Market Watch

Economic Calendar

Senin, 06 April 2009

Minyak terangkat upaya stimulus


WELLINGTON (Bloomberg): Minyak mentah menguat di New York karena spekulasi upaya stimulus global dan pemangkasan produksi Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) berpeluang memperlambat pertumbuhan cadangan bahan bakar dunia.

Minyak mendaki ke level di atas US$53 per barel karena rencana Group of 20 (G-20) membelanjakan US$1 triliun untuk mengangkat ekonomi dunia mendorong dolar anjlok memasuki hari ketiga, sehingga mengangkat kinerja komoditas yang harganya dalam mata uang AS. Keputusan pemangkasan kuota OPEC pada Desember telah dilaksanakan dan membantu menstabilkan harga, kata Menteri Perminyakan Algeria Chakib Khelil kemarin.

Minyak mentah untuk pengiriman Mei naik 78 sen atau 1,5% menjadi US$53,29 per barel dalam perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange. Minyak berada di US$53,02 pada pkl. 7:45 di Singapura.

Kontrak minyak tertekan 13 sen atau 0,3% menjadi US$52,51 per barel pada 3 April, setelah satu laporan menunjukkan tingkat pengangguran AS melonjak ke tertinggi 25 tahun pada Maret. Harga melonjak 8,8%� di hari menjelang keluarnya pengumuman rencana stimulus G20.

Dolar AS turun ke US$1,3523 terhadap euro, dari US$1,3491 di New York akhir pekan lalu.

Minyak mentah brent untuk pengirinman Mei naik 23 sen atau 0,4% menjadi US$53,70 di bursa London’s ICE Futures Europe. Minyak menguat 72 sen atau 1,4% menjadi US$53,47 per barel pada 3 April.

Kontrak minyak New York telah membukukan kenaikan mingguan ketujuh berturut-turut, setelah menyentuh terendah 4 tahun di US$32,40 per barel pada 19 Desember.

Harga minyak naik pekan lalu karena dolar AS melemah dan pasar ekuitas dunia mengalami reli akibat spekulasi resesi terburuk global akan segera berakhir.

Cadangan minyak mentah di AS, negara konsumen energi terbesar di dunia, naik menjadi 359,4 juta barel pada 27 Maret, tertinggi 15 tahun. International Energy Agency sepertinya akan memangkas prediksi permintaan global pada pekan ini karena melambatnya pertumbuhan dunia, kata Direktur Eksekutif Nobuo Tanaka pada 2 April lalu.(er)

0 komentar: