Market Watch

Economic Calendar

Rabu, 05 November 2008

DOLLAR MELEMAH, MINYAK MELONJAK

NEW YORK, - Harga minyak mentah dunia mengalami rally tajam pada Selasa (4/11) waktu setempat, didorong melemahnya dollar AS dan OPEC yang memangkas produksinya sesuai dengan yang dijanjikan.

Harga melompat dari posisi terendah 21 bulan untuk minyak mentah Brent North Sea, karena harga komoditas dan pasar-pasar finansial melakukan penilaian kembali terhadap prospek kecenderungan turun ekonomi seluruh dunia.

Di New York, acuan kontrak minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Desember meningkat 6,62 dollar AS menjadi ditutup pada 70,53 dollar AS per barel, melonjak lebih dari 10 persen.

Di London, kontrak berjangka minyak mentah Brent untuk penyerahan Desember mantap pada 66,44 dollar AS per barel, naik 5,96 dollar AS dari penutupan Senin.

Pergerakan pasar terjadi karena saham-saham di seluruh dunia menguat bersamaan dengan komoditi dan melemahnya dollar AS -- sebuah sinyal bahwa para investor mengambil lebih banyak risiko setelah periode pengurangan.

"Harga-harga komoditas terus rebound. Gandum, kedelai dan jagung semuanya naik, bersamaan dengan logam-logam dasar, termasuk tembaga, alumunium dan seng," kata Nathan Topper dari Economy.com.

Melemahnya dollar AS membuat harga minyak dalam mata uang AS lebih murah untuk para pembeli yang memegang mata uang kuat, sehingga mendorong permintaan naik. Pada Selasa, euro sempat melompat kembali di atas 1,30 dollar AS.

Pasar-pasar finansial sedang menilai dampak pemilihan presiden AS, yang diharapkan dapat merubah pendekatan terhadap krisis finansial global, termasuk serangkaian tindakan oleh bank-bank sentral dan pemerintah untuk mendorong kegiatan ekonomi.

Para analis mengatakan harga juga rebound di tengah berita bahwa produsen minyak mentah OPEC mengimplementasikan pengurangan produksinya, sesuai yang dijanjikan dalam pertemuan mereka bulan lalu. "Dorongan utama terhadap pembalikan harga tadi malam adalah berita bahwa Uni Emirat Arab telah mengurangi produksinya sekitar 200.000 barel per hari dari produksi normal 2,5 juta barel per hari," kata Mike Fitzpatrick dari MF Global.

Lebih penting lagi, lanjutnya, Arab Saudi telah menjawab skeptisme kerajaan memenuhi kesepakatan pengurangan produksi OPEC pada 24 Oktober, dengan mengatakan kepada perusahaan-perusahaan minyak utama bahwa pihaknya akan membatasi volume yang dapat mereka muat bulan ini.

Bulan lalu, OPEC mengatakan akan mengurangi produksinya untuk menahan penurunan harga, yang telah terkoreksi lebih dari separuhnya dari rekor tertinggi di atas 147 dollar AS per barel pada Juli lalu, ketika kekhawatiran gangguan pasokan mendorong harga minyak meroket.

0 komentar: