Market Watch

Economic Calendar

Kamis, 15 Januari 2009

Rabobank: Harga minyak menuju US$30/barel

oleh : M. Tahir Saleh

SINGAPURA (Bloomberg): Rabobank International menyatakan harga minyak berpeluang di bawah US$30 per barel seiring dengan spekulasi penurunan permintaan energi dari 30 negara anggota Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Jan de Laat, global head of energy, trade and commodity finance Rabobank International mengatakan penurunan permintaan minyak mentah dari sejumlah negara konsumsi termasuk OECD adalah salah satu indikator anjloknya harga minyak.

"Ada beberapa faktor di antaranya, kontraksi yang tajam terkait dengan permintaan OECD," katanya dalam dialog sore ini di Bloomberg TV.

OECD merupakan organisasi yang beranggotakan 30 negara dan 25 negara di antaranya adalah negara dengan penghasilan tinggi. Organisasi ini juga mempelajari bagaimana kondisi di berbagai sektor.

Menurut de Laat, selain OECD, pergerakan harga minyak juga didominasi hedge fund dalam industri perdagangan kontrak di bursa energi dunia yakni New York Merchantile Exchange (Nymex).

Senada dengan de Laat, Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Avialiani menilai harga minyak yang sempat melejit hingga US$147 per barel pada Juli tahun lalu dipicu oleh aksi spekulan di bursa dunia.

"Harga minyak yang sempat naik itu karena ekspektasi saja, bukan karena faktor pasokan dan permintaan. OPEC bukan pengaruh satu-satunya," katanya.

De Laat melanjutkan, penurunan harga minyak ke level di bawah US$30 per barel itu memungkinkan terjadi saat krisis ekonomi kian memburamkan ekpektasi perbaikan ekonomi.

Selain itu, persediaan cadangan minyak yang menipis dengan dipangkasnya produksi OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak) per 1 Januari.

"Harga minyak juga diarahkan dengan produksi OPEC saat ini. Penjualan mobil yang turun dan produk domestik bruto negara maju menunjukan tingkat yang tidak baik." (faa)

0 komentar: