Market Watch

Economic Calendar

Jumat, 21 November 2008

Sumitomo Mitsui cari modal US$4,1 miliar


TOKYO: Sumitomo Mitsui Financial Group Inc, bank terbesar di Jepang dari sisi penerimaan, berencana menaikkan modal sebesar US$4,1 miliar (400 miliar yen) melalui penjualan saham utama.

Penjualan saham itu, menurut sumber yang enggan disebutkan identitasnya, dijadwalkan sebelum akhir tahun.

Nilai saham Mitsui turun sebanyak 9,1% dalam perdagangan di Tokyo, kemarin, dipicu oleh upaya penyesuaian modal dan jumlah kredit bermasalah, seiring dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang pailit dan ancaman resesi.

Mitsubishi UFJ Financial Group Inc juga dikabarkan berencana menaikkan modal lebih dari 900 miliar yen, sementara Mizuho Financial Group Inc telah lebih dulu menjual saham utamanya sebesar 300 miliar yen.

"Perhitungan kerugian saham dan proyeksi penurunan pendapatan pada 2008 dan 2009 memaksa perbankan mengambil langkah-langkah penyesuaian. Tidak mudah bagi Sumitomo Mitsui mencari modal hingga 400 miliar yen pada saat sekarang," kata Keisuke Moriyama, analis Nomura Holdings Inc, kemarin.

Juru bicara Mitsui Financial Chika Togawa menolak berkomentar mengenai rencana kenaikan modal itu.

Nilai saham Mitsubishi UFJ turun 7,5% pada perdagangan pukul 1.39 waktu setempat, sementara Mizuhi anjlok 8%.

Pendapatan bersih tiga bank terbesar di Jepang turun sebanyak 64% atau sekitar 269,9 miliar sepanjang semester I/2008.

Indeks Nikkei 225 menunjukkan penurunan rata-rata sebesar 24% pada periode Oktober atau penurunan terbesar selama 1 bulan. Adapun jumlah perusahaan yang pailit mencapai titik tertinggi dalam 3 tahun terakhir.

Laju ekonomi Jepang, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, secara tidak terduga turun 0,4% pada kuartal III/2008 atau masuk dalam resesi pertamanya dalam 7 tahun terakhir.

Makin dalam

Pelemahan laju ekonomi akan makin dalam seiring dengan krisis keuangan global yang menekan pertumbuhan ekspor dan memaksa berbagai industri, dari Toyota Motor Corp hingga Canon Inc memangkas proyeksi pendapatan dan rencana investasi.

Jepang tercatat sebagai negara yang memiliki suku bunga terendah di antara 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia dan utang swasta melampaui 180% dari PDB. Akibatnya, pemerintah memiliki keterbatasan dalam menstimulasi pertumbuhan ekonomi.

"Situasi ini akan semakin buruk. Jepang kemungkinan memasuki masa resesi terburuknya dalam satu dekade terakhir," kata Masamichi Adachi, ekonom senior JPMorgan Chase & Co, kemarin.

Bank sentral Jepang beberapa waktu lalu menurunkan suku bunga acuan menjadi 0,3%, sementara Perdana Menteri Jepang meluncurkan program stimulus ekonomi senilai US$52 miliar (5 triliun yen).

Secara kuartalan, perekonomian Jepang terkontraksi 0,1%. Belanja modal turun 1,7%, dari perkiraan sebelumnya sebesar 2%.

"Perekonomian masih sensitif terhadap siklus bisnis dunia. Semakin panjang perekonomian dunia terjebak dalam krisis, resesi Jepang akan makin dalam," kata Hiromichi Shirakawa, kepala ekonom Credit Suisse Group AG wilayah Jepang, pekan ini. (gak)

0 komentar: