Market Watch

Economic Calendar

Kamis, 27 November 2008

Perpanjang "Rally", Wall Street Menguat




NEW YORK, KAMIS - Saham-saham Wall Street menguat pada Rabu (27/11) waktu setempat, karena para investor mengabaikan berita ekonomi AS yang suram dan memperpanjang rally dengan aksi buru saham murah di tengah sinyal bahwa krisis kredit mulai berkurang.

Indeks Dow Jones Industrial Average meningkat 247,14 poin (2,91 persen) menjadi berakhir pada 8.726,61, dalam empat sesi kenaikan berturut-turut yang telah menambah indeks blue chip lebih dari 1.000 poin.

Indeks komposit Nasdaq naik 67,37 poin (4,60 persen) menjadi 1.532,10 dan indeks Standard & Poor’s 500 bertambah 30,29 poin (3,53 persen) menjadi 887,68.

Pasar dibuka melemah setelah serangkaian laporan suram pada ekonomi AS. Namun, pasar kemudian mengabaikan data tersebut, kata Colleen King dari Schaeffer’s Investment Research.

"Para investor mendapatkan hari ini dengan berita ekonomi suram dan sungguh kasar, namun beberapa jam kemudian, beruita tersebut tampak dikesampingkan dan bull masuk kembali ke pasar," kata dia.

Bagian dari kenaikan saham AS dapat menjadi petunjuk kepada para investor untuk mengambil cepat saham teknologi, yang diperdagangkan mendekati level rekor termurah mereka.

Lagi pula, General Motors hari ini rally, karena seorang analis di Deutsche Bank mengatakan bahwa kemungkinan federal akan menalangi (bailout) produsen mobil telah meningkat.

Al Goldman dari Wachovia Securities mengatakan pasar juga "tampak bereaksi baik terhadap pengumuman presiden AS terpilih (Barack) Obama bahwa mantan ketua Fed Paul Volcker akan memimpin dewan penasehat ekonomi baru."

Zach Witton dari Economy.com mengatakan saham global terbantu sinyal bahwa upaya di AS, Eropa dan lainnya pada akhirnya mulai membawa suku bunga pinjaman turun dan mengurangi jepitan krisis kredit.

"Para investor tumbuh kurang pesimistis tentang prospek global setelah bank sentral China mengumumkan akan menurunkan suku bunga acuannya 108 basis poin menjadi 5,58 persen, penurunan terbesar dalam 11 tahun," kata Witton.

"Dalam jangka pendek pasar uang masih cenderung turun bertahap karena institusi keuangan menjadi lebih rela memberikan kredit kepada rekanan mereka," kata dia.

Dalam perdagangan yang tipis jelang hari Thanksgiving AS pada Kamis, pasar memperlihatkan serangkaian laporan suram ekonomi AS, termasuk belanja konsumen yang jatuh 1,0 persen pada Oktober, penurunan paling tajam sejak September 2001.

Departemen perdagangan juga mengatakan pesanan barang tahan lama turun 6,2 persen pada Oktober, sebuah sinyal buruk untuk sektor manufaktur.

Laporan lainnya mengatakan klaim baru asuransi pengangguran naik ke posisi tertinggi 16 tahun. Klaim dalam sepekan hingga 22 November meningkat 14.000 menjadi 529.000, sebuah sinyal bahwa pekerja seperti halnya konsumen menghemat akibat badai finansial dan ekonomi.

Beberapa pengamat pasar mengatakan saham-saham telah terdiskon oleh berita ekonomi buruk."Kami yakin, kami dalam sebuah bantuan rally hingga hari pelantikan presiden 20 Januari, dan setelah itu beberapa pemilaian kembali diperlukan," kata Bob Dickey dari RBC Wealth Management.

Dickey mengatakan membaiknya mood di Wall Street dapat membantu mengangkat indeks Dow menjadi 9.600 atau lebih baik pada pekan-pekan mendatang.

Sementara pasar obligasi melonjak ke rekor baru, didorong upaya terakhir pemerintah membeli mortgage dan aset lainnya yang membawa suku bunga secara keseluruhan turun.

Imbal hasil (yield) obligasi negara AS bertenor 10-tahun turun menjadi 3,001 persen dari 3,092 persen pada Selasa dan obligasi negara bertenor 30-tahun turun menjadi 3,5463 persen terhadap 3,632 persen. Harga dan yield obligasi bergerak dengan arah berlawanan.

0 komentar: