Market Watch

Economic Calendar

Rabu, 05 November 2008

Eropa Masuki Resesi
Bank Sentral Potong Tingkat Bunga, Bursa Masih Melaju


BRUSSELS, SELASA - Krisis finansial terburuk dalam beberapa puluh tahun terakhir ini telah mendorong perekonomian Uni Eropa ke dalam resesi. Pertumbuhan ekonomi akan berjalan di tempat pada tahun 2009. Demikian peringatan yang disampaikan oleh Komisi Eropa, Selasa (4/11) waktu setempat.

Lima belas negara yang menerapkan mata uang euro secara teknis telah jatuh ke dalam resesi. Para ahli ekonomi mendefinisikan resesi sebagai pertumbuhan ekonomi yang minus selama dua kuartal atau lebih secara berturut-turut. Resesi ini merupakan yang pertama kali terjadi sejak negara-negara itu bergabung dalam zona euro tahun 1999.

Di tengah outlook perekonomian buruk, para menteri keuangan zona euro kembali bertemu di Brussels, Belgia, membahas kemungkinan tindakan bersama untuk merencanakan pemulihan bersama. Diharapkan dari pertemuan ini akan dapat suatu kesimpulan yang akan dibawa ke pertemuan tingkat tinggi guna membahas masalah krisis di Washington, AS, pertengahan November mendatang.

”Saya yakin banyak dukungan atas pertemuan tersebut, khususnya pada tataran global. Ada sesuatu yang harus didapatkan di Washington,” ujar Menteri Keuangan Belanda Wouter Bos.

Komisi Eropa memperkirakan akan terjadi resesi singkat di kawasan itu. Diprediksikan pertumbuhan ekonomi akan minus 0,1 persen pada kuartal ketiga dan keempat 2008.

Sepanjang tahun 2008, lembaga eksekutif Uni Eropa itu memperkirakan perekonomian 22 negara Uni Eropa itu akan bertumbuh 1,4 persen dan menurun jauh sebesar 0,2 persen tahun depan.

Di zona euro, perekonomian bertumbuh hanya 0,2 persen pada kuartal kedua dan akan menjadi minus 0,1 persen pada kuartal ketiga dan keempat. Selain itu, pertumbuhan sepanjang 2008 hanya akan mencapai 1,2 persen. Komisi Eropa juga mengatakan, pada tahun 2009 pertumbuhan hanya sekitar 0,1 persen.

”Kami menghadapi tahun yang sangat problematis dengan kesulitan serius pula,” ujar Menteri Keuangan Jerman Peer Steinbrueck setibanya di tempat pertemuan.

Ketua menteri ekonomi zona euro, Menteri Keuangan Luksemburg Jean-Claude Juncker, mengatakan, ”Kami tidak berpendapat bahwa di zona euro diperlukan kebijakan bagi pemulihan ekonomi secara umum. Kini bukan saatnya membiarkan defisit terus membengkak.”

Daripada menjalankan program stimulus yang klasik, Juncker mengatakan kepada wartawan, rekan-rekannya, para menteri keuangan, lebih memilih tindakan yang terarah dan sementara untuk mengatasi penurunan ekonomi.

”Segala sesuatu harus diatur di masa yang akan datang. Tiba saatnya saat ini kita tidak percaya lagi pada pengaturan sendiri,” kata Menteri Keuangan Belanda Wouter Bos.

Komisi Eropa juga tengah membuat rencana paket penyelamatan terkoordinasi di Eropa. Paket itu akan dipaparkan pada akhir bulan ini. Dalam menghadapi penurunan pertumbuhan ekonomi, Komisi Eropa memperkirakan tingkat pengangguran akan kembali menjadi masalah setelah sebelumnya menurun secara konsisten pada beberapa tahun terakhir.

Perkembangan bursa


Sementara itu, indeks saham di berbagai kawasan menguat. Kebijakan berbagai bank sentral yang memangkas tingkat suku bunga terus berlanjut.

Di Australia, bank sentralnya memangkas tingkat suku bunga lebih tinggi dari perkiraan, sebesar 75 basis poin menjadi 5,25 persen. Sayangnya, indeks saham Australia ditutup melemah 0,2 persen. Perdagangan saham kemarin sangat tipis karena diadakan pula kejuaraan berkuda Piala Melbourne, pertandingan terkenal yang disebut-sebut dapat menghentikan segala aktivitas di Negeri Kanguru itu.

Indeks Nikkei naik 6,3 persen dan telah naik 30 persen dari titik terendah selama 26 tahun terakhir pada pekan lalu. Hongkong naik 0,28 persen, Taiwan tak banyak berubah, turun 0,05 persen.

Di Eropa, indeks FTSEurofirst 300 naik 2 persen, indeks ini sudah melemah 40 persen sejak awal tahun ini. Indeks FTSE 100 London naik 1,8 persen, DAX Frankfurt naik 2 persen, dan CAC Perancis naik 2,3 persen. (AP/AFP/Reuters/joe)

0 komentar: