Market Watch

Economic Calendar

Jumat, 16 Januari 2009

BoJ: Korporasi makin sulit cari dana segar

oleh : M. Yunan Hilmi

TOKYO (Bloomberg): Gubernur Bank of Japan Masaaki Shirakawa mengatakan perusahaan nasional akan semakin sulit untuk menjual surat utang akibat pasar finansial yang memburuk dengan cepat.

"Ke depan perusahaan akan makin sulit untuk menggali dana melalui obligasi korporasi maupun commercial paper," ujar Shirakawa dalam pertemuan kuartalan dengan pimpinan bank-bank regional di Tokyo, hari ini.

Dia mengatakan perusahaan skala kecil maupun besar melaporkan mereka sulit mendapatkan dana, sementara perbankan lebih ketat lagi menyalurkan kreditnya.

Dengan suku bunga yang mendekati 0%, Shirakawa tengah berupaya mencari cara untuk membuka pasar kredit dan mencegah resesi agar tidak makin dalam. Ekonom memperkirakan pengambil kebijakan akan mengumumkan rencana untuk membeli obligasi korporasi pada pertemuan dua pekan mendatang. Upaya itu untuk mendongkrak kemampuan perusahaan mendapatkan dana segar.

"Bank of Japan akan fokus pada kebijakan yang bertujuan mengurangi hambatan bagi perusahaan untuk mendapatkan dana menjelang berakhirnya tahun fiskal pada 31 Maret. Saya meragukan bank sentral akan kembali memangkas suku bunga acuan," kata Yasuhiro Onakado, chief economist Daiwa SB Investments Ltd Tokyo.

Menurut estimasi bank sentral obligasi korporasi yang akan jatuh tempo pada akhir Maret sekitar 1,3 triliun yen. Besarnya angka itu memaksa pengusaha mencari sumber pendanaan baru.

Bulan lalu, bank sentral menurunkan suku bunga pinjaman overnite menjadi 0,1% dan berniat untuk membeli commercial paper untuk pertama kalinya guna meningkatkan pendanaan bagi perusahaan.

"Berlanjutnya kondisi sulit di pasar finansial global mendorong bursa saham dan meningkatkan biaya kredit, yang mulai berimbas ke lembaga finansial," kata Shirakawa.

Laporan yang dilansir Nikkei menyebutkan Bank of Japan kemungkinan membeli surat utang sampai 2 triliun yen (US$22 miliar) sebagai bagian dari strategi mendukung pendanaan jangka pendek perusahaan.(yn)

Kebangkrutan melonjak di Hong Kong

oleh : Fahmi Achmad

HONG KONG (Bloomberg): Kasus kebangkrutan di Hong Kong mencapai titik tertinggi setelah merebaknya kasus epidemi SARS pada 2003 dan ditambah resesi serta krisis finansial global.

Kantor Penerima Negara melaporkan tercatat sebanyak 1.334 petisi bangkrut yang diajukan pada Desember, atau naik dari 1.223 pada November, karena terkait sindrom pernapasan akut yang membawa kota ini dalam resesi.

Ekonomi Hong Kong kembali mengalami kontraksi seiring ekspor dan permintaan domestik yag melemah. Perekonomian anjlok sementara dan terkoreksi 0,5% di kuartal III sejak sebelumnya berkontraksi 1,4% pada kuartal II.

Chief Executive Donald Tsang pada bulan lalu menyatakan akan menyediakan sekitar HK$100 miliar (US$13 miliar) dalam bentuk fasilitas kredit kepada pelaku usaha.

Selama 2008, jumlah petisi bangkrut meningkat menjadi 11.620 dari posisi 10.918 pada 2007.(faa)

Kamis, 15 Januari 2009

Penarikan dana hedge fund US$350 miliar

TOKYO: Perusahaan hedge fund (pengelola dana investasi lindung nilai) di seluruh dunia mencatat rekor kehilangan dana terbesar senilai US$350 miliar selama 2008 akibat krisis sektor keuangan terburuk sejak depresi besar.

Laporan awal Eurekahedge Pte, perusahaan penyedia data industri hedge fund, menyatakan kerugian itu terjadi menyusul penarikan dana para pemodal. Perusahaan yang berbasis di Singapura itu menyebutkan sekitar 90% uang melayang dalam 3 bulan terakhir sejak akhir November 2008.

Dana yang diinvestasikan di Amerika Utara mengalami penurunan paling besar, mencapai US$183 miliar selama 2008. Dana yang dihimpun oleh industri hedge fund turun sekitar seperlima menjadi US$1,5 triliun pada akhir tahun lalu dari posisi tertinggi US$1,9 triliun.

Para perusahaan pengelola dana lindung nilai, termasuk Citadel Investment Group LLC mengalami kerugian investasi dan penarikan dana besar-besaran. Beberapa perusahaan bahkan mengalami tekanan untuk menjual aset dengan harga obral. Bank yang meminjamkan uang kepada hedge fund pun membatalkan kredit akibat krisis likuditas.

"Perlambatan yang terjadi di mana saja menyebabkan industri hedge fund terpuruk. Semua perusahaan masuk dalam perangkap likuiditas," kata Peter Douglas, Pemimpin GFIA Pte, perusahaan konsultan hedge-fund, di Singapura.

Perhitungan Eurekahedge ini memakai data sample sebesar 39% dari jumlah dana yang telah dipublikasikan para hedge fund pada tahun lalu.

Menurut Eurekahedge Hedge Fund Index, perusahaan hedge fund mencatat kerugian sebesar 12,3% selama setahun. Pada tahun 2007, hedge fund membukukan keuntungan dan data penurunan ini merupakan yang pertama sejak publikasi Eurekahedge pada 2000.

Dana individu

Sepanjang tahun lalu, hedge fund hanya mengalami pertumbuhan 1% pada Desember 2008 atau peningkatan pertama dalam tujuh bulan terakhir pada periode itu. Dana yang dikumpulkan paling banyak adalah dana individu, di mana para pengelola dana itu akan mengambil keuntungan atas spekulasi kenaikan atau penurunan aset.

Untuk mengatasi krisis kepercayaan, beberapa pengelola dana, termasuk Citadel Investment Group LLC milik Kenneth Griffin milik dan Tudor Investment Corp milik Paul Tudor Jones, mengubah keputusan mereka membatasi penarikan yang meluas.

Mereka akhirnya menawarkan pengalihan investasi dengan jumlah yang lebih kecil di Asia, sejalan dengan kondisi para pemodal yang tidak dapat menambah dana tunai.

Bangkrutnya bank investasi Lehman Brothers Holdings Inc pada September memberi kontribusi penurunan nilai pasar ekuitas secara global yang tergerus separuhnya menjadi sekitar US$30 triliun pada 2008.

MSCI World Index, indeks yang mendata saham di 23 negara maju di dunia, mencatat rekor penurunan sebesar 42% pada tahun lalu. Ini terjadi akibat perusahaan-perusahaan keuangan merugi hingga US$1 triliun.

Di sisi lain, kasus Lehman turut merugikan perusahaan hedge fund yang selama ini mengandalkan keuntungan lewat bank investasi. Sebanyak 80 pengelola dana bahkan harus melikuidasi perusahaannya, melakukan pemisahan aset dan membatasi penarikan.

Industri hedge fund juga kian menderita akibat munculnya skandal Bernard Madoff yang dituduh melakukan penipuan pengelolaan uang hingga US$50 miliar melalui skema Ponzi. (aph)

PDB China terbesar ketiga di dunia


Ekonomi China lampaui Jerman

HONG KONG: China menjadi negara dengan skala perekonomian terbesar ketiga di dunia setelah melampaui Jerman, sehingga kian meningkatkan pengaruh negara itu di kancah ekonomi dan politik internasional.

Situs resmi Biro Statistik Nasional China kemarin mengeluarkan data revisi produk domestik bruto negara itu selama 2007. PDB China naik 13% selama 2007, lebih tinggi dibandingkan dengan estimasi sebelumnya yang ditetapkan sebesar 11,9%, yaitu menjadi US$3,38 triliun (25,73 triliun yuan).

Revisi itu menunjukkan PDB China lebih besar 777,6 miliar yuan dibandingkan dengan estimasi sebelumnya. Dengan menggunakan nilai tukar rata-rata selama 2007, realisasi angka itu melebihi PDB tertinggi Jerman yang mencapai US$3,32 triliun (2,42 triliun euro).

Ekonomi China 70 kali lebih besar dibandingkan dengan 1978, ketika pemimpin Deng Xiaoping melakukan perubahan kebijakan komunis bergaris keras menjadi pasar bebas.

Setelah menyusul Inggris dan Prancis pada 2005, China menjadi negara ketiga yang menyelesaikan proyek luar angkasa, menjadi tuan rumah Olimpiade dan melampaui Jepang sebagai pembeli surat berharga di Amerika Serikat.

"Angka ini hanya satu dari banyak bukti yang menunjukkan China adalah pemain yang sangat penting dalam pentas global," ujar Huang Yiping, Kepala Ekonomi Citigroup Inc di Asia, seperti dikutip Bloomberg, kemarin

Angka itu diluncurkan China pada saat negara itu menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi terbesar sejak 1990, setelah kebangkrutan ekspor akibat resesi global.

Sementara itu, data yang dirilis Kantor Statistik Pemerintah Pusat Jerman, kemarin, menyebutkan pertumbuhan produk domestik bruto Jerman turun menjadi 1,3% pada 2008. Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 2007 yang mencapai 2,5%.

Louis Kuijs, ekonom senior Bank Dunia (World Bank) di Beijing, mengestimasikan angka itu menunjukkan ekonomi China lebih besar sekitar 15% dibandingkan dengan ekonomi Jerman pada saat ini. Dia menegaskan ekonomi China telah melampaui Jerman pada 2007.

Amerika Serikat tetap menjadi negara dengan PDB terbesar di dunia diikuti Jepang pada urutan kedua.

Jika China dapat melanjutkan pertumbuhan ekonomi rata-rata seperti 20 tahun terakhir dan Amerika Serikat melakukan hal yang sama, China akan melampaui Amerika Serikat dalam 20 tahun mendatang. "Tidak ada keraguan hal itu akan terjadi," ujar Tim Condon, Kepala Peneliti Asia ING Groep NV Singapura.

Dari Jakarta, Dekan FE UI Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan Asia Timur masih menjadi wilayah yang menjanjikan, selama krisis global ditopang oleh pertumbuhan ekonomi China dan India yang masih cukup tinggi.

Menurut dia, China pada 2009 masih membukukan pertumbuhan 7%-8%, sedangkan India kemungkinan tumbuh 5%-6%. "Pertumbuhan 7%-8% bagi ekonomi sebesar China itu masih tinggi," ujarnya dalam seminar bertajuk Outlook Ekonomi 2009: Perbankan dan Properti kemarin.

China dan India yang merupakan negara-negara berkembang anggota BRIC sebelumnya diharapkan dapat mengompensasi perlambatan laju pertumbuhan ekonomi dunia.

Bambang memperhitungkan negara anggota BRIC lainnya, yakni Rusia, akan mengalami kontraksi signifikan karena terpukul oleh krisis harga minyak dan krisis finansial global. Sebagai produsen minyak kedua terbesar dunia setelah Arab Saudi, ekonomi Rusia salah satunya bertumpu pada ekspor minyak.

Sementara itu, kata Bambang, Rusia juga menghadapi tata kelola pemerintahan dan struktur finansial yang rapuh.

Adapun, pertumbuhan ekonomi negara di Asean juga diprediksi mengalami kontraksi. Dia melihat Singapura dan Thailand berpotensi membukukan pertumbuhan negatif. (nana.oktavia@ bisnis.co.id/erna.girsang@bisnis.co.id)

Oleh Nana Oktavia Musliana & Erna S.U. Girsang
Bisnis Indonesia
Krisis Sulit Berakhir, Stimulus Tak Efektif

HONGKONG, RABU - Kelesuan ekonomi belum berakhir, setidaknya hingga tahun 2010. Kelesuan baru berakhir jika tumpukan utang yang mendera konsumen dan perusahaan diatasi. Konsumen dan korporasi di negara-negara maju masih terlilit utang.

Demikian dikatakan ekonom John Greenwood, Rabu (14/1) di Hongkong. Greenwood adalah ekonom dari perusahaan investasi raksasa dunia asal AS, Invesco Ltd, yang sedang berkunjung ke Hongkong.

”Belum ada tanda-tanda titik nadir sudah tercapai. Hampir bisa dipastikan krisis masih berkepanjangan,” kata Greenwood, yang meragukan manfaat stimulus ekonomi yang diluncurkan berbagai negara.

Pemerintahan AS mendatang, di bawah Presiden AS terpilih, Barack Obama, sudah merancang paket stimulus senilai 800 miliar dollar AS. Greenwood meragukan program fiskal dan moneter yang hiperaktif itu bisa mencegah krisis berkepanjangan.

Dampak stimulus mental karena konsumen dan korporasi masih dibebani utang besar, yang didapat saat terjadinya fenomena ”uang murah” dalam 10 tahun terakhir. Stimulus ekonomi tidak akan bisa mendorong konsumen berbelanja dan tidak bisa merangsang korporasi berinvestasi. Konsumen dan korporasi masih enggan mendapatkan pinjaman baru.

”Tidak jelas apakah semua program stimulus itu bisa memberi dampak positif secara cepat. Saya berpendapat, ada perkiraan salah soal manfaat stimulus ekonomi,” kata Greenwood, dari perusahaan yang mengelola 410 miliar dollar AS aset.

Hindari saham

Greenwood juga merekomendasikan agar investor menghindari pembelian saham, setidkernaknya hingga 2010. ”Menurut saya, belum tepat untuk segera menyerbu saham,” kata Greenwood, yang juga mengatakan investor agar mencegah pembelian saham denominasi dollar AS.

Dari London, Oganization for Economic Cooperation and Development (OECD) juga mengatakan bahwa 16 negara di zona Euro, pengguna mata uang tunggal Euro, belum pulih hingga tahun 2010.

OECD menekankan pentingnya keberadaan regulator global untuk mengawasi aktivitas sektor keuangan. Regulator ini penting untuk memastikan kesehatan lembaga keuangan global. (REUTERS/AP/AFP/MON)

Spekulasi ECB tekan euro di pasar valas


TOKYO (Bloomberg): Euro melemah mendekati posisi terendah dalam lima pekan terhadap dolar AS akibat spekulasi European Central Bank akan memangkas suku bunga setidaknya 50 basis poin pada pertemuan hari ini.

Yen menguat atas sejumlah mata uang setelah turunnya penjualan sektor ritel di AS menimbulkan kekhawatiran resesi global bakal memburuk. Hal ini menambah daya tarik mata uang Jepang ini. Sementara dolar Selandia Baru melemah ke level terendah dalam tujuh tahun atas yen setelah harga di sektor perumahan turun mencapai rekor dalam tiga tahun.

"Tidak ada keraguan ECB akan memangkas suku bunga 50 basis poin, bahkan bisa sampai 75 bps dan 100 bps. Sudah sangat jelas perekonomian di kawasan euro memburuk," kata Ryohei Muramatsu, manager Group Treasury Asia Commerzbank AG di Tokyo.

Euro diperdagangkan pada US$1,3153 pada pukul 7:48 a.m. di London dari U$$1,3191 di New York kemarin petang. Euro ditransaksikan pada 117,13 yen. Pada perdagangan kemarin, euro sempat mencapai 116,58 yen, terlemah sejak 5 Desember. Dolar AS diperdagangkan pada 89,04 yen dari 89,05 yen.

Muramatsu mengatakan pasar mengetes mata uang tunggal Eropa itu ke posisi terendah pada US$1,3093 dan 116,58 yen.

Dolar Selandia Baru anjlok ke level terendah pada 47,40 yen, posisi terlemah sejak September 2001 dan melemah menjadi US$0,5346. Untuk dolar Australia menyentuh US$0,6562 yang merupakan level terendah sejak 12 Desember setelah pemerintah mengatakan tingkat pengangguran di Australia naik menjadi 4,5% pada Desember.

Mata uang Korsel melemah sampai 3,3% mejadi 1.392 per dolar AS setelah Vice Finance Minister Bae Kook Hwan mengatakan pertumbuhan ekonomi tahun ini kemungkinan turun dari prediksi Bank of Korea dan International Monetary Fund.

"Agaknya ada hubungan antara melemahnya bursa saham dengan penguatan yen. Dengan anjloknya bursa saham, yen makin menguat," kata Toshihiko Sakai, Kepala Perdagangan Valas dan Produk Finansial Mitsubishi UFJ Trust & Banking Corp, Tokyo.

Dia memperkirakan mata uang Jepang naik sampai 88,50 per dolar AS dan 115,50 per euro hari ini.(yn)

BBJ cabut keanggotaan 4 pialang berjangka


JAKARTA (Bisnis.com): PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) mencabut keanggotaan empat perusahaan pialang berjangka selama 2008. Sehingga hingga akhir tahun jumlah anggota bursa mencapai 130 dari 134 perusahaan.

Jumlah perusahaan pialang berjangka yang di'depak' dari keanggotaannya di BBJ pada tahun lalu jumlahnya lebih banyak satu perusahaan dibandingkan pada 2007 yakni sebanyak tiga perusahaan.

Pada 2008 BBJ juga membekukan Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) kepada PT Master International Investment (MII), terhitung mulai 25 Desember 2008. Pada 2007 bursa berjangka juga memberikan sanksi pembekuan keanggotaan terhadap satu perusahaan yakni PT Sarana Perdana Berjangka pada Juli 2007.

Dari 130 anggota bursa, 70 diantaranya merupakan perusahaan pialang dan sisanya pedagang berjangka.

Keempat perusahaan pialang berjangka yang dikeluarkan dari keanggotaan BBJ selama 2008 yakni PT Artha Berjangka Nusantara. Perusahaan ini memiliki izin pialang: 70/BAPPEBTI/SI/XII/2000 dan dicabut berdasarkan SK No. 416/BAPPEBTI/SA/7/2008.

Selanjutnya PT Graha Finesa Berjangka yang mengantongi izin pialang: 334/ BAPPEBTI/ SI/ III/2004 dan dicabut berdasarkan SK No. 418/BAPPEBTI/SA/7/2008. Ketiga PT Cayman Trust Futures dengan nomor izin pialang: 645/BAPPEBTI/SI/IV/2005 dan dicabut berdasarkan SK No. 483/BAPPEBTI/SA/10/2008.

Keempat PT Quantum Futures terkena sanksi administratif berupa pencabutan SPAB terhitung mulai 25 Desember 2008. Pencabutan keanggotaan Quantum, menurut Hasan Zein Mahmud, Direktur Utama BBJ, karena dikeluarkannya sanksi tersebut Quantum pada 18 Desember 2008 telah dikenakan sanksi administratif berupa dicabut izin usahanya oleh Bappebti.

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) pada Kamis, 24 Juli 2008 memberikan sanksi administratif yakni mencabut izin usaha dua perusahaan pialang berjangka yakni PT Graha Finesa Berjangka (GFB) dan PT Artha Berjangka Nusantara (ABN). Pencabutan izin usaha dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan Bappebti dan audit BBJ serta Kliring Berjangka Indonesia (KBI).

Dari hasil pemeriksaan dan audit tersebut ditemukan bahwa kedua perusahaan pialang berjangka telah melakukan pelanggaran dibidang perdagangan berjangka komoditi.

Menurut situs resmi BBJ, enam perusahaan pialang berjangka masuk dalam daftar black list bursa berjangka ini. Yakni PT Artha Berjangka Nusantara, PT.Cayman Trust Futures, PT Graha Finesa Berjangka, PT Dea U-Trade Futures, PT Piranti Jaya Artha Futures, dan PT Quantum Futures.

oleh : Berliana Elisabeth S.

Rabobank: Harga minyak menuju US$30/barel

oleh : M. Tahir Saleh

SINGAPURA (Bloomberg): Rabobank International menyatakan harga minyak berpeluang di bawah US$30 per barel seiring dengan spekulasi penurunan permintaan energi dari 30 negara anggota Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Jan de Laat, global head of energy, trade and commodity finance Rabobank International mengatakan penurunan permintaan minyak mentah dari sejumlah negara konsumsi termasuk OECD adalah salah satu indikator anjloknya harga minyak.

"Ada beberapa faktor di antaranya, kontraksi yang tajam terkait dengan permintaan OECD," katanya dalam dialog sore ini di Bloomberg TV.

OECD merupakan organisasi yang beranggotakan 30 negara dan 25 negara di antaranya adalah negara dengan penghasilan tinggi. Organisasi ini juga mempelajari bagaimana kondisi di berbagai sektor.

Menurut de Laat, selain OECD, pergerakan harga minyak juga didominasi hedge fund dalam industri perdagangan kontrak di bursa energi dunia yakni New York Merchantile Exchange (Nymex).

Senada dengan de Laat, Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Avialiani menilai harga minyak yang sempat melejit hingga US$147 per barel pada Juli tahun lalu dipicu oleh aksi spekulan di bursa dunia.

"Harga minyak yang sempat naik itu karena ekspektasi saja, bukan karena faktor pasokan dan permintaan. OPEC bukan pengaruh satu-satunya," katanya.

De Laat melanjutkan, penurunan harga minyak ke level di bawah US$30 per barel itu memungkinkan terjadi saat krisis ekonomi kian memburamkan ekpektasi perbaikan ekonomi.

Selain itu, persediaan cadangan minyak yang menipis dengan dipangkasnya produksi OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak) per 1 Januari.

"Harga minyak juga diarahkan dengan produksi OPEC saat ini. Penjualan mobil yang turun dan produk domestik bruto negara maju menunjukan tingkat yang tidak baik." (faa)

Bursa Regional Rontok

JAKARTA, KAMIS — Kebakaran melanda bursa saham regional. Indeks di pasar saham kawasan Asia Pasifik, Kamis (15/1), ditutup terkapar di zona merah.

Di Hongkong, indeks Hang Seng ditutup melorot 3,37 persen (461,65 poin) menjadi 13.242,96. Sedangkan indeks Nikkei225 di Jepang, anjlok 4,92 persen (415,14 poin) ke posisi 8.023,31.

Hal serupa juga menimpa indeks Kospi Korsel, yang anjlok 6,03 persen, kemudian indeks Tertimbang Taiwan merosot 4,44 persen, serta indeks All Ordinaries terpuruk 4,07 persen

Senin, 12 Januari 2009

Jepang & Korsel coba atasi krisis

oleh : Taufik Wisastra


SEOUL (Bloomberg): PM Jepang Taro Aso dan Presiden Korsel Lee Myung Bak berjanji bekerja sama dalam mengatasi krisis finansial global.

"Kerja sama antara kedua negara lebih penting di saat krisis ekonomi global. Saya mengharapkan kerja sama yang lebih erat satu sama lain, juga dalam forum internasional," ujar Lee kepada Aso pada awal pertemuan tingkat tinggi di Seoul hari ini.

Jepang dan Korsel mengupayakan peningkatan hubungan ekonomi untuk mendorong pertumbuhan. Ekonomi Jepang merosot 2,85% dalam periode tiga bulan yang berakhir 31 Desember, menurut survei Bloomberg terhadap ekonom.

Bank of Korea memangkas tingkat suku bunga 50 basis poin mencapai rekor terendah pada 9 Januari seiring dengan memburuknya perekonomian yang lebih cepat dari perkiraan.

Kedua negara akan meningkatkan usaha untuk meninjau kembali akan akan memulai lagi negosiasi bagi persetujuan perdagangan bebas, atau perjanjian kemitraan ekonomi. Kedua negara juga akan mengambil langkah untuk menarik pabrikan suku cadang mesin Jepang mendirikan usaha di Korsel. (tw)

Ledakan Jumlah Pengangguran di AS Picu Kelesuan Saham Asia

HONG KONG, SENIN — Sejumlah nilai saham di Asia turun, Senin (12/1), dengan ditandai kemerosotan nilai saham Hong Kong dan Korea Selatan hampir 2 persen. Penurunan tersebut berlangsung saat ledakan jumlah pengangguran di AS memancing keprihatinan yang meluas pasar yang merasa khawatir kelesuan ekonomi global dapat berkepanjangan.

Kalangan investor dihinggapi oleh kekhawatiran setelah laporan yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja AS, Jumat (9/1), menunjukkan tingkat pengangguran di negara ekonomi terbesar dunia itu mencapai 7,2 persen pada Desember tahun lalu atau terburuk dari yang diperkirakan semula. Sementara jumlah pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja di AS tahun lalu mencapai 2,6 juta atau terbesar sejak 1945.

Indeks Hang Seng merosot 249,10 poin atau 1,7 persen menjadi 14.128,34. Indeks Kospi Korea Selatan turun 22,50 poin atau 1,9 persen menjadi 1.159,08. Sementara transaksi di bursa saham Tokyo Senin ditiadakan karena berlaku hari raya nasional.

Indeks saham di Australia dan Singapura juga merosot lebih dari 1 persen. Sementara indeks saham terkemuka Shanghai turun 0,9 persen.

Data ekonomi AS yang dikeluarkan akhir pekan lalu juga memicu kemerosotan terhadap harga minyak mentah. Kontrak pengiriman minyak mentah light sweet untuk Februari turun 13 sen menjadi 40,70 dollar AS per barrel di bursa komoditas Asia.

Jumat, 09 Januari 2009

Obama Warisi Defisit 1,2 Triliun Dollar AS

WASHINGTON,RABU-Defisit anggaran AS akan mencapai sekitar 1,2 triliun dollar AS atau sekitar Rp 13.000 triliun pada tahun anggaran 2009 ini. Perekonomian AS akan terkontraksi lebih dari 2 persen.Demikian perhitungan yang disampaikan laporan Biro Anggaran Kongres (CBO) di Washington hari Rabu (7/1).Defisit itu menggambarkan juga potensi turunnya penerimaan pajak karena telah terjadi resesi serta biaya sebesar 400 miliar dollar AS untuk menalangi industri finansial dan pengambilalihan perusahaan keuangan seperti Fannie Mae dan Freddie Mac. Defisit anggaran AS pada tahun lalu sebesar 455 miliar dollar AS.Perkiraan CBO yang dikeluarkan hari Rabu juga memperkirakan perekonomian AS akan minus 2,2 persen tahun ini lalu akan kembali membaik dan bertumbuh tipis 1,5 persen pada tahun 2010. Sementara tingkat pengangguran diperkirakan akan naik menjadi 9 persen pada tahun ini jika pemerintahan Obama tidak melakukan langkah penyelamatan.”Resesi yang mulai satu tahun yang lalu akan terus berlangsung hingga tahun 2009. Guncangan di pasar perumahan dan finansial telah memperberat defisit anggaran,” demikian pernyataan dari CBO.Angka yang mengecewakan ini muncul satu hari setelah presiden terpilih Barack Obama memperingatkan kemungkinan defisit akan mencapai level triliunan dollar AS.Angka dari CBO tersebut belum memperhitungkan rancangan stimulus usulan Obama yang diharapkan dapat membantu menggairahkan kembali pertumbuhan perekonomian AS.CBO mengharapkan adanya pemulihan ekonomi dari paket stimulus sebesar 700 miliar dollar AS yang secara aktual menggunakan dana para pembayar pajak sebesar 189 miliar dollar AS. Ongkos ini direfleksikan dalam anggaran tahun ini dan tahun depan.Di bawah departemen keuangan, pengeluaran untuk dana talangan direfleksikan hanya sebagai pembayaran dari pemerintah. Pada pertengahan bulan Desember, total penyaluran dana talangan itu mencapai 238 miliar dollar AS.Rombak Wall StreetPresiden AS terpilih, Barack Obama, hari Rabu mengingatkan bahwa Wall Street tidak bekerja sebagaimana mestinya. Perbaikan dan perombakan besar-besaran di Wall Street sangat diperlukan setelah terjadi krisis ekonomi dan keuangan.”Wall Street tidak berjalan dengan baik. Jadi, akan ada perbaikan secara substansial. Kami akan membuat pegangan yang lebih baik, pengawasan lebih baik, peningkatan keterbukaan serta transparansi,” ujar Obama.Obama juga mengindikasikan bahwa rencana stimulus yang akan segera disetujui Kongres AS itu mungkin akan semakin membengkak sekitar 800 miliar dollar AS hingga 1,3 triliun dollar AS. (AP/JOE)
Terimbas Kekhawatiran Ekonomi Global, Harga Minyak Mentah Turun



NEW YORK, KAMIS - Harga minyak turun, Kamis, di tengah kekhawatiran atas meningkatnya cadangan minyak mentah AS dan kecemasan menurunnya ekonomi global akan semakin menekan permintaan energi.Kontrak acuan bursa New York Mercantile Exchange (NYMEX), yakni minyak mentah light sweet untuk penyerahan Pebruari, turun 93 sen menjadi 41,70 dolar per barel pada sesi penutupan perdagangan.Di London, minyak mentah Brent Laut Utara untuk pengiriman Pebruari merosot 1,19 dolar menjadi 44,67 dolar per barel di bursa InterContinental Exchange (ICE).Pasar tetap dicekam perang Israel-Hamas di Gaza dan kemungkinan dampaknya pada pasokan minyak dari Timur Tengah, menyebabkan harga minyak sempat meningkat dalam transaksi di Eropa dan Asia, Kamis. Negara-negara Barat dan Arab sepakat mengenai rancangan resolusi kompromi yang menyerukan gencatan senjata segera dan menyerahkannya kepada Dewan Keamanan PBB untuk segera diputuskan.Namun demikian, harga minyak melemah kembali seiring dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap melambatnya ekonomi AS dan naiknya stok minyak mentah AS.Departemen Eneergi AS (DoE) menyatakan, Rabu, bahwa cadangan minyaknya meningkat sebanyak 6,7 juta barel, jauh lebih tinggi dari perkiraan para analis yang hanya meprediksi kenaikan sebanyak 700.000 barel saja.Berita mengenai kenaikan itu di tengah resesi yang melanda AS, negara konsumen energi terbesar dunia, membuat harga minyak turun 5,95 dolar di New York dan 4,67 dolar di pasar London."Satu-satunya hal yang dapat mendorong naik harga minyak dalam jangka pendek adalah berita geopolitis, karena kita banyak memiliki stok minyak mentah," kata Phil Flynn dari Alaron Trading, kepada AFP."Kenaikan sebesar 6,7 juta barel menunjukkan pasokan minyak telah mencapai tingkat seperti banjir," katanya.
Euro berlanjut melemah atas US$ dan yen

oleh : M. Yunan Hilmi

SINGAPURA (Bloomberg): Euro melemah atas dolar AS dan yen menjelang laporan kinerja sektor manufaktur Eropa yang diperkirakan resesi makin memburuk pada 16 negara di kawasan ini.Euro, mata uang terlemah dari tiga utama selama 2008, tergelincir oleh estimasi European Central Bank akan menurunkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Bank sentral menurunkan suku bunga acuan sebesar 1,75% poin sejakn Oktober menjadi 2,50%. Penurunan ini merupakan yang pertama sejak Juni 2003."Masih banyak titik-titik lemah di Eropa di masa mendatang. Bank sentral kemungkinan kembali menurunkan suku bunga 1% pada Maret," ujar Sean Callow, senior analis valas Westpac Banking Corp di Sydney.Euro melemah menjadi US$1,4010 pada pukul 9:42 a.m. di Tokyo dari US$1,4045 penutupan New York kemarin. Euro anjlok 4,2% selama 2008. Mata uang gabungan ini juga melemah menjadi 127,14 yen dari 127,41 yen, setelah mengalami depresiasi 28% tahun lalu. Callow memperkirakan euro bisa tertekan sampai US$1,20 selama semester I/2009.Dolar AS diperdagangkan relatif stabil pada 90,73 yen. Namun, sepanjang 2008 dolar AS melemah 19%, terbesar sejak 1987.Pada Desember indeks manufaktur Eropa sebesar 34,5, tidak berubah dari estimasi awal dan terendah sejak 1998. Indeks ini berdasarkan survei pengelolaan pembelian oleh Markit Economics. Angka di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi atau penurunan. Laporan akan dilansir pukul 9 a.m. di London hari ini.Survei lain memperlihatkan ECB akan menurunkan suku bunga menjadi 1,5% pada kuartal kedua tahun ini.(yn)

Kamis, 08 Januari 2009

BBJ cairkan keanggotaan Sepanjang Inti mulai besok

oleh : Berliana Elisabeth S.

JAKARTA (Bisnis.com): PT Bursa Berjangka Jakarta mencairkan pembekuan Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) PT Sepanjang Inti Surya Berjangka terhitung mulai 8 Januari 2009 pukul 00:01 WIB.Direktur Utama BBJ Hasan Zein Mahmud� mengatakan dicabutnya pembekuan SPAB PT Sepanjang Inti karena dinilai perusahaan telah melaksanakan langkah-langkah perbaikan yang diminta bursa. Diantaranya yakni memenuhi kecukupan dana yang ada dalam rekening PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI). "Dengan dicairkannya kembali SPAB, maka Sepanjang Inti dapat menggunakan kembali haknya sebagai anggota bursa seperti yang tercantum dalam Peraturan Tata Tertib Bursa dan diharuskan mematuhi seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku di industri perdagangan berjangka serta menjalankan komitmen perbaikan seperti yang telah disampaikan kepada BBJ dalam masa pembekuan," kata Hasan dalam siaran persnya yang diterima Bisnis hari ini.Pada 10 Desember 2008, BBJ membekukan SPAB Sepanjang Inti karena dinilai melanggar beberapa ketentuan yang telah ditetapkan yakni disinyalir menyalahgunakan dana nasabah senilai Rp1 miliar."Pembekuan kegiatan operasional Sepanjang Inti karena salah satunya mereka menyalahgunakan dana nasabah, sekitar kurang lebih Rp1 miliar," kata Direktur Utama BBJ Hasan Zein Mahmud pada saat pembekuan.Hasan menambahkan pertimbangan pembekuan surat persetujuan anggota bursa (SPAB) pialang berjangka anggotanya ini karena beberapa hal, yakni pertama, Sepanjang Inti telah menggunakan dana nasabah di rekening terpisah dan di PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) sehingga jumlahnya kurang dari total seluruh equity nasabah.Kedua, Sepanjang Inti tidak menyampaikan laporan finansial posisi Kontrak Indeks Emas (KIE) di KBI. Ketiga, perusahaan tidak melaksanakan mekanisme transaksi dan pelaporan transaksi nasabah secara on-line sesuai ketentuan dalam Sistem Perdagangan Alternatif (SPA). Transaksi dalam SPA menyangkut perdagangan kontrak indeks saham asing dan kontrak valuta asing.Keempat, Sepanjang Inti tidak menerapkan prinsip KYC (Know Your Customer) dalam proses pelaksanaan penerimaan nasabah baru, dan kelima perusahaan tidak menindaklanjuti secara serius proses persetujuan perubahan kepengurusan dan perubahan kepemilikan saham.Atas pembekuan SPAB Sepanjang Inti ini, Hasan melanjutkan, bahwa BBJ memberikan batas waktu sampai dengan 10 Januari 2009 bagi Sepanjang Inti untuk melakukan langkah-langkah perbaikan.
Bursa berjangka 'depak' 13 perusahaan anggotanya

oleh : Berliana Elisabeth S.


JAKARTA (Bisnis.com): PT Bursa Berjangka Jakarta mencabut surat persetujuan anggota bursa (SPAB) 13 perusahaan yang tidak memiliki hak keanggotaan karena hingga batas akhir pemenuhan persyaratan hak keanggotaan yakni 31 Desember 2008, perusahaan pialang dan pedagang berjangka itu belum juga dapat memenuhinya.

Direktur Utama BBJ Hasan Zein Mahmud dalam siaran persnya yang diterima Bisnis hari ini mengatakan bursa mencabut SPAB dari beberapa anggota bursa yang tidak memiliki hak keanggotaan. Dia menjelaskan pada 24 September 2008 BBJ menerbitkan Surat Edaran tentang kewajiban setiap anggota bursa untuk memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) hak keanggotaan, kecuali Pedagang Perorangan dapat memiliki atau menyewa 1 (satu) hak keanggotaan.

Sebelumnya, anggota bursa yang belum memenuhi ketentuan tersebut diberikan waktu untuk melakukan penyesuaian paling lambat 1 Desember 2008. Namun dengan pertimbangan adanya beberapa anggota bursa yang mengajukan permohonan perpanjangan, maka BBJ memperpanjang jangka waktu penyesuaian hingga� 31 Desember 2008 pukul 17.00 WIB.

Adapun 13 anggota bursa yang sampai saat ini belum memiliki hak keanggotaan dan dicabut keanggotaan bursanya adalah sebagai berikut:

1.PT. Capital & Gain Futures
2.PT. Hall Rich Indonesia
3.PT. Harumdana International
4.PT. Indo Arthamas Makmur
5.PT. Janisia Investama
6.PT. Masterindo Perdana Jaya
7.PT. Menara Mas Investindo
8.PT. Muliadana Futures
9.PT. Panmitra Utama
10.PT. Penata Artha Futures
11.PT. Gita Artha Berjangka
12.PT. Central Asset Futures
13.PT. Sarana Perdana Berjangka

LAP.TRANSAKSI REAL TRADING PIALANG BBJ / DESEMBER 2008

Member Member Name Volume

052 PT Monex Investindo Futures 89983

063 PT Century Investment Futures 32566

066 PT Inter Pan Pasifik Futures 30661

050 PT Valbury Asia Futures 30161

015 PT Maxgain International Futures 26900

042 PT Mahadana Asta Berjangka 21330

051 PT Millennium Penata Futures 21226

010 PT Asia Kapitalindo Komoditi Berjangka 18972

008 PT CIC Futures 14165

Jumat, 02 Januari 2009

Market/Public Holiday 2009



U.S (UNITED STATES) HOLIDAY

DAY

DATE

MONTH

HOLIDAY

DETAIL

Thursday

1

January

New Year's Day

All Market Closed

Monday

19

January

Martin Luther King Jr.

All Market Closed

Monday

16

February

Presidents' Day

All Market Closed

Friday

10

April

Good Friday

FX Markets Are Open

Monday

25

May

Memorial Day

All Market Closed

GB (GREAT BRITAIN) HOLIDAY

DAY

DATE

MONTH

HOLIDAY

DETAIL

Thursday

1

January

New Year's Day

All Market Closed

Friday

10

April

Easter

All Market Closed

Monday

13

April

Easter Monday

All Market Closed

Monday

4

May

May

All Market Closed

Monday

25

May

Spring

All Market Closed

EZ (EURO ZONE) / HOLIDAY

DAY

DATE

MONTH

HOLIDAY

DETAIL

Thursday

1

January

New Year's Day

All Market Closed

Friday

10

April

Good Friday

All Market Closed

Monday

13

April

Easter Monday

All Market Closed

Friday

1

May

Labour Day

All Market Closed

DE (GERMANY) / HOLIDAY

DAY

DATE

MONTH

HOLIDAY

DETAIL

Thursday

1

January

New Year's Day

All Market Closed

Friday

10

April

Good Friday

All Market Closed

Monday

13

April

Easter Monday

All Market Closed

Friday

1

May

May Day

iBoxx GBP Open for Trading

Monday

4

May

Early May Bank Holiday

Valid for iBoxx GBP only

Thursday

21

May

Ascencion Day

Valid for EEX & RMX only

Monday

25

May

Spring Bank Holiday

Valid for iBoxx GBP only

Monday

1

June

Whit Monday

Valid forEEX, RMX and CHF Repo

CH (SWISS ) / HOLIDAY

DAY

DATE

MONTH

HOLIDAY

DETAIL

Thursday

1

January

New Year's Day

All Market Closed

Friday

2

January

Berchtolds Day

STOXX data and Non-listed fund prices

disseminated

Friday

10

April

Good Friday

All Market Closed

Monday

13

April

Easter Monday

All Market Closed

Friday

1

May

Labour Day

All Market Closed

Thursday

21

May

Ascencion Day

All Market Closed

Monday

1

June

Whit Monday

All Market Closed

AU (AUSTRALIA) / HOLIDAY

DAY

DATE

MONTH

HOLIDAY

DETAIL

Thursday

1

January

New Year's Day

All Market Closed

Monday

26

January

Australia Day

All Market Closed

Friday

10

April

Good Friday

All Market Closed

Monday

13

April

Easter Monday

All Market Closed

Saturday

25

April

ANZAC Day

All Market Closed

Monday

27

April

ANZAC Day Holiday

Public Holidaybut ASX is Open

Monday

8

June

Queen's Birthday

All States except West Australia

JP (JAPAN) / HOLIDAY

DAY

DATE

MONTH

HOLIDAY

DETAIL

Thursday

1 - 2

January

New Year's Day

All Market Closed

Monday

5

January

-----------------------------------

Half Day Trading

Monday

12

January

Coming of Age Day

All Market Closed

Wednesday

11

February

National Foundation Day

All Market Closed

Friday

20

March

Spring Equinox Day

All Market Closed

Wednesday

29

April

Showa Emperor's Day

All Market Closed

Monday

4

May

Greeney Day

All Market Closed

Tuesday

5

May

Children's Day

All Market Closed

Wednesday

6

May

Subtitute Holiday for Constitution Day

All Market Closed

HK (HONG KONG) / HOLIDAY

DAY

DATE

MONTH

HOLIDAY

DETAIL

Thursday

1

January

The First day of January

All Market Closed

Monday

26 - 27- 28

January

Lunar New Year's day

All Market Closed

Saturday

4

April

Ching Ming Festival

All Market Closed

Friday

10

April

Good Friday

All Market Closed

Monday

13

April

Easter Monday

All Market Closed

Friday

1

May

Labour Day

All Market Closed

Thursday

28

May

Tuen Ng Festival

All Market Closed

KR (KOREA) / HOLIDAY

DAY

DATE

MONTH

HOLIDAY

DETAIL

Thursday

1

January

New Year's day

All Market Closed

Monday

26 - 27

January

Lunar New Year's day

All Market Closed

Sunday

1

March

Independence Movement Day

All Market Closed

Friday

1

May

Labour Day

All Market Closed

Tuesday

5

May

Children's Day

All Market Closed

Saturday

6

June

Memorial Day

All Market Closed

ID (INDONESIA) / HOLIDAY

DAY

DATE

MONTH

HOLIDAY

DETAIL

Thursday

1

January

New Year

All Market Closed

Friday

2

January

National Leave

All Market Closed

Monday

26

January

Chinese New Year

All Market Closed

Monday

9

March

Birthday of Prophet Muhammad

All Market Closed

Thursday

26

March

Hindu New Year

All Market Closed

Friday

10

April

Good Friday

All Market Closed

Saturday

9

May

Birthday of Buddha

All Market Closed

Thursday

21

May

Ascencion of Christ

All Market Closed