salah satu pasal dalam Bankruptcy Code AS yang memberikan kesempatan kepada perusahaan melakukan reorganisasi di bawah UU Kebangkrutan AS).

Namun David Leiker, analis pada perusahaan konsultan finansial Robert W Baird, menilai kebangkrutan merupakan opsi terbaik bagi The Big Three, terutama GM dan Chrysler. Alasannya, restrukturisasi kedua perusahaan ini sangat kompleks dan rumit.

Bangkrut tidaknya The Big Three tentunya sangat ditentukan oleh tekad dan kedisiplinan mereka dalam melaksanakan program aksi penyelamatan yang telah mereka susun, di samping tentu saja bantuan dana talangan dari pemerintah.

Jika mereka konsisten menjalankan program aksi penyelamatan, kemungkinan besar ketiganya bakal mampu keluar dari kemelut dan terhindar dari ancaman kebangkrutan.

Memang, perjuangan mereka untuk keluar dari kondisi 'koma' sangat berat. Butuh waktu bertahun-tahun untuk mengembalikan kondisi seperti semula. Mereka harus merangkak kembali mulai dari bawah.

Mereka harus membuka kembali pabrik-pabrik yang sempat tutup, dan merekrut kembali tenaga kerja yang telah di-PHK. Mereka juga harus mencicil dan melunasi utang kepada pemerintah. Dalam program aksi penyelamatan GM, disebutkan bahwa utang GM baru lunas pada 2017. Itu berarti butuh waktu 8 tahun untuk memperbaiki posisi keuangannya.

Di tengah upaya The Big Three keluar dari krisis, para pesaing dari negara lain dipastikan memanfaatkan momentum dengan berusaha mengejar, bahkan menggeser dominasi mereka di kancah persaingan pasar otomotif dunia.

Memang, para pesaing The Big Three tidak bisa melenggang dengan mudah untuk menguasai pasar, sebab mereka pun kini mengalami masalah serupa, yakni krisis finansial.

Sejumlah pemain utama otomotif dunia seperti Toyota Motor Corporation (TMC), Volkswagen (VW), Honda, Mitsubishi, Peugeot, dan Fiat terpaksa memangkas produksi dan jam kerja, bahkan mengurangi jumlah tenaga kerja.

Toyota dan Honda juga harus merombak manajemen puncak guna mencari penyegaran dan berharap menemukan kiat-kiat jitu dari pejabat baru untuk mengatasi krisis yang menimpa mereka. Untuk tahun buku 2008-2009 yang berakhir Maret, keuntungan Honda diprediksi anjlok drastis. Adapun Toyota malah memproyeksikan akan menderita kerugian pada tahun ini, pertama kali dalam sejarah beroperasinya perusahaan tersebut.

Mitsubishi memperkirakan rugi 60 miliar yen (sekitar US$670 juta) dan akan memangkas produksi 330.000 unit kendaraan.

Pada saat yang bersamaan, daya beli konsumen terhadap produk otomotif juga anjlok sehingga mengakibatkan penurunan permintaan.

Namun, perlu diingat bahwa krisis yang dialami pesaing hanya merupakan dampak dari krisis utama yang bersumber dari AS. Itu berarti, kondisi para pesaing tidak separah The Big Three. Jika The Big Three diibaratkan sedang dalam keadaan koma, para pesaing hanya terkena flu, demam, atau paling parah hanya dirawat di rumah sakit selama beberapa hari saja. Dengan demikian, proses pemulihannya tidak terlalu lama.

Toyota yang sejak tahun lalu mulai menggeser posisi GM sebagai produsen otomotif terbesar dunia, kemungkinan besar tetap bercokol di posisi puncak pada tahun ini. Bahkan, selisih volume penjualannya akan semakin lebar.

Sementara itu, produsen terbesar ketiga dunia, VW, diam-diam mengincar posisi kedua menggantikan tempat GM. Namun, VW masih butuh beberapa tahun untuk mewujudkan ambisinya itu. Akan tetapi setidaknya posisi VW sangat aman, mengingat rival utamanya di peringkat keempat adalah Ford yang notabene sedang dalam kondisi kritis.

Penjualan tiga besar produsen otomotif global (Juta unit)
Merek 2007 2008 2009*
Toyota 9,38 8,97 8,50
GM 9,39 8,36 8,08
Volkswagen (VW) 6,19 6,23 6,30
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Ket: *) Angka proyeksi

Penjualan di tiga besar pasar otomotif global (Juta unit)
Negara 2007 2008 2009*
AS 16,09 13,20 11,50
China 8,80 9,38 10,7
Jepang 5,35 5,08 5,00
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Ket: *) Angka proyeksi

Geliat China

Selain antarprodusen, persainganketat juga bakal terjadi antar negara/kawasan. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan terjadi pergeseran peta kekuatan pasar.

Saat ini pasar terbesar dunia masih milik AS, disusul China dan Jepang. Di antara ketiganya, China patut diperhitungkan. Negara tersebut sejak 2006 sudah menggeser Jepang di posisi kedua sebagai pasar otomotif terbesar dunia. Kini, China mengincar posisi nomor wahid, sekaligus menggeser dominasi AS.

Dengan populasi penduduk mencapai 1,3 miliar jiwa-jauh lebih besar dibandingkan dengan AS yang hanya 300 juta jiwa, China sangat berpotensi menjadi pasar otomotif terbesar dunia.

Tren ke arah sana sudah terlihat sejak 2 tahun terakhir. Di satu sisi, penjualan mobil di AS terus merosot dari 16,09 juta unit pada 2007 menjadi 13,20 juta unit pada 2008, dan diproyeksikan turun lagi menjadi 11,50 juta unit pada tahun ini.

Sementara di sisi lain, penjualan mobil di China justru terus meningkat, dari 8,80 juta unit pada 2007 menjadi 9,38 juta unit pada 2008, dan diproyeksikan tembus 10,7 juta unit pada tahun ini.

Memasuki Januari 2009, China bahkan membuat kejutan dengan melampaui penjualan AS, dengan penjualan 735.500 unit, sedangkan pasar di AS hanya 656.693 unit. Memang, ini belum bisa dijadikan indikasi adanya pergeseran kekuatan, tetapi setidaknya dapat menjadi semacam peringatan betapa otomotif China kian berkibar. Jika trennya terus bertahan, pada 2010 atau 2011 China bisa mengungguli AS.

Uniknya, pasar otomotif China justru dikuasai oleh GM dan VW. Tahun lalu GM mencetak penjualan 1,09 juta unit di Negeri Tirai Bambu itu, naik 6% dibandingkan dengan 2007. Belakangan, produsen lokal Chery Automobile Co. mulai menguntit mereka.

Meski mampu melampaui AS, angka penjualan mobil di China pada Januari itu turun 14% dibandingkan dengan bulan yang sama 2008. Sejumlah analis memang memprediksi pasar otomotif China akan mengalami kelesuan pada tahun ini.

Untuk itulah, guna mengatasi kelesuan pasar, pemerintah China menggelontorkan paket stimulus ekonomi bernilai miliaran dolar AS, dengan memfokuskan pada promosi pengembangan mesin yang bersih dan hemat energi.

Di samping itu, pemerintah juga menurunkan pajak penjualan mobil bermesin di bawah 1.600 cc menjadi 5% menjelang akhir tahun ini.

Pemerintah juga memberikan subsidi sebesar 5 miliar yuan (sekitar US$730 juta) kepada para petani untuk mengganti kendaraan roda tiga atau truk yang sudah usang dengan mobil kecil di bawah 1.300 cc.

Sebanyak 10 miliar yuan (US$1,5 miliar) juga dikucurkan bagi peningkatan teknologi otomotif dan pengembangan energi baru untuk kendaraan bermotor.

Melihat komitmen yang sangat kuat ini, tampaknya dalam waktu yang tidak terlalu lama Sang Naga bakal 'melilit' Negeri Paman Sam. Kita tunggu saja. (afriyanto@bisnis.co.id)

Rabu, 18 Februari 2009

Senat Australia setujui stimulus US$28 miliar

oleh : Ratna Ariyanti

CANBERRA (Bloomberg): Senat Australia akhirnya menyetujui paket stimulus senilai A$42 miliar atau US$28 miliar pada pemungutan suara kedua guna menghindari terjadinya resesi pertama di negara tersebut dalam 18 tahun.

Pemungutan suara pertama yang berlangsung kemarin tidak menemui hasil karena pemerintah tak menyetujui usulan Senator Independen Nick Xenophon.

Negosiasi antara Xenophon dengan pemerintah berakhir pada pukul dua dini hari waktu Australia dan dimulai lagi empat jam sesudahnya.

Pemerintah menyetujui untuk memangkas anggaran bagi penduduk berpenghasilan rendah dan meningkatkannya di sistem pengairan Murray-Darling guna memperoleh persetujuan dari Xenophon. Kawasan pertanian di sepanjang sistem pengairan ini menghasilkan separuh dari total produksi agribisnis di Australia.

“Kami akhirnya dapat mencapai kompromi. Saya akan mendukung paket stimulus pemerintah,” ujarnya.

Koalisi Liberal-Nasional semula menentang rencana paket stimulus tersebut karena beranggapan paket tersebut menghabiskan dana yang terlalu besar.

Pemerintah akan menggelontorkan dana sebesar A$12,7 miliar guna membantu masyarakat dan penduduk berpenghasilan rendah. Selain itu, pemerintah negara itu juga akan mengalokasikan anggaran sebesar A$28,8 miliar untuk pembangunan sekolah, jalan raya, rumah sakit, dan upaya penghematan energi. Rencana itu membuat anggaran Australia menjadi defisit dalam 12 bulan sampai 30 Juni, penurunan pertama kali sejak tahun fiskal 2001-2002.

Proyeksi Departemen Keuangan Australia menunjukkan perekonomian dalam negeri akan mengalami perlambatan pada tahun ini dan tahun depan jika paket stimulus ini tidak digulirkan.

Stimulus akan membantu mendongkrak produk domestik bruto Australia sebesar 1% pada tahun fiskal ini dan 0,75% di tahun fiskal yang berakhir 30 Juni 2010.

Jajak pendapat yang dirilis di surat kabar Australia menunjukkan dukungan terhadap pemerintahan Rudd meningkat setelah rencana paket stimulus diumumkan pada pekan lalu.(er)

Taiwan alami kontraksi ekonomi terburuk

oleh : M. Yunan Hilmi

TAIPEI (Bloomberg): Perekonomian Taiwan mengalami perlambatan dengan laju tercepat selama kuartal terakhir akibat anjloknya ekspor dan bisnis investasi mendorong negara pulau itu ke dalam resesi sejak 2001.

Biro statistik negara itu melaporkan gross domestic product turun 8,36% dari tahun sebelumnya. Angka itu merupakan kontraksi terbesar sejak pencatatan dilakukan pada 1952. Juga lebih tinggi dari perkiraan median analis yakni turun 6,82%.

Penurunan yang diluar prediksi itu membuka peluang bagi bank sentral kembali menurunkan suku bunga untuk ketujuh kalli sejak September. Gubernur bank sentral Perng Fai-nan akan menggelar jumpa pers sore ini waktu setempat. Negara ini mengikuti jejak Jepang, Singapura, dan Hong Kong mengalami resesi akibat melemahnya ekonomi global. Situasi itu juga mengakibatkan merosotnya permintaan produk laptop Quanta Computer Inc dan chip komputer produksi Taiwan Semiconductor Manufacturing Co.

Bank sentral sudah menurunkan suku bunga acuan sebesar 2,125% poin menjadi 1,5% sejak 25 September. Pengumuman mengenai GDP ini dilansir beberapa saat setelah penutupan bursa saham. Indeks Taiex, yang anjlok sampai 46% tahun lalu, naik 0,2% menjadi 4.498,37 hari ini. Adapun mata uang dolar Taiwan melemah ke level terendah atas dolar AS lebih dari lima tahun.

Pengapalan ke luar negeri, yang setara dengan 70% GDP Taiwan, anjlok mencapai rekor sebesar 44% pada Januari.

Untuk memulihkan perekonomian, pemerintah akan melansir rencana pengeluaran senilai NT$858,5 miliar (US$25 miliar) dalam 4 tahun, setara 6% dari GDP, untuk proyek infrastruktur, pembiayaan konsumen, dan pemotongan pajak. Pada Desember, tingkat pengangguran di negara ini naik menjadi 5,01%, tertinggi sejak 2003.(yn)

Pertumbuhan ekonomi Jepang turun 3,3%

oleh : Erna Sari Ulina Girsang

JAKARTA (bisnis.com): Pertumbuhan ekonomi Jepang selama kuartal IV/2008 turun 3,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Realisasi penurunan ekonomi selama kuartal IV itu memacu penurunan ekonomi Jepang sampai 12,7% sepanjang 2008. Penurunan ini dipicu oleh perkembangan sejumlah indikator pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan angka negatif.

"Ekspor barang dan jasa selama 2008 anjlok sampai 45%. Pertumbuhan ekonomi selama kuartal III negatif 0,6%, dan kuartal II turun 0,9%," tulis data pemerintah yang dirilis pada situs resmi Kabinet Jepang hari ini.

Data itu menyebutkan pada kuartal IV/2007, pertumbuhan ekonomi tahunan Jepang masih positif, tetapi hanya mencapai 1,1%, sedangkan kuartal I/2007, tumbuh 0,2%.

Tidak hanya permintaan ekspor, hampir semua indikator ekonomi di negara itu negatif, a.l., konsumsi swasta turun 1,6%, belanja rumah tangga turun 1,7%, investasi bagi kepentingan publik turun 2,5%.

Angka positif terjadi pada investasi swasta di sektor perumahan, yang tumbuh 24,6%. Selama kuartal IV/2008, ekspor turun 13,9% akibat anjloknya permintaan mobil Corolla dan kebangkrutan perusahaan televisi Bravia di tengah resesi ekonomi, yang diproyeksikan kelompok 7 negara industri (G-7) akan berlanjut sampai 2009. (tw)

Hang Seng Bangkit, Nikkei Terjungkal

JAKARTA, RABU — Beberapa indeks di bursa regional Rabu (18/2) sore berhasil merangkak keluar dari area negatif, meski beberapa masih ada yang "betah" di zona merah.

Di Hongkong, indeks Hang Seng ditutup naik 0,55 persen atau 70,60 poin menjadi 13.016,00. Kemudian indeks Tertimbang Taiwan juga menguat tipis 0,15 persen, serta indeks Strait Times Singapura meningkat 0,22 persen.

Sementara yang masih berkubang di zona merah, dipimpin indeks Nikkei225 Jepang yang berakhir melorot 1,45 persen (111,07 poin) menjadi 7.534,44. Kemudian indeks Kospi Korsel melemah 1,24 persen, indeks All Ordinaries Australia turun 1,33 persen serta indeks komposit Shanghai China anjlok 4,72 persen.

Senin, 09 Februari 2009

Penasihat Obama: Situasinya Lebih Buruk daripada Perkiraan
AS Hadapi Krisis Terburuk Sejak PD II
Para pialang di lantai bursa New York, Wall Street, Rabu (22/10), menunjukkan ekspresi saat indeks saham Dow Jones merosot hampir 280 poin pada pembukaan perdagangan. Harga saham di semua bursa dunia merosot setelah laporan kinerja perusahaan yang memburuk.

WASHINGTON, SENIN — Salah satu penasihat utama ekonomi Presiden Barack Obama, Larry Summers, mengatakan, ekonomi AS lebih buruk dibandingkan kurun waktu sejak Perang Dunia II. Ia pun menegaskan, kebijakan besar-besaran dibutuhkan guna meringankan krisis ini.

Summers mengatakan dalam acara televisi ABC, This Week, Minggu (8/2), situasinya lebih buruk dari perkiraan para pakar ekonomi. Namun, ia menambahkan, Amerika belum berada dalam situasi macam Depresi Besar tahun 1930-an.

Summers mendesak para anggota Kongres untuk meloloskan sebuah paket penyelamatan ekonomi yang akan menyediakan dana untuk negara bagian dan pemerintahan lokal serta mendukung usaha pendidikan.
Presiden Obama telah mengusulkan sekitar 800 miliar dollar yang katanya akan menyelamatkan lapangan pekerjaan, menyelamatkan bank, dan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Pihak oposisi, Partai Republik, mengatakan, rencana ini terlalu mahal serta harus lebih banyak mengikutsertakan pemotongan pajak serta pengurangan pembelanjaan. Para Senator diperkirakan akan melakukan pemungutan suara dalam beberapa hari mendatang.

Presiden kemungkinan akan mendorong bagi penyelenggaraan tindakan yang cepat dalam konferensi pers yang dijadwalkan pada Senin waktu setempat dan ketika ia mengunjungi negara bagian yang terpukul keras oleh resesi, minggu ini.

Nikkei Lunglai, Hang Seng Bertahan


JAKARTA, SENIN - Salah satu bursa saham utama regional, Bursa Efek Tokyo, Jepang gagal mempertahankan posisinya pada perdagangan Senin (9/2), setelah diterpa aksi profit taking (ambil untung). Indeks Nikkei225 berakhir melorot 1,33 persen (107,59 poin) pada 7.969,03.

Sementara bursa saham Hongkong berhasil bertahan di zona hijau. Indeks Hang Seng ditutup naik 114,02 poin (0,84 persen) pada 13.769,06.

Indeks kawasan Asia Pasifik yang mantap di jalur positif antara lain, indeks All Ordinaries Australia naik 1,12 persen, indeks komposit Shanghai China meningkat 1,99 persen serta indeks Tertimbang Taiwan menguat 0,52 persen.

Sedangkan yang terpuruk di zona merah, adalah indeks Kospi Korsel melemah 0,63 persen dan indeks Strait Times Singapura merosot 1,61 persen.

Aset bermasalah bank ganjal paket stimulus AS

oleh : M. Yunan Hilmi

WASHINGTON (Bloomberg): Menteri Keuangan AS Timothy Geithner menunda pengumuman mengenai rencana pemulihan sektor finansial menyusul debat atas proposal yang terkait dengan kredit macet yang menyumbat laporan keuangan perbankan.

Meski begitu sejumlah aspek dalam rencana itu sudah selesai dan akan diumumkan besok di Washington. Beberapa hal di antaranya babak baru injeksi dana pajak ke bank dan perusahaan yang diidentifikasi membutuhkan modal baru. Program Federal Reserve akan meningkatkan kredit konsumer dan usaha skala kecil, kemungkinan didalamnya termasuk aset realestat.

Beberapa masalah yang masih outstanding seperti aset yang tidak likuid yang menyebabkan kredit stagnan. Sejumlah pejabat menyusulkan untuk mempertimbangan membeli kredit macet itu, bisa saja bekerjasama dengan pihak swasta, seperti hedge fund dan pemodal individu. Masih belum jelas berapa besar nilai yang mendapat jaminan pemerintah.

"Sektor perbankan saat ini membutuhkan kejelasan apakah akan ada paket yang lengkap. Jika mereka tidak mempunyai penjelasan yang detil, hanya akan memperburuk pasar," kata Wayne Abernathy, executive vice president American Bankers Association Washington.

Pejabat mengatakan penundaan sehari yang diberikan akan memberikan kesempatan pemerintah untuk fokus mendapatkan persetujuan Senat atas paket stimulus fiskal Presiden Barack Obama. Pengumuman masih menunggu diskusi atas perincian paket itu. Geithner dijadwalkan memberikan penjelasan kebijakan itu pada pukul 11 a.m. besok.

Saat ini, pemerintah tidak ingin meminta tambahan dana jika memang terbuka opsi permintaan di masa mendatang. Pasalnya, sebagian besar dana tahap kedua senilai US$700 miliar di Troubled Asset Relief Program belum dialokasikan. Geithner akan mencoba untuk melansir rencana itu sebagai terobosan baru dari pemerintahan Bush.

Rencana injeksi modal berbeda dengan program Paulson untuk membentuk ketersediaan modal baru untuk semua bank, dan perusahaan yang mendapat tambahan modal akan menghadapi termin yang sulit.

Sementara itu, rencana Geithner termasuk elemen jaminan aset serupa dengan skema yang dipakai untuk Citigroup Inc dan Bank of America Corp. Namun, masih belum jelas berapa besar nilai asuransinya.(yn)

Australia turunkan proyeksi PDB, suku bunga dan inflasi

oleh : Berliana Elisabeth S.

SYDNEY (Bloomberg): Bank sentral Australia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dan inflasi dan menyatakan suku bunga akan menjadi terendah dalam empat dekade.

Penurunan suku bunga akan menjadi stimulus untuk menyelamatkan keterpurukan permintaan ekspor.

Gross domestic product atau produk domestik bruto (PDB) Australia hanya naik 0,25% dalam 12 bulan hingga Juni 2009, menurut Reserve Bank of Australia. Pada November 2008 bank sentral memprediksi pertumbuhan ekonomi 1,5% pada periode yang sama. Sepanjang 2009, PDB naik 0,5% dan 2,5% pada 2010.

Untuk lepas dari resesi pertamanya sejak 1991, Gubernur Glenn Stevens sudah menurunkan suku bunga kredit sebesar 400 basis poin atau 4% sejak awal September 2008 hingga ke level terendah 45 tahun yakni 3,25%.

Pemerintah juga berupaya untuk mendorong konsumsi domestik dengan memberikan paket stimulus ekonomi senilai A$27 miliar atau US$27 miliar kepada sektor rumah tangg dan infrastruktur.

"Ketika situasi ekonomi dunia tampaknya semakin sulit kedepannya, kombinasi dari ekspansi moneter dan kebijakan fiskal saat ini hanya dapat sedikit menolong perekonomian Australia dari penyusutan," kata bank sentral Australia dalam laporan kebijakan kuartalannya.

Melambatnya pertumbuhan ekonomi dan terpangkasnya harga bensin serta harga komoditas akan meredam gejolak inflasi. Bank sentral menargetkan inflasi sebesar 2%-3%.

Indeks harga konsumer naik 3,7% pada kuartal keempat, dan akan naik 1,75% dalam 12 bulan hingga Juni 2009. Sebelumnya pada November, bank sentral memprediksi sebesar 3,25%.

Dolar Australia diperdagangkan pada level US$0,6502 pada pukul 11:33 a.m waktu Sydney dari US$0,6498 sebelum keluarnya laporan bank sentral ini. Yield obligasi pemerintah bertenor dua tahun naik 3 basis poin atau 0,03% menjadi 2,74%.

"Situasi ekonomi internasional menjadi pemicu utama kondisi perekonomian di Australia dalam beberapa bulan terakhir, dan kedepannya pertumbuhan ekonomi masih sulit untuk digenjot," kata bank sentral. "Dalam kondisi demikian, inflasi akan terus turun."

Pertumbuhan perdagangan Australia dengan mitranya termasuk China, Jepang dan Amerika Serikat, hanya diperkirakan 2% atau lebih kecil sepanjang 2009. Ini merupakan level perdagangan luar negeri Australia terkecil sejak pertengahan 1970-an.

Penurunan harga komoditas, termasuk batu bara dan bijih besi, akan semakin memperdalam penurunan neraca perdagangan yang diperkirakan berkurang 20% periode akhir 2008 hingga awal 2010. Penurunan ini karena pendapatan ekspor yang tergerus.

Kebon Sirih-Ravindo] LAP.TRANSAKSI REAL TRADING PIALANG BBJ / Januari 2009

Peserta

Volume

%

PT Monex Investindo Futures 90,182 25.28%
PT Century Investment Futures 36,525 10.24%
PT Millennium Penata Futures 22,666 6.35%
PT Maxgain International Futures 22,636 6.34%
PT Mahadana Asta Berjangka 18,068 5.06%
PT Valbury Asia Futures 17,233 4.83%
PT Asia Kapitalindo Komoditi Berjangka 14,710 4.12%
PT Russley Futures 11,668 3.27%
PT CIC Futures 11,441 3.21%
PT Solid Gold Berjangka 9,751 2.73%
dyah1907@yahoo. com

Kamis, 05 Februari 2009

Bappebti siapkan profesi penasihat berjangka

oleh : Berliana Elisabeth S.


JAKARTA (Bisnis.com): Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) tengah menyiapkan untuk mengadakan profesi penasihat berjangka.

"Kita tengah membuka peluang untuk adanya profesi penasihat berjangka, karena profesi ini diatur dalam UU Perdagangan Berjangka Komoditi," kata Kepala Bappebti Deddy Saleh kepada Bisnis.

Profesi penasihat berjangka ini, lanjut Deddy, akan bertugas memberikan nasihat kepada nasabah untuk melakukan transaksi berjangka.

"Sekarang badan pengawas melarang tenaga pemasaran (marketing) berhubungan langsung dengan nasabah. Kalau butuh nasihat ya dengan penasihat berjangjka ini," kata Deddy.

Deddy menambahkan penasihat berjangka ini bisa perorangan atau bisa juga dengan� mendirikan perusahaan khusus penasihat berjangka. "Bisa bentuknya perorangan tinggal minta izin ke Bappebti, jadi kami membuka peluang, tidak ada kaitannya dengan marketing," tutur Deddy.

Dengan memberi nasihat kepada nasabah, penasihat berjangka akan memperoleh fee. "Jenis profesi penasihat berjangka mungkin nantinya seperti konsultan pajak. Saya tidak tahu di bursa efek ada tidak. Seperti perencana keuangan mungkin. Kita sedang pelajari, peraturannya sedang kita susun," tutur Deddy.
Volume transaksi di BBJ anjlok 47,25%


oleh : Berliana Elizabeth S.


JAKARTA (bisnis.com): Volume transaksi PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) anjlok 47,25% pada periode Januari 2009 dibandingkan Januari tahun lalu.

Volume transaksi tahun ini sebesar 353.745 lot atau turun dari 520.909 lot pada Januari 2008. Menurut data rekapitulasi, penurunan volume transaksi terbesar pada Januari 2009 disumbang transaksi kontrak indeks saham asing yang anjlok 113% jadi 182.291 lot dari 388.274 lot.

Namun transaksi kontrak valas naik dari 123.453 lot menjadi 168.154 lot. Penurunan juga terlihat pada kontrak berjangka komoditas yakni khususnya kontrak indeks emas turun menjadi 471 lot dari 5.330 lot.

Namun kontrak berjangk emas naik menjadi 208 lot dari 96 lot. Kontrak berjangka olein kembali ditransaksikan sebanyak 10 lot dari sebelumnya nol.

Kepala Bappebti Dedi Saleh mengatakan pihaknya saat ini ingin memacu pertumbuhan transaksi kontrak berjangka komdoitas. Untuk itu, pihaknya berharap BBJ mampu mencari peluang komoditas yang dapat ditransaksikan di bursa.

Di lantai BBJ terdapat 5 kontrak berjangka komodiatas yaitu kontrak olein, kontrak indeks emas (KIE), kotrak berjangka emas, kontrak gulir emas dan kontrak gulir emas berdenominasi dolar.

Selain itu terdapat juga kontrak valas, indeks saham asing dan amanat luar negeri yang ditransaksikan di luar bursa (OTC). (tw)
Perdagangan Berjangka Derivatif Menguntungkan

oleh : M. Tahir Saleh & Nana Oktavia Musliana

JAKARTA (bisnis.Com): Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) menyatakan perdagangan berjangka derivatif di bursa saat ini sebenarnya memberikan keuntungan yang cukup bagi investor.

Dirut BBJ Hasan Zein Mahmud mengatakan perdagangan berjangka derivatif menguntungkan hanya saja diperlukan reputasi yang bisa menjadi daya tarik.
"Sayangnya perdagangan derivatif di BBJ belum ada reputasi seperti di pasar modal," katanya dalam Seminar Propek Investasi Emas hari ini.
Hasan mengatakan alasan belum adanya reputasi adalah karena misi dari industri perdagangan berjanga belum berjalan hingga kini.
Dia menjelaskan dalam segmen perdagangan di BBJ terdapat dua segmen yakni Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) yang memperdagangkan valuta asing dan indeks saham asing. Segmen kedua, lanjut dia, yakni perdangan berjangka komoditas yang memperdagangkan sejumlah komoditas sesuai dengan UU No.32/1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi.
"Di luar negeri selalu ada dua segmen tersebut baik di bursa maupun di luar bursa (over the counter), tetapi tentu harus regulated." (tw)
Bappebti keluarkan SK baru soal direktur kepatuhan

oleh : Berliana Elisabeth S.

JAKARTA (Bisnis.com): Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) hari ini mengumumkan penerbitan peraturan baru terkait penugasan direktur kepatuhan pialang berjangka.
Peraturan baru tersebut berupa Surat Kepala (SK) Bappebti Nomor 67/BAPPEBTI/Per/1/2009 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) Pialang Berjangka.
Kepala Bappebti Deddy Saleh mengatakan setiap perusahaan pialang berjangka yang memperoleh izin operasional dari badan pengawas wajib menempatkan Direktur Kepatuhan.

Dia menambahkan penempatan Direktur Kepatuhan di setiap perusahaan pialang berjangka dimaksudkan untuk memastikan agar perusahaan mematuhi peraturan perundang-undangan di bidang perdagangan berjangka dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Direktur Kepatuhan ditugaskan untuk menetapkan langkah-langkah yang diperlukan agar pialang berjangka mematuhi peraturan perundang-undangan. Selain itu Direktur Kepatuhan bertugas menjaga dan memantau agar kegiatan usaha perusahaan tidak menyimpang dari peraturan perundang-undangan, memantau dan menjaga kepatuhan perusahaan terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuatnya, serta menerima dan menangani pengaduan nasabah.
"Mengingat pentingnya tugas dan fungsi Direktur Kepatuhan, maka pengangkatan dan pemberhentian Direktur Kepatuhan wajib mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Bappebti," kata Deddy hari ini.
Direktur Kepatuhan juga dilarang merangkap jabatan sebagai direktur utama atau direktur lainnya pada perusahaan pialang berjangka yang bersangkutan dan dilarang menangani atau membawahi kegiatan operasional. Hal ini untuk menjaga independensi Direktur Kepatuhan.

Deddy menjelaskan dalam menjalankan tugasnya Direktur Kepatuhan wajib mencegah direksi pialang berjangka agar tidak mengambil kebijakan dan langkah-langkah yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Selain itu Direktur Kepatuhan wajib menyampaikan laporan mengenai pelaksanaan tugas-tugasnya ke pialang berjangka dan selanjutnya perusahaan wajib menyampaikan laporan tersebut secara bulanan kepada Bappebti.

"Apabila menurut pendapat Direktur Kepatuhan terdapat kebijakan dan/atau keputusan direksi yang telah menyimpang dari peraturan perundang-undangan, Direktur Kepatuhan wajib menyampaikan laporan khusus kepada Bappebti," tutur Deddy.
Dikeluarkan SK No.67 ini, menurut Deddy, sebagai bagian dari upaya badan pengawas untuk meningkatkan perlindungan terhadap nasabah dan memajukan industri berjangka.

Direktur Utama PT Maxgain International Futures Hendra Saputra yang juga mantan ketua Asosiasi Pialang Berjangka Indonesia, mengatakan pihaknya menyambut baik peraturan baru Bappebti ini. Peraturan mengenai Direktur Kepatuhan ini diharapkan dapat membuat industri berjangka semakin maju dan lebih baik dari yang sudah-sudah.
Menurut dia, perusahaan selama ini sudah memiliki divisi khusus kepatuhan (compliance). "Sekarang dengan adanya SK No.67 ini, kami hanya tinggal mengukuhkan orang dari divisi compliance menjadi direktur," kata Hendra kepada Bisnis.