Market Watch

Economic Calendar

Kamis, 01 Januari 2009

Apresiasi yen dan US$ terbesar atas euro

oleh : M. Yunan Hilmi


NEW YORK (Bloomberg): Yen dan dolar AS mencatat penguatan tahunan terhadap euro ketika untuk pertama kalinya resesi terjadi secara simultan di AS, Eropa, dan Jepang sejak Perang Dunia II.

Sepanjang 2008 dolar AS mengalami depresiasi terbesar lebih dari dua dekade setelah muncul spekulasi penetapan suku bunga 0% oleh Federal Reserve bakal mengurangi permintaan the greenback. Di sisi lain, euor mencatat penguatan terbesar atas pound disebabkan asumsi resesi di Inggris akan makin memburuk.

"Tahun ini merupakan tahun ketidakpastian atas permintaan dolar AS dan berbalik yen yang menguat," kata Matthew Kassel, direktur ING Financial Markets LLC New York.

Dolar AS turun 19% menjadi 90,86 yen kemarin dari 111,75 akhir 2007, penurunan terbesar sejak 1987. Mata uang AS naik terhadap euro sebesar 4,5% menjadi US$1,3966 dari US$1,4057, yang merupakan kenaikan pertama dalam tiga tahun. Dolar AS sempat menyentuh US$1,6038 pada 15 Juli, level terlemah selama ini. Terhadap yen, mata uang Eropa ini melemah 22% menjadi 126,82 yen dari 163,04.

Mata uang Afrika Selatan rand merupakan mata uang dengan kinerja terburuk terhadap dolar AS sepanjang tahun ini, yang melemah 27% menjadi 9,4375 akibat anjloknya harga komoditas.

Yen menguat terhadap semua mata uang utama selama 2008, dengan penguatan sampai 52% atas dolar Australia menjadi 64,15 dan 61% atas mata yang Selandia Baru. Penguatan yen atas dolar AS mengurangi penjualan eksportir Jepang termasuk Toyota Motor Corp, Honda Motor Co, dan Sony Corp. Kementerian Keuangan Jepang mencatat ekspor turun terbesar 27% pada November.(yn)

0 komentar: