Market Watch

Economic Calendar

Kamis, 19 Maret 2009

Wall Street Perpanjang Kenaikan



NEW YORK, RABU — Wall Street memperpanjang kenaikan pada Rabu (18/3) waktu setempat, dalam sebuah perdagangan pasar yang berubah-ubah, didorong keputusan mengejutkan Federal Reserve menambah 1,15 triliun dollar AS untuk menyalakan pemulihan ekonomi.

Indeks Dow Jones Industrial Average rebound (berbalik naik) dari penurunan awal dan meningkat 90,88 poin, atau 1,23 persen, menjadi ditutup pada 7.486,58, mundur kembali dari kenaikan harian lebih dari 170 poin.

Indeks komposit Nasdaq melompat naik 29,11 poin, atau 1,99 persen, menjadi 1.491,22 dan indeks Standard & Poor’s 500 meningkat 16,23 poin, atau 2,09 persen, menjadi 794,35, merupakan kenaikan kali keenam dalam tujuh sesi di Wall Street.

Pasar bersusah payah untuk sebagian besar sesi hingga ada pengumuman mengejutkan dari the Fed, bahwa pihaknya akan membeli hingga 300 miliar dollar AS obligasi negara (T-bond) jangka panjang dan menambah 850 miliar dolar AS surat utang lainnya dalam upaya menurunkan biaya pinjaman lebih lanjut dan menyalakan kembali ekonomi yang sudah hampir mati.

Ryan Sweet dari Moody’s Economy.com mengatakan langkah ini menahan penurunan pasar. The Fed menunda tindakan ini pada pertemuan sebelumnya. "The Fed mencabut semua penghentian untuk memperbaiki kembali kepercayaan, menstabilkan pasar-pasar finansial dan menstimulus ekonomi," kata dia.

Cary Leahey, ekonom dari Decision Economics, mengatakan, tindakan the Fed sebagai "bullish yang ramai untuk obligasi, dan kurang untuk ekuitas, tapi itu positif sejak the Fed berkeinginan ... membeli sesuatu dan apapun."

Leahey mengatakan, the Fed mengakui adannya sinyal perbaikan, sebagai gantinya memilih mengambil sebuah strategi agresif untuk memastikan bahwa pemulihan mengakar. "Anda dapat berputar, itu sebagai sebuah sinyal (pejabat-pejabat Fed) benar-benar ditakutkan, tetapi saya kira kondisinya lebih baik daripada mereka enam pekan lalu," kata dia.

Julia Coronado dari Barclays Capital mengatakan, para pejabat Fed telah menyimpulkan mereka tidak dapat menunggu departemen keuangan dan kongres untuk memecahkan masalah dan perlunya lebih agresif dalam menggerakkan pasar-pasar finansial.

Coronado mengatakan, mungkin inisiatif itu akan berdampak besar pada ekonomi, membawa turun banyak suku bunga pinjaman yang oleh bank sentral tak dapat langsung dikendalikan.

Dia mencatat bahwa imbal hasil (yield) T-bonds menunjukkan sebuah penurunan segera setelah pengumuman tersebut, dan ini akan diterjemahkan ke dalam penurunan suku bunga untuk kredit perumahan, konsumen, dan usaha. The Fed memicu sebuah rally dengan kekuatan penuh di pasar obligasi, mendorong turun yield.

Yield obligasi negara AS berjangka 10 tahun merosot menjadi 2,533 persen dari 3,003 persen pada Selasa, dan pada obligasi negara AS berjangka 30 tahun turun menjadi 3,572 persen dari 3,804 persen. Harga dan yield obligasi bergerak dalam arah berlawanan.

Sektor finansial memperpanjang rebound yang tajam dari posisi terendah dalam sejarah. Bank of America melompat 22 persen menjadi 7,67 dollar AS, setelah Direktur Eksekutif Kenneth Lewis mengatakan grup dapat membayar kembali suntikan modal dari Pemerintah AS pada awal 2010.

Pesaingnya, Citigroup, menjaga momentumnya dengan baik, naik 22,7 persen menjadi 3,08 dollar AS dan Wells Fargo terangkat 17,4 persen menjadi 17,22 dollar AS.

Ekonomi China beri sinyal awal stabil


BEIJING (Bloomberg): Bank Dunia melaporkan perekonomian China memperlihatkan sinyal awal ke arah stabil setelah pemerintah memberikan jaminan investasi untuk melawan lemahnya ekspor.

Bank Dunia memangkas estimasi pertumbuhan perekonomian tahun ini menjadi 6,5% dalam laporan triwulan yang dirilis di Beijing hari ini. Perkiraan sebelumnya pada November sebesar 7,5%.

China bertahan dari keterpurukan global lebih baik dibandingkan dengan banyak negara karena sektor perbankan terhindar dari krisis finansial. Di sisi lain, pemerintah dengan cepat mengeluarkan paket stimulus sebesar 4 triliun yuan (US$585 miliar). Investasi pemerintah memberi pengaruh sebesar 26% tahun ini dan memberi kontribusi tiga perempat dari ekspansi ekonomi.�

"Meski pertumbuhan China tergolong lambat, tetapi tetap lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara lain. Kebijakan stimulus akan mengurangi kemerosotan dengan mendukung permintaan domestik, produksi, dan pekerja,” papar Bank Dunia.

Perdana Menteri Wen Jiabao minggu lalu menyatakan target pertumbuhan sebesar 8% sulit dicapai tapi bukan hal yang tidak mungkin. Dia menambahkan kemungkinan pemerintah menambah stimulus sewaktu-waktu. Rancangan belanja sampai 2010 termasuk pembangunan jalan, jaringan listrik, pipa saluran, dan rumah murah.

Bank Dunia menjelaskan bagian yang paling penting dari kenaikan kredit di China pada 2 bulan pertama tahun ini, yakni dana untuk proyek infrastruktur. Investasi sektor swasta akan berkurang pada 2009 setelah memberikan kontribusi terbesar di belanja aktiva tetap sepanjang 2 tahun terakhir, memberikan peran yang penting kepada pemerintah.

Estimasi Bank Dunia, baik baru maupun yang lama, pertumbuhan berada pada persentase yang terlemah sejak 1990, setelah semakin dalamnya kemerosotan pada kuartal empat tahun lalu.

"Indikasi stabil telah ada sebelumnya walaupun di tengah lemahnya ekonomi internasional, terlalu dini untuk mengharapkan pertumbuhan yang sustain. Pertumbuhan China hanya akan menguat signifikan dan berlanjut jika ekonomi dunia membaik, dan sepertinya hal ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat."(t03/yn)

The Fed Borong T-Bond Pekan Depan
Gubernur The Fed Ben Bernanke./

membeli pada sektor dua hingga 10 tahun," dari pasar, namun akan membuat pembelian di seluruh kisaran jangka waktu.

"Konsisten dengan pembelian serentak surat utang negara terdahulu, pembelian ini akan dilakukan para dealer utama Federal Reserve melalui serangkaian lelang yang kompetitif," kata pernyataan.

"Pada rata-rata desk akan membeli sekuritas negara dua hingga tiga kali per minggu. Rincian lebih lanjut akan disediakan pada awal pekan, setelah melakukan konsultasi dengan para dealer utama dan pelaku pasar lainnya. Desk berencana melakukan operasi pembelian pertama paling lambat pekan depan ." Sebelumnya, Federal Reserve dalam meningkatkan perangnya terhadap krisis ekonomi, mengumumkan rencana untuk memompakan 1,15 triliun dollar AS lainnya ke dalam sistem keuangan dan meningkatkan upaya memicu pemulihan.

The Fed mengatakan akan membeli hingga 300 miliar dollar AS obligasi negara jangka panjang AS untuk membantu memperbaiki kondisi pasar-pasar kredit swasta.

Bank sentral juga mengatakan akan memicu pembelian sekuritas berbasis "mortgage" (hipotik) sebesar 750 miliar dollar AS menjadikan total 1,25 triliun dollar AS tahun ini, dan membeli lebih dari 100 miliar dollar AS dalam utang lembaga federal lainnya, sebagai bagian dari upaya menyeluruh untuk menghidupkan kembali ekonomi AS yang sedang merosot.

The Fed pertahankan bunga dan beli treasury


WASHINGTON (Bloomberg): Federal Reserve mempertahankan suku bunganya pada level 0%-0,25% pada pertemuan tadi malam. Selain itu The Fed berencana membeli treasury senilai US$300 miliar.

Usai rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pagi tadi waktu Indonesia Bagian Barat, The Fed mengumumkan akan membeli lebih dari US$300 miliar treasury (surat utang pemerintah) jangka panjang dalam enam bulan ke depan.

Selain itu bank sentral AS ini juga akan meningkatkan pembelian surat utang yang terkait dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar US$750 miliar untuk menurunkan tingkat bunga KPR lagi.

Komitmen untuk membeli treasury ini dan menambah kredit yang terkait dengan perumahan, akan berdampak pada turunnya suku bunga kredit modal kerja dan konsumen.

Pejabat The Fed juga mengumumkan untuk menambah neraca keuangan bank sentral hingga mencapai US$1,5 triliun, dan mengatakan akan menggenjot pembelian pinjaman konsumer termasuk aset lainnya seperti obligasi korporasi, dan obligasi pemerintah.

Keputusan The Fed yang di luar dugaan ini setelah angka pengangguran� meningkat hingga rekor tertinggi dalam seperempat abad menjadi 8,1%.

Yield surat utang negara bertenor 10 tahun turun menjadi 2,48% pada pukul 4:40 p.m waktu New York dari 3,01% kemarin, penurunan terbesar sejak 1962. Indeks saham Standard & Poor’s 500 naik 2,1% menjadi 794,35 pada penutupan tadi malam.

"Mereka ingin memberi kejutan kepada pasar modal, dan The Fed ternyata berhasil," kata Ajay Rajadhyaksha, head of fixed-income strategy Barclays Capital di New York.

Sejumlah bank sentral di seluruh dunia mulai mengambil kebijakan dengan target suku bunga yang mendekati nol. Bank of England membeli obligasi pemerintah dan obligasi korporasi. Bank of Jepang menambah pinjaman ke bank, Swiss National Bank mengintervensi pelemaham kurs franc.

Ketika membeli obligasi pemerintah, berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, akan langsung mendorong inflasi. Para pejabat bank sentral optimistis langkah ini akan kembali menambah permintaan.

Sementara itu data inflasi bulan Februari menunjukkan peningkatan sedikit di atas estimasi. Meningkatnya inflasi ini disebabkan oleh kenaikan harga energi dan makanan yang bertambah 1,8% periode Februari dibandingkan Februari tahun lalu. Yield obligasi pemerintah AS dan dolar AS melemah akibat langkah yang akan diambil oleh The Fed.

Bernanke mengatakan bank sentral berupaya untuk mengatasi kontraksi kredit dari kejatuhan yang terburuk dalam 60 tahun. Tenaga kerja di AS sudah terpangkas 4,4 juta orang sejak awal tahun lalu. Produksi sektor industri turun 1,4% pada Februari, penurunan keempat bulannya, ketika kapasitas produksi yang terpakai hanya 70,9%.

"Informasi yang kami terima sejak pertemuan Federal Open Market Committee pada Januari, menyatakan perekonomian melanjutkan penyusutan. Komite mengantisipasi dengan kebijakan menstabilkan pasar keuangan, bersamaan dengan fiskal dan stimulus moneter, yang akan berkontribusi kepada kestabilan pertumbuhan ekonomi," tulis pernyataan The Fed.

World Bank memprediksi perekonomian global berkontraksi (menyusut) tahun ini untuk pertama kali sejak Perang Dunia II. Dengan dmeikian bank sentral masing-masing negara harus mengguyur dana untuk perekonomiannya dengan salah satu cara menurunkan bunga hingga mendekati nol.

The Fed sudah memangkas suku bunga acuan dari 5,25% pada awal September 2007 dipicu kredit macet. Pemerintah saat ini fokus pada bagaimana menyelamatkan perekonomian dengan mengguyur dana. The Fed sudah berkomitmen untuk membeli US$600 miliar surat utang berbasis sekuritas dan obligasi yang dijual pemerintah untuk mendukung agen perumahan.

Selasa, 17 Maret 2009

Keyakinan investor di Jerman naik tertinggi

FRANKFURT (Bloomberg): Keyakinan investor Jerman secara tidak terduga naik ke level tertinggi dalam 2 tahun pada Maret setelah European Central Bank memangkas suku bunga pinjaman ke rekor terendah.

ZEW Center untuk European Economic Research di Mannheim menjelaskan indeks investor dan ekspektasi analis naik menjadi minus 3,5 dari minus 5,8 pada Februari. Angka itu merupakan yang tertinggi sejak Juli 2007. Padahal, menurut estimasi median 39 ekonom yang disurvei Bloomberg News turun ke minus 8.

Pada 5 Maret ECB menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 1,5% untuk mengatasi kondisi ekonomi paling buruk dalam 60 tahun. Di Jerman, koalisi Kanselor Angela Merkel mengetujui anggaran senilai 80 miliar euro (US$104 miliar) untuk stimulasi pertumbuhan ekonomi. Sementara sepanjang bulan ini, indeks saham DAX Jerman naik 8%, lebih baik dari penurunan 17% tahun lalu. Laporan ZEW menyebutkan mata uang euro menguat menjadi US$1,3021.

"Ekspektasi di kalangan investor tengah membaik. Investor melihat pada pasar saham untuk mencari keyakinan yang sedikit lebih baik, namun pada perekonomian tidak ada sinyal kita mendekati titik terendah," kata Kenneth Broux, ekonom Lloyds Banking Group Plc in London.

Untuk kondisi saat ini, indeks ZEW turun menjadi minus 89,4 dari minus 86,2 di Februari, terendah sejak September 2003.

Meksi begitu, terdapat tanda-tanda resesi di Jerman makin dalam. Produksi sektor industri anjlok 7,5% pada Januari dari Desember, penurunan terbesar sejak penggabungan Jerman pada 1991. Order pabrikan jatuh 38% dari tahun sebelumnya setelah permintaan ekspor meerosot. Pengangguran naik pada Februari untuk empat bulan berturut-turut, mendorong tingkat pengangguran menjadi 7,9%. Sementara keyakinan bisnis anjlok ke level terendah dalam 26 tahun.

Institur Kiel-based IfW memperkirakan GDP Jerman anjlok 3,7% tahun ini, lebih besar dari perkiraan Desember sebesar 2,7%. ECB memprediksi ekonomi dari 16 negara anggota euro menciut sekitar 2,7% tahun ini dan stagnan pada 2010.

Di sisi lain, Volkswagen AG, produsen mobil terbesar Eropa, memprediksi kerugian pada kuartal pertama dan menurunkan target pendapatan tahun ini.(yn)

Senin, 09 Maret 2009

Pasar keuangan rugi US$50 triliun


JAKARTA (bisnis.com): Penurunan nilai aset keuangan di seluruh dunia selama 2008 akibat krisis global mencapai US$50 triliiun.


Penelitian terbaru bertajuk "Global Financial Turmoil and Emerging Market Economies: Major Contagion and a Shocking Loss of Wealth?" dari Bank Pembangunan Asia (ADB) menyebutkan negara berkembang di Asia merugi US$9,6 triliun.

Siaran pers yang dikutip Bisnis dari situs resmi ADB menyebutkan bahwa negara berkembang Asia lebih terpukul dengan krisis keuangan global dibandingkan negara berkembang di kawasan lain. Kondisi itu terjadi karena pertumbuhan ekonomi negara berkembang di Asia lebih cepat dibandingkan negara berkembang di luar Asia.

Perkembangan sektor keuangan pada negara berkembang di Asia terlihat dari lonjakan pertumbuhan nilai aset keuangan di dibandingkan produk domestik bruto. Di negara berkembang Asia, nilai aset keuangan naik menjadi 370% atas PDB dari 250% atas PDB selama 2003.

Di Amerika Latin, rasio aset keuangan atas PDB hanya naik 30%, dengan estimasi kerugian dari aset keuangan di bawah US$2,1 triliun atau 57% dari PDB.

"Sampai sekarang, ini merupakan krisis paling serius yang memukul ekonomi dunia, sejak Depresi Besar. Krisis ini berasal dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, sekarang sejumlah negara dan kawasan telah ikut mengalami krisis. Saya khawatir keadaan akan sulit sebelum ada perbaikan," jelas Presiden ADB Haruhiko Kuroda.

ADB juga memperkirakan kerugian ekuitas dan pasar obligasi, termasuk obligasi berbasis hipotek dan aset lain, serta depresiasi sejumlah mata uang dibandingkan nilai tukar dolar AS. Penelitian itu tidak memperhitungkan produk turunan keuangan, seperti credit default swaps, yang terus berkembang di pasar keuangan. (tw)

Jepang catat defisit transaksi berjalan

TOKYO (Bloomberg): Jepang mencatat defisit neraca transaksi berjalan pertama dalam 13 tahun pada Januari 2009 karena merosotnya ekspor akibat resesi global.

Defisit mencapai 172,8 miliar yen (US$1,8 miliar), ungkap Kementerian Keuangan di Tokyo hari ini. Sebanyak 22 ekonom dalam survei Bloomberg News rata-rata mengestimasi defisit 15,3 miliar yen. Ini merupakan penurunan terbesar sejak Januari 1985.

Sejumlah perusahaan mulai dari Toyota Motor Corp sampai Sharp Corp menurunkan produksi dan mengurangi tenaga kerja seiring melemahnya pengapalan ke luar negeri. Keadaan ini mendorong Jepang mengalami resesi terburuk pascaperang.

Ekonomi global tahun ini diperkirakan melemah untuk pertama kali sejak 1945, menurut Bank Dunia. Lembaga keuangan dunia itu memprediksi perdagangan akan merosot ke titik terendah dalam 80 tahun terakhir.

"Negara lain mengalami resesi, sedangkan Jepang menderita depresi. Jepang seperti orang tua yang menderita kanker darah, sedangkan negara lainnya terjangkit flu," ujar Chua Soon Hock, direktur pelaksana pada Asia Genesis Asset Management Pte, hedge fund, yang berbasis di Singapura.

Indeks Nikkei 225 hari ini ditutup anjlok 1,2%, terendah dalam 26 tahun ke posisi 7.086,03. Yen diperdagangkan 98,26 per dolar AS dari 97,96 sebelum laporan itu dikeluarkan. (tw)

Pasar keuangan rugi US$50 triliun

oleh : Erna Sari Ulina Girsang

JAKARTA (bisnis.com): Penurunan nilai aset keuangan di seluruh dunia selama 2008 akibat krisis global mencapai US$50 triliiun.

Penelitian terbaru bertajuk "Global Financial Turmoil and Emerging Market Economies: Major Contagion and a Shocking Loss of Wealth?" dari Bank Pembangunan Asia (ADB) menyebutkan negara berkembang di Asia merugi US$9,6 triliun.

Siaran pers yang dikutip Bisnis dari situs resmi ADB menyebutkan bahwa negara berkembang Asia lebih terpukul dengan krisis keuangan global dibandingkan negara berkembang di kawasan lain. Kondisi itu terjadi karena pertumbuhan ekonomi negara berkembang di Asia lebih cepat dibandingkan negara berkembang di luar Asia.

Perkembangan sektor keuangan pada negara berkembang di Asia terlihat dari lonjakan pertumbuhan nilai aset keuangan di dibandingkan produk domestik bruto. Di negara berkembang Asia, nilai aset keuangan naik menjadi 370% atas PDB dari 250% atas PDB selama 2003.

Di Amerika Latin, rasio aset keuangan atas PDB hanya naik 30%, dengan estimasi kerugian dari aset keuangan di bawah US$2,1 triliun atau 57% dari PDB.

"Sampai sekarang, ini merupakan krisis paling serius yang memukul ekonomi dunia, sejak Depresi Besar. Krisis ini berasal dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, sekarang sejumlah negara dan kawasan telah ikut mengalami krisis. Saya khawatir keadaan akan sulit sebelum ada perbaikan," jelas Presiden ADB Haruhiko Kuroda.

ADB juga memperkirakan kerugian ekuitas dan pasar obligasi, termasuk obligasi berbasis hipotek dan aset lain, serta depresiasi sejumlah mata uang dibandingkan nilai tukar dolar AS. Penelitian itu tidak memperhitungkan produk turunan keuangan, seperti credit default swaps, yang terus berkembang di pasar keuangan. (tw)

Tingkat pengangguran AS naik menjadi 8,1%

WASHINGTON (Bloomberg): Jumlah pengangguran AS melonjak pada Februari menjadi 8,1%, level tertingggi dalam 25 tahun lebih, lonjakan yang bisa membuat lebih banyak warga AS bangkrut dan memaksa pengurangan belanja konsumen lebih lanjut.

Sebanyak 651.000 karyawan dipecat pada bulan lalu, kata Departemen Tenaga Kerja AS kemarin di Washington. Pengurangan tenaga kerja saat ini telah melampaui 600.000 memasuki bulan ketiga berturut-turut, pertama kalinya terjadi sejak data dimulai pada 1939.

Laporan kemarin itu mengindikasikan ekonomi kemungkinan butuh tambahan upaya untuk membantu menghentikan apa yang bisa menjadi resesi terburuk pasacaperang. Tingkat pengangguran sekarang telah mencapai level yang diproyeksikan pemerintahan Obama merupakan rerata untuk sepanjang tahun ini.

Obligasi pemerintah AS turun dengan imbal hasil untuk yang bertenor 10 tahun di 2,87% pada pkl. 4:16 di New York kemarin, dibandingkan dengan 2,81% di akhir perdagangan sehari sebelumnya. Indeks saham Standard & Poor’s 500 mengimbangi penurunan dengan ditutup menguat 0,1% di 683,38.

Sementara rencana stimulus Presiden Barack Obama senilai US$787 miliar bertujuan untuk menciptakan atau menyelamatkan 3,5 juta pekerjaan, laporan itu menunjukkan bahwa AS telah kehilangan 4,4 juta posisi pekerjaan sejak resesi dimulai pada Desember 2007, dengan penurunan lebih banyak akan terjadi. Keterpurukan permintaan global mendorong sejumlah perusahaan mulai dari General Motors Corp hingga� Sears Holdings Corp untuk melakukan pemecatan.

Penurunan pembayaran gaji pada Januari direvisi menjadi 655.000, dan Desember menjadi 681.000, penurunan terdalam sejak Oktober 1949.

Pembayaran gaji diperkirakan akan turun sebesar 650.000, ungkap rerata perkiraan 80 ekonom yang disurvei Bloomberg News. Angka pengangguran sebelumnya diproyeksikan akan melonjak menjadi 7,9%. Perkiraan bervariasi dari 7,8% menjadi 8,1%.

Laporan itu menunjukkan pembayaran gaji pabrikan turun sebesar 168.000 setelah berkurang 257.000 di bulan sebelumnya. Para ekonom menduga penurunan sebesar 200.000. Penurunan itu mencakup 25.300 pekerja di produsen permesinan dan 27.500 pada pembuat produk logam pabrikasi.

Produsen mobil terus memangkas karyawan dan mengurangi biaya untuk tetap bertahan pada bisnis itu. General Motors pada bulan lalu mengatakan akan memecat 47.000 lebih karyawan secara global sedangkan Chrysler LLC mengumumkan pemecatan 3.000 karyawan lebih.

Produsen komponen mobil juga menderita. Canton, Timken Co yang berbasis di Ohio, pada 2 Maret lalu mengatakan akan menghapuskan sebanyak 400 posisi pekerjaan pada tahun ini.

Sejumlah industri jasa termasuk bank, asuransi, restoran, peritel, memangkas jumlah karyawan sebanyak 375.000 orang setelah memecat 276.000. Sejumlah perusahaan keuangan memutuskan hubungan kerja 44.000 karyawan setelah memecat 52.000 orang di bulan sebelumnya. Pembayaran gaji perusahaan ritel turun sebesar 39.500 menyusul pengurangan 38.500 sebelumnya.

Pembayaran gaji di perusahaan pengembang turun 104.000 setelah berkurang 118.000, karena penjualan rumah dan harga terus terpuruk.

Pembayaran gaji pemerintah naik 9.000 setelah bertambah 31.000 di bulan sebelumnya, dan satu dari sedikit wilayah masih merekrut karyawan.

Sebanyak 103.000 lebih individu dan perusahaan tercatat jatuh bangkrut pada Februari, kata laporan swasta pekan ini. Para ekonom dalam polling Bloomberg bulan lalu memprediksikan belanja konsumen akan terkontraksi pada enam bulan di tahun ini setelah terpeleset di semester terakhir 2008. Jika resesi berlanjut selama semester pertama tahun ini, maka itu akan menjadi yang terlama sejak Great Depression. Ekonomi AS tenggelam di level 6,2% pada triwulan keempat 2008, performa terburuk sejak 1982.(er)

Volume transaksi BBJ turun 8,5% per Februari


JAKARTA (Bisnis.com): Volume transaksi PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) periode Februari 2009 turun 8,5% menjadi 353.172 lot dari posisi Februari 2008 (yoy) yakni 383.264 lot.

Namun jika dibandingkan dengan volume transaksi Januari 2009, hanya turun 0,16% dari 353.745 lot.

Penurunan terbesar terjadi pada transaksi kontrak komoditas amanat perdagangan luar negeri (PALN) yakni minus 39% menjadi 1.881 lot dari 2.611 lot pada Januari 2009.

Berdasarkan data rekapitulasi volume transaksi BBJ periode Februari 2009, tercatat perdagangan kontrak komoditas primer naik 4,5% menjadi 720 lot dari 689 lot pada Januari 2009.

Transaksi Kontrak Gulir Emas berdenominasi dolar AS (KGEUSD) tercatat sebanyak 63 lot, sedangkan pada Januari belum ada transaksinya. Namun transaksi kontrak berjangka olein turun menjadi 4 lot dari 10 lot.

Transaksi Kontrak Indeks Emas (KIE) turun menjadi 438 lot dari 471 lot, kontrak berjangka emas naik menjadi 215 dari 208. Kontrak Gulir Emas berdenominasi rupiah (KGE) tidak ada yang bertransaksi baik februari juga Januari 2009.

Perdagangan kontrak indeks saham asing masih paling banyak peminatnya meski turun tipis yakni menjadi 182.135 lot dari 182.291 lot. Menyusul kontrak valuta asing naik tipis 168.436 lot dari 168.154 lot.

Kedua kontrak ini ditransaksikan melalui luar bursa atau over the counter (OTC), yakni bilateral antara pialang dan nasabah, selanjutnya pialang akan mencatatkan transaksinya ke bursa.

LAP.TRANSAKSI REAL TRADING PIALANG BBJ / FEB 2009

1

052

PT Monex Investindo Futures

93389

2

063

PT Century Investment Futures

35063

3

051

PT Millennium Penata Futures

25938

4

050

PT Valbury Asia Futures

16295

5

042

PT Mahadana Asta Berjangka

15669

6

015

PT Maxgain International Futures

13180

7

113

PT Global Artha Futures

12681

8

049

PT Solid Gold Berjangka

11767

9

010

PT Asia Kapitalindo Komoditi Berjangka

1089

10

060

PT Russley Futures

10683

11

062

PT Trijaya Pratama Futures

8754

12

036

PT Kontakperkasa Futurex

7674

13

008

PT CIC Futures

7452

14

112

PT International Mitra Futures

7348

15

012

PT Rifan Financindo Berjangka

6849

16

066

PT Inter Pan Pasifik Futures

6276

17

014

PT Platon Niaga Berjangka

5986

Rabu, 04 Maret 2009

China kirim delegasi kaji peluang investasi di Eropa

BEIJING (Bloomberg): Menteri Perdagangan China Chen Deming mengungkapkan akan mengirim delegasi ke Eropa pekan ini untuk melakukan penelitian peluang investasi, termasuk merger, akuisisi.Chen menjelaskan hal itu kepada pers sebelum pertemuan dengan badan penasehat parlemen nasional hari ini. Delegasi, tambahnya, akan mengunjungi Swiss, Spanyol, Inggris, dan Jerman.
Kelompok pembelian bulan lalu juga melakukan lawatan ke negara-negara tersebut.Chen mengatakan perusahaan-perusahaan China membelanjakan hampir US$15 miliar dalam kunjungan empat negara sebelumnya. Pengusaha Jerman menandatangani perjanjian perdagangan senilai US$10 miliar dengan delegasi itu. Menurut dia, saat ini China tengah berupaya menggenjot perdagangan global dan melawan jebloknya kinerja ekonomi.Dia menambahkan China berniat meningkatkan investasi di luar negeri untuk membantu neraca pembayaran internasional.
Selama Februari, lanjutnya, ekspor dan impor bakal lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Negara ini mencatat surplus perdagangan sebesar US$39,1 miliar pada Januari, kedua terbesar, seiring dengan turunnya impor 43,1% dari tahun sebelumnya.(yn)
BoJ: Ekonomi memburuk lebih cepat dari prediksi

TOKYO (Bloomberg): Gubernur Bank of Japan Masaaki Shirakawa menyatakan ekonomi memburuk lebih cepat dari yang diprediksi bank sentral dan jajaran pembuat kebijakan akan terus mencari jalan keluar dalam menghadapi kemerosotan ini.
Shirikawa menyatakan pada komite parlementer hari ini bahwa pembelian bank sentral atas saham dan obligasi korporasi adalah langkah yang luar biasa. Bank mengambil langkah itu untuk membantu perusahaan yang masih berusaha menjual utang dan menghadapi keengganan bank komersial untuk memberikan pinjaman tunai.
Dia menambahkan pemerintah belum meminta bank sentral untuk membeli surat berharga. Sejumlah investor mengungkapkan pemerintah dan pihak koalisi mendorong bank untuk membeli sekuritas untuk menopang pasar modal negara tersebut.
Menteri keuangan Kaoru Yosano menyampaikan kepada komite pemerintah tidak akan meminta bank membeli surat berharga. Nikkei 225 Stock Average turun 18% tahun ini dan hari ini menyentuh titik terendah sepanjang 26 tahun.(t03/yn)
ECB diprediksi pangkas bunga sampai terendah

oleh : M. Yunan Hilmi

LONDON (Bloomberg): F&C Asset Management memprediksi European Central Bank memangkas suku bunga patokan di luar perkiraan sebesar 1% poin pekan ini menyusul makin memburuknya kinerja ekonomi.Penurunan 1% akan mendorong suku bunga dari dana di kawasan sebanyak US$1,2 triliun menjadi 1%, terendah dalam 10 tahun sejarah ECB.
Seluruh ekonom yang disurvei Bloomberg, 55 orang, memprediksikan bank sentral berbasis di Frankfurt itu bakal memangkas 0,50% poin dalam pertemuan 5 Maret."Kawasan euro mengalami masalah berat. Saya yakin ECB harus membuat pernyataan penting.
Sejak pertemuan terakhir mereka, pasar modal terus terpuruk, kinerja belanja konsumen suram, dan timbul persepsi pasar prospek membaiknya situasi makin terbatas," kata Michiel de Bruin, analis F&C Asset Management Belanda di Amsterdam.Komisi Eropa memprediksikan perekonomian kawasan euro menciut 1,9% tahun ini. Selama kuartal IV/2008 ekonomi mengalami kontraksi 1,5%.
Pada Desember, anggota dewan ECB Axel Weber menolak penurunan 15 poin dan rekannya Yves Mersch mengatakan cakupan penurunan itu sangat terbatas. Hal itu mengisyaratkan ECB tidak mungkin mengikuti kebijakan suku bunga Federal Reserve dan Bank of England.Fed menargetkan suku bunga antara 0% sampai 0,25%. Bank of England, yang menggelar pertemuan pada hari sama dengan ECB, memangkas suku bunga patokan menjadi 1%.(yn)

Selasa, 03 Maret 2009

Pialang berjangka tolak investasi di sistem perdagangan baru

JAKARTA: Asosiasi Pialang Berjangka Indonesia berharap rencana PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) menggunakan sistem perdagangan yang baru tidak membebani pialang anggotanya dengan kewajiban dana investasi.Ketua Umum APBI I Gede Raka Tantra mengatakan pialang berharap dapat menikmati sistem tersebut secara gratis meski mengakui platform perdagangan di BBJ itu perlu diperbarui agar pasar lebih likuid."Jadi [pialang] tidak perlu investasi.
Yang investasi BBJ saja," katanya kepada Bisnis, di Jakarta belum lama ini.Selain itu, sambungnya, penggunaan platform tunggal akan memudahkan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dalam mengawasi transaksi pialang terhadap produk komoditas yang dipasarkan di BBJ dan perdagangan di luar bursa.Kepala Divisi IT dan Trading BBJ Lukas Lauw saat dihubungi Bisnis kemarin mengatakan investasi di sistem baru itu belum diputuskan apakah akan menjadi investasi yang ditanggung bersama oleh BBJ dan PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI).
Dia melanjutkan investasi sistem perdagangan baru itu diupayakan seminimal mungkin atau bahkan mungkin tidak ada investasi yang mesti dikeluarkan perusahaan pialang."Kami memperhatikan unsur-unsur seperti itu. Dalam pengujiannya, kami memperhitungkan aspek nonteknis, yakni aspek finansial karena dana KBI dan BBJ kan terbatas juga," kata Lukas.Dia menuturkan BBJ sudah mempresentasikan sejumlah sistem yang disodorkan vendor ke hadapan stakeholder beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, BBJ tengah menggodok empat platform perdagangan yang diajukan empat vendor untuk pengembangan sistem perdagangan secara online. Keempat vendor itu adalah Globex, MetaTrade ver 4.0, Realtime Forex dan TradePro."Kami sudah melakukan evaluasi terhadap sistem yang diajukan, sudah pula mempertimbangkan dari sisi teknis dan finansial dan mengajukan rekomendasi kepada Bappebti, KBI, dan BBJ," ujarnya.
Dia mengatakan platform yang akan dipakai BBJ akan disampaikan dalam waktu dekat. Lukas memperkirakan jumlah investasi keseluruhan yang dibutuhkan untuk instalasi single platform itu lebih dari Rp5 miliar. "Kami juga sedang menegosiasikan biayanya dengan para vendor."Sejumlah pialang berharap BBJ akan memilih platform yang paling banyak dipakai di bursa berjangka saat ini seperti MetaTrade ver 4.0. Lukas mengakui sistem tersebut relatif banyak kelebihannya dan cukup populer di Tanah Air.
Beberapa waktu lalu, Lukas mengatakan pembangunan sistem baru perlu waktu lebih dari setahun. Kepala Bappebti Deddy Saleh juga berkomentar salah satu kendala untuk membangun sistem baru adalah biaya yang mahal.Selain itu, ada kebijakan khusus terkait dengan pialang yang lebih dahulu berinvestasi dalam sistem dan ternyata tidak bisa terpakai karena single platform itu.Lukas mengatakan secara ideal pialang memang tidak dikenai biaya pemasangan platform baru. Namun, imbuhnya, dengan melihat kemampuan keuangan KBI ataupun BBJ yang rendah, belum diputuskan lagi mengenai bentuk kompensasinya.
Oleh Nana Oktavia Musliana
Resesi AS diduga hingga 2010


Bloomberg: Memasuki bulan ke-15, resesi AS kemungkinan akan terus berlanjut sampai tahun 2010 atau lebih, tulis sejumlah ekonom terkemuka di New York Times hari ini.

“Mudah saja membayangkan kemerosotan dua tahun berturut-turut,” ujar Nuall Ferguson, pengamat ekonomi dari Universitas Harvard, salah satu dari 11 perkiraan para ekonom. “Namun saya tidak bisa memperkirakan dua tahun setelahnya,” ungkapnya.

GDP AS menurun 6,2% dari Oktober sampai Desember, lebih besar dari yang diantisipasi para ekonom serta yang terburuk sejak 1982, lapor Commerce Department 27 Februari lalu.

Belanja konsumen, yang mempengaruhi 70% dari perekonomian, merosot tertajam hampir sepanjang tiga dekade terakhir.

Tanda-tanda akan ada kemajuan tahun ini sepertinya hanya angan-angan karena rendahnya angka konsumerisme, tulis Stephen Roach, chairman Morgan Stanley Asia. Ia memprediksikan tidak akan ada perbaikan ekonomi sampai 2010 atau awal 2011.
���
The Standard & Poor’s 500 Index turun 12 poin minggu lalu saat pemerintah untuk ketiga kalinya ikut campur dalam mencegah jatuhnya Citigroup Inc.

Mantan vice chairman Federal Reserve Alan Blinder dan mantan presiden St. Louis Fed, William Poole, menyatakan optimistis akan terjadi perbaikan akhir tahun ini.

“Pada poin tertentu bisnis perumahan menyentuh poin terrendah,” ucap Blinder, professor ekonomi di Universitas Princeton.

Harga-harga mulai merangkak naik, ujar editor Grant’s Interest Rate Observer,James Grant.

“Harga-harga anjlok saat ini, memang menyedihkan, adalah hasil stimulus pasar sendiri,” tulisnya. “Sebelum Anda menyadarinya, pasar saham dan realestat, akan kembali menempati posisi sebelumnya.”

Eric Schmidt, chairman dan eksekutif Google Inc., maka kemajuan akan terjadi sejalan dengan para konsumen mengambil keuntungan dari kesempatan pembelian. “Masyarakat AS senang berdagang,” tulisnya.

Namun perbaikan masih tetap dalam angan-angan. Begitu pendapat sejumlah ekonom.

“Di saat resesi mungkin berakhir pada akhir tahun ini, putara kredit yang lebih luas akan tetap terasa pada aktivitas ekonomi sampai dekade berikutnya,” ungkap George Cooper, penulis “The Origin of Financial Crises: Central Banks, Credit Bubbles and The Efficient Market Fallacy.”

Setelah menderita krisis bank, perekonomian biasanya membutuhkan empat tahun untuk kembali ke posisi personal incomenya, sebut Carmen Reinhart, ekonom dari Universitas Maryland.

Professor Universitas New York Nouriel Roubini yang memprediksikan krisis ekonomi dan finansial menyatakan resesi akan terjadi selama 36 bulan. Mungkin saja, tulisnya, penyusutan ini, yang biasanya berbentuk U, malah berubah menjadi bentuk L mendekati depresi.” (t03/ln)