Market Watch

Economic Calendar

Selasa, 11 November 2008

Ekspor China tumbuh melambat pada 19,2%

HONG KONG (Bloomberg): Pertumbuhan ekspor China melambat akibat turunnya permintaan sebagai dampak krisis finansial global yang juga menambah risiko di negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia itu.

Pihak pabean mengungkapkan ekspor China 19,2% pada Oktober dari tahun sebelumnya, lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan 21,5% pada September. Surplus perdagangan bertambah mencapai rekor US$35,2 miliar menyusul melemahnya impor.

Perekonomian China, kontributor terbesar bagi pertumbuhan global, melambat dalam lima kuartal berturut-turut. Dalam tiga bulan sampai dengan September hanya naik 9%. Pemerintah telah menyepakati paket stimulus fiskal senilai 4 triliun yuan (US$586 miliar) untuk mendorong pertumbuhan sampai 2010. Juga melonggarkan kebijakan moneter.

"Permintaan dari Eropa dan AS berlanjut menciut yang menghantam ekspor China dan investasi domestik," kata Wang Qian, ekonom JPMorgan Chase & Co di Hong Kong.

Ekspor tumbuh lebih tinggi dari estimasi median 17 ekonom sebesar 18,1%. Sementara impor naik 15,6% dari tahun sebelumnya, lebih rendah dari 21,3% posisi September.

Bank sentral menahan penguatan yuan atas dolar AS sejak pertengahan Juli, memproteksi eksportir mainan dan tekstil. Pasalnya, mata uang yang kuat akan membuat produk ekspor makin mahal dan kalah bersaing di pasar luar negeri.

International Monetary Fund (IMF) memprediksikan perekonomian China tumbuh 8,5% tahun depan, sementara AS, Jepang, dan negara kawasan euro mengalami resesi.

0 komentar: