Market Watch

Economic Calendar

Rabu, 20 Mei 2009

Ekonomi Jepang tenggelam terdalam



TOKYO (Bloomberg): Ekonomi Jepang tenggelam mencapai rekor pada kuartal lalu karena ekspor anjlok, konsumen dan bisnis memangkas belanja, serta pelemahan ekonomi yang kemungkinan menandai level terendah dalam resesi terburuk negara itu sejak Perang Dunia II.

Produk Domestik Bruto turun ke tingkat 15,2% per tahun dalam 3 bulan yang berakhir 31 Maret, menyusul penurunan di kuartal IV yang 14,4%, kata Cabinet Office hari ini di Tokyo. Ekonomi terkontraksi 3,5%� pada tahun yang berakhir 31 Maret, terdalam sejak catatan dimulai pada 1955.

Ekspor terpuruk tak terduga sebesar 26% pada kuartal lalu, sehingga memaksa perusahaan mulai dari Toyota Motor Corp hingga Hitachi Ltd memangkas produksi, pekerja dan upah. Saham telah menguat 32% sejak menyentuh terendah 26 tahun pada Maret, dipicu spekulasi pemangkasan suku bunga di seluruh dunia dan belanja pemerintah akan menahan penurunan di negara ekonomi terbesar kedua di dunia.

Yen Jepang diperdagangkan pada posisi 95,59 per dolar AS pada pkl. 12:56 di Tokyo dari 96,16 menjelang keluarnya laporan. Nikkei 225 Stock Average terangkat 0,3%. Ekonom yang disurvei memprediksikan ekonomi akan tenggelam 16,1%.

GDP turun 4% pada basis non-annual, lebih dari dua kali lipat dibandingkan pelemahan di AS yang 1,6%. Angka itu juga lebih buruk daripada kontraksi Eropa yang mencapai rekor sebesar 2,5%. Tanpa penyesuaian dengan perubahan harga, ekonomi Jepang tenggelam 2,9% di kuartal terakhir.

Melemahnya permintaan domestik merupakan kontributor terbesar terhadap penurunan itu, memangkas 2,6% poin GDP, terdalam sejak 1974. Ekspor bersih--selisih antara ekspor dan impor--bertanggung jawab terhadap penurunan itu sebesar 1,4% poin.

Belanja konsumen tergelincir 1,1% dan investasi bisnis melorot mencapai rekor di 10,4%. Para ekonom mengatakan perusahaan akan terus memangkas belanja karena penurunan permintaan telah membuat pabrikan dan pekerja menganggur.

Hitachi, produsen reaktor nuklir, alat rumah tangga dan hard-disk drive, akan memangkas biaya sebesar 500 miliar yen (US$5,2 miliar) di tahun fiskal guna menekan kerugian setelah mengalami rekor defisit 787,3 miliar yen tahun lalu. Perusahaan yang berbasis di Tokyo mengatakan pada Januari berencana untuk memangkas jumlah karyawan sebanyak 7.000 orang.

Namun demikian, sejumlah laporan dalam bulan lalu mengindikasikan negara ekonomi terbesar kedua di dunia berpeluang tumbuh pertama kali dalam satu tahun di kuartal ini, meski dari titik rendah, karena ekspor stabil dan rencana stimulus PM Taro Aso senilai 15,4 triliun yen yang diumumkan April lalu mulai berdampak.

Kepercayaan konsumen menanjak ke tertinggi 10 bulan pada April. Ekspor menguat pada Maret dari sebulan sebelumnya, dan produksi pabrikan meningkat pertama kali sejak September.

Penurunan stok tercatat 0,3% poin atau sekitar sepersepuluh dari kontraksi kuartal lalu. Sejumlah perusahaan termasuk Honda Motor Corp telah memangkas stoknya dengan tingkat lebih cepat dari penurunan penjualan, sehingga membuat mereka lebih leluasa memacu produksi.

Honda berencana untuk menambah produksi di Jepang pada kuartal ini karena diler membersihkan stok, lapor Wall Street Journal pekan lalu. Penjualan mobil di Jepang dan AS kemungkinan telah mencapai level terendah, kata Presiden Fuji Heavy Industries Ltd, Ikuo Mori, di Tokyo hari ini. Fuji Heavy memproduksi mobil bermerek Subaru.(er)

0 komentar: