Market Watch

Economic Calendar

Minggu, 18 Mei 2008

BBJ nyaris tanpa transaksi

PT Bursa Berjangka Jakarta hanya mentransaksikan satu kontrak berjangka komoditas dalam dua bulan terakhir setelah pemodal tidak tertarik melakukan transaksi pada kontrak emas dan minyak goreng.

Kedua kontrak komoditas ini mulai hilang dari perdagangan bursa meski harga keduanya tengah menunjukkan tren peningkatan di pasar global. Lonjakan harga ini malah menjadi pemicu sepinya peminat dari pelaku pasar lokal.
''Kontrak berjangka emas sudah tidak ada lagi yang mau bertransaksi. Ada yang mau jual, tetapi tidak ada yang mau beli. Begitu sebaliknya,' ' tutur Direktur BBJ Jahja W. Sudomo kepada Bisnis kemarin.
Selama ini BBJ mentransaksikan tiga kontrak berjangka komoditas, yakni kontrak berjangka emas, kontrak berjangka olein, dan kontrak indeks emas.
Volume transaksi kontrak berjangka emas di BBJ periode akhir April kembali tercatat nol, melanjutkan perolehan pada Maret. Pada akhir Februari masih terdapat 40 lot. Satu lot setara dengan 1.000 gram emas.

Lima besar perusahaan dengan volume transaksi terbesar di BBJ periode April 2008 (dalam lot transaksi)
Pialang:

PT Monex Investindo Futures 15,27%
PT Maxgain International Futures 8,38%
PT Mahadana Asta Berjangka 7,11%
PT Millenium Penata Futures 6,75%
PT CIC Futures 6,36%

Pedagang:

PT Monex Investindo 17,31%
PT Master International Investment 12,82%
PT Royal Assetindo 10,91%

PT Sentra Arta Maxima 10,45%

PT Realtime Forex Indonesia 5,61%

Sumber: Rekapitulasi volume transaksi BBJ April 2008

Maraknya transaksi kontrak berjangka emas (KBE) di BBJ terjadi sejak Mei 2007 yang mencatat 660 lot, lonjakan terbesar dalam sejarah pendirian bursa selama tujuh tahun terakhir. Sebelumnya, kontrak ini hanya mampu diperdagangkan sebanyak enam lot setiap bulannya.

Dirut Millenium Penata Futures Azis Isnawan mengatakan nasabahnya yang biasa bertransaksi KBE sudah menarik diri dan tidak lagi memasang posisi beli ataupun jual. Alasannya, lanjutnya, nasabah merugi ketika harga emas melonjak bahkan sempat menyentuh rekor tertinggi.

" Para nasabah kami belum tertarik lagi bertransaksi KBE karena harganya semakin tidak menentu," kata Azis.

Dia menambahkan terdapat beberapa kendala berhentinya transaksi KBE, di antaranya karena ketidakpastian harga emas di pasar global menjadi salah satu pemicu utama tidak ditransaksikannya lagi KBE di Millenium.

Para nasabah, lanjut Azis, masih menunggu kepastian harga emas di pasar global. Level harga saat ini, US$900 per ounce dinilai nasabah masih tidak stabil. "Mau beli mereka juga takut, mau ambil posisi jual juga takut kalau-kalau harga melonjak lagi ke atas," tutur dia.
Pada perdagangan kemarin harga emas untuk pengiriman segera US$889,95 per ounce atau naik dari sebelumnya US$884,85. Harga rata-rata emas mulai awal tahun hingga kemarin sebesar $US$916,39 dengan rekor tertinggi US$1.002,95 pada 14 Maret 2008.

(berliana.elisabeth @bisnis.co. id)
Oleh Berliana Elisabeth S.
Bisnis Indonesia

0 komentar: