Market Watch

Economic Calendar

Kamis, 01 Januari 2009

Resesi Jepang bertambah dalam

oleh : Elsya Refianti

TOKYO (Bloomberg): Resesi Jepang mendalam pada November karena sejumlah perusahaan memangkas produksi dengan level tercepat dalam 55 tahun dan bertambahnya pengangguran mendorong rumah tangga untuk menekan belanja.

Produksi pabrikan turun 8,1% pada Oktober, kata Kementerian Perdagangan Jepang hari ini di Tokyo, atau melampaui estimasi para ekonom yang di 6,8%. Tingkat pengangguran naik menjadi 3,9% dari 3,7%. Belanja rumah tangga tergelincir 0,5%, yang merupakan penurunan kesembilan.

Resesi serentak yang melanda AS dan Eropa telah melemahkan permintaan ekspor Jepang, mendorong perusahaan mulai dari Toyota Motor Corp hingga Sony Corp untuk menganggurkan pabriknya dan memecat karyawan.

Mata uang yen diperdagangkan pada level 90,43 per dolar AS pada pkl. 1:26 di Tokyo dari 90,46 sebelum keluarnya laporan. Nikkei 225 Stock Average menguat 0,8%. Indeks itu telah anjlok 43% tahun ini menuju penurunan terburuk satu tahun. Imbal hasill obligasi Jepang bertenor 10 tahun turun 2 basis poin menjadi 1,195%, terendah dalam tiga tahun.

Penurunan produksi pabrikan itu merupakan yang tertinggi sejak data pertama kali dibuat pada Februari 1953. Pengapalan juga turun terparah dalam catatan. Kementerian itu menurunkan penilaiannya terhadap produksi, dengan mengatakan 'mengalami penurunan cepat'.

Sejumlah perusahaan yang disurvei oleh Kementerian itu merencanakan untuk terus menekan produksi sebesar 8% pada bulan ini dan 2,1% pada Januari. Jika perkiraan Desember terwujud, maka produksi akan anjlok ke rekor 11,1% pada triwulan ini.

Fuji Heavy Industries Ltd telah mengumumkan penurunan produksi tambahan pada hari ini. Produsen mobil merek Subaru itu bakal memangkas produksi lebih lanjut sebesar 10.000 unit kendaraan pada tahun yang berakhir Maret, sehingga total penurunannya menjadi 70.000 unit di seluruh dunia.

Ekspor Jepang melorot 26,7% pada November, penurunan tertajam sejak sedikitnya 1980, ungkap satu laporan pekan ini.

Bank of Japan pada pekan lalu memangkas suku bunga acuan menjadi 0,1%, menaikkan pembelian utang pemerintah dan mengumumkan rencana untuk membeli surat berharga untuk pertama kalinya.

Tingkat inflasi Jepang mengalami penurunan terdalam satu dekade pada November lalu karena harga minyak dan sejumlah komoditas lainnya melemah, yang mengindikasikan deflasi berpeluang kembali terjadi di negara itu. Harga konsumen, selain makanan segar, naik 1% dibandingkan dengan setahun sebelumnya, kenaikan terendah sejak April, ungkap biro statistik hari ini.

“Data jelas-jelas mengindikasikan bahwa masalah Jepang adalah deflasi, bukan inflasi," kata Yasunari Ueno, chief market economist di Mizuho Securities Co di Tokyo.(er)

0 komentar: