Market Watch

Economic Calendar

Rabu, 08 April 2009

Surplus neraca berjalan Jepang menyempit 56%


TOKYO (Bloomberg): Surplus neraca berjalan Jepang menyempit pada Februari seiring dengan resesi global yang menggerus permintaan ekspor negara itu.

Kementerian Keuangan melaporkan surplus turun 55,6% menjadi 1,117 triliun yen (US$11 miliar) dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara estimasi median 24 ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan penurunan sebesar 1,07 triliun yen. Jepang mengalami defisit 172,8 miliar yen pada Januari, pertama kali sepanjang 13 tahun.

Negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia itu tengah menghadapi resesi terparah sejak 1945 dikarenakan jatuhnya permintaan luar negeri memaksa perusahaan-perusahaan mulai dari Nissan Motor Corp sampai Panasonic Corp memotong hasil produksi dan memecat pegawai. Survei Tankan oleh Bank of Japan pekan lalu menyebutkan kepercayaan di antara pelaku manufaktur besar Jepang turun terendah pada Maret dan banyak eksekutif mengindikasikan lebih banyak lagi pengeluaran dan pemangkasan pekerja.

"Kembali surplus dari defisit bukan berarti perekonomian Jepang mulai pulih. Penurunan tren ekspor masih terus terjadi dan perekonomian Jepang mungkin akan jatuh dua kali lipat di kuartal pertama," ujar Junko Nishioka, ekonom RBS Securities Japan Ltd di Tokyo.

Yen diperdagangkan pada 100,42 per dolar AS pada 9:29 a.m. di Tokyo, menguat dari 100,66 sebelum laporan dipublikasikan. Mata uang itu melemah 9,7% sepanjang tahun ini, memberikan sedikit angin segar bagi eksportir karena produk mereka lebih kompetitif di pasar luar negeri.

Sebanyak 13 ekonomi memperkirakan kontraksi ekonomi tahunan mencapai 10,9% di kuartal pertama. Angka tersebut mengikuti kontraksi 12,1% di kuartal IV, yang tertajam sejak 1974.

Ekspor tergelincir 50,4% pada Februari dibandingkan dengan tahun lalu, yang terparah sejak data tersedia di Januari 1985. Impor melemah 44,9%, yang terendah, membantu Jepang memperoleh surplus. Pengiriman ke AS, pasar terbesar Jepang, turun tidak terduga sebesar 58,4% di Februari dari tahun sebelumnya, ekspor untuk Eropa dan Asia merosot.

Japan Automobile Manufacturers Association melaporkan Toyota Motor Corp dan Nissan memimpin penurunan sebesar 56% pada produksi kendaraan domestik Jepang selama Februari, penurunan terdalam sejak 1967. Panasonic, produsen elektronik terbesar dunia, mengumumkan keinginannya untuk mengurangi sekitar 15.000 pekerja dan memprediksikan kerugian pertamanya sepanjang enam tahun terakhir.

Surplus, perbedaan antara uang yang diperoleh dari luar negeri dengan pembayaran investor asing di Jepang, menyempit 34,1% menjadi 1,1 triliun yen dibandingkan dengan tahun lalu.(t03/yn)

0 komentar: