Market Watch

Economic Calendar

Selasa, 27 Mei 2008

F O K U S P A S A R

RINGKASAN

* Hari libur Memorial Day kemarin, menandai awal liburan musim panas, mensinyalkan kenaikan harga minyak di beberapa minggu kedepan.
* Melonjaknya harga minyak akan mencegah sejumlah bank sentral utama kecuali Federal Reserve, untuk memangkas suku bunga.
* Euro dapat menguat akibat bagusnya data zona Eropa yang dirilis minggu ini.
* Fed’s Geithner membela pemotongan suku bunga, dan mengatakan ekonomi AS sedang melalui proses penyesuaian yang berat.
* Emas dapat bertahan di level $900-an jika minyak masih berada di $130 dan dolar kembali melemah.

Ekonomi Global Minggu Ini Minyak Sebagai Ancaman
“Untuk pertama kalinya, inflasi, bukan pertumbuhan ekonomi, merupakan penggerak makro pada level global,” tulis ekonom Merril Lynch pada kliennya. Tingkat keyakinan turun di AS, zona Eropa dan Jepang. Laporan konsumen dan sentimen ekonomi zona Eropa akan dirilis hari Jumat, dan kemungkinannya masih lemah. Figur tingkat keyakinan konsumen AS yang keluar pada hari Selasa berada di kisaran level resesi. Harga bahan bakar AS menyentuh rekor tertinggi lagi pada level $3.79 per gallon minggu lalu, menurut EIA. Dengan adanya libur Memorial Day hari Senin ini sekaligus menandai awal dari musim liburan musim panas, harga minyak diekspektasikan akan semakin tinggi di beberapa minggu kedepan. Data harga konsumen Jepang untuk bulan April dirilis hari Jumat, dan kemungkinan akan menunjukkan tekanan biaya yang masih di area tertinggi dalam satu dekade.

Dollar Terlihat Melemah Akibat Lesunya Sentimen
Dolar AS kemungkinan akan memperbanyak kerugian-nya pekan ini ditengah melonjaknya harga minyak yang akan mencegah sejumlah bank sentral utama kecuali Federal Reserve, untuk memangkas suku bunga untuk mengendalikan inflasi. Harga minyak melonjak diatas $135 pekan lalu, memunculkan keraguan apakah Bank Sentral Eropa akan memotong suku bunga tahun ini, sesuai perkiraan pasar. Analis mengatakan bahwa investor mencari imbal hasil yang lebih tinggi dengan memperhatikan perbedaan suku bunga, sehingga mengangkat mata uang seperti euro, dolar Australia, dan Selandia Baru akibat rendahnya imbal hasil dolar AS. Faktor teknikal juga tidak mendukung dollar, yang sempat reli beberapa pekan ini akibat persepsi Fed yang mulai mengetatkan kebijakan moneter di akhir tahun setelah agresifnya kampanye pelonggaran guna mengatasi resesi, kata mereka.

Mewaspadai Data Ekonomi dan Fed
Investor kini menunggu serangkaian data AS dan pidato beberapa petinggi Fed, termasuk gubernur Ben Bernanke di hari Kamis, untuk petunjuk arah suku bunga. Indeks konsumsi pengeluaran pribadi untuk April akan dirilis hari Jumat. Termasuk indeks harga utama PCE, dimana angka diluar biaya pangan dan energi merupakan ukuran inflasi favorit Fed. Laporan ekonomi lain yang akan dirilis minggu ini termasuk barometer bisnis Chicago NAPM untuk bulan Mei, dan penjualan rumah baru bulan April. Pasar juga akan memperhatikan data zona Eropa, termasuk inflasi konsumen di hari Jumat. Data ekonomi Jerman yang solid minggu, mendukung spekulasi bahwa ECB akan menaikkan suku bunga. “Mata uang euro dapat terangkat oleh data zona Eropa yang bagus yang akan menaikkan ekspektasi kenaikan suku bunga ECB.

Fed's Geithner: Ekonomi Dunia Sedang Beradaptasi Dengan Melambatnya Ekonomi AS
Presiden Fed of New York , Timothy Geithner, mengutarakan bahwa ekonomi global sedang menyesuaikan diri dengan perlambatan ekonomi AS. ``Dunia masih dapat mengatasi dampak perlambatan AS,'' ungkap Geithner pada konferensi pers di Yerusalem hari ini. ``Sepertinya, untuk saat ini, tekanan lebih terpusat di AS.'' Federal Reserve telah menurunkan suku bunga tujuh kali sejak pertengahan September untuk mencegah terjadinya resesi dengan keterpurukan sektor perumahan yang menaikkan biaya kredit di seluruh dunia. Geithner, dan pimpinan Fed Ben S. Bernanke, menyambut baik diselamatkaanya Bear Stearns Cos. dari kebangkrutan dan memberikan fasilitas pinjaman kepada sekuritas Wall Street untuk mencegah ambruknya pasar keuangan. Geithner membela pemotongan suku bunga, dan mengatakan bahwa langkah tersebut ``benar.'' ``AS sedang melalui proses penyesuaian yang berat tapi dibutuhkan,' ' ungkapnya. ``Keadaan di tiap negara berbeda sehingga membutuhkan kebijakan yang berbeda pula."

Emas Mulai Tenang Setelah Reli Minyak
Emas sedikit tenang di hari Senin setelah reli minggu lalu seiring harga minyak melanjutkan kenaikannya dan Dolar AS kembali stabil mendekati level terendah satu bulan. Logam mulia ini naik hampir 3% minggu lalu ketika harga minyak naik hingga diatas $135 per barel untuk pertama kalinya. Emas dapat kembali mencoba level $900-an jika minyak masih bertahan di level saat ini dan dolar kembali melemah, namun batas alami adalah $1,000 dan akan berat untuk menembus level tersebut. Minyak sendiri naik diatas $133 per barrel di hari Senin akibat ancaman supplai. Kekurangan supplai di kilang Statford di Laut Utara selama akhir pekan menambah kekhawatiran jangka pendek dan ketakutan jangka panjang bahwa persediaan akan sulit mengimbangi permintaan selama beberapa tahun ke depan. Posisi spekulan pada futures emas AS beralih menjadi bullish minggu lalu, dimana posisi mereka bertambah sekitar 20%, berdasarkan data COT yang dikeluarkan oleh CFTC hari Jumat.

Ekonom BOJ: Ekonomi Sedang Melambat Seiring Kenaikan Biaya Energi
Pimpinan ekonom MOMMA di BOJ melihat bahwa ekonomi Jepang yang melambat disebabkan oleh tingginya biaya energi dan bahan baku , serta menyarankan Bank Sentral untuk dapat mengimbangi antara melemahnya ekonomi global dan inflasi. Pimpinan ekonom tersebut mengutarakan bahwa resiko masih akan ada selama pasar mewaspadai berlanjutnya penurunan harga rumah yang akan terus membebani perbankan AS dan Eropa. Momma juga melihat ekonomi global yang terlalu panas dan menyebabkan inflasi, serta perlahan menurunkan pertumbuhan. Untuk perekonomian dalam negeri, Momma menganggap perlunya mewaspadai turunnya persepsi dan pengeluaran konsumen.

ECB's Wellink: Ekspektasi Inflasi Masih Terkontrol
ECB'S Wellink mengungkapkan bahwa ekspektasi inflasi di zona Eropa masih terkendali di kisaran 2%. Pasar keuangan masih rapuh dan ditengah proses penyeimbangan, dampak langsung pada ekonomi akibat kekacauan pasar masih belum diketahui secara pasti. Wellink mengatakan sulitnya membaca data uang beredar/kredit saat ini karena terdistorsi oleh kehancuran sektor kredit, dan ini menyulitkan pengambilan kebijakan moneter. Kuatnya Euro dapat memperkokoh posisi ECB selama fase krisis.

Swiss Franc Melemah, Tapi Berpeluang Menguat Akibat Kekhawatiran Minyak
Swiss franc melemah terhadap dolar dan euro pada hari Senin tapi berpeluang menguat seiring meningkatnya kecemasan tingginya harga minyak dan inflasi yang memicu investor untuk mencari aset yang aman. "Apa yang kita lihat hanyalah sedikit koreksi setelah reli panjang," ungkap analis forex Credit Suisse Martin McMahon. "Kami mengharapkan euro/swiss turun ke 1.60 dan dollar/franc ke level yang seimbang. Kami melihat peluang penguatan franc di jangka pendek," katanya. "Tingginya harga minyak dan kekhawatiran akan dampaknya terhadap ekonomi dan inflasi berdampak positif bagi franc. Ada peluang turunnya resiko di berbagai tipe aset, yang akan mendukung franc," ungkap McMahon.

Nikkei Turun 2.3%, Akibat Terperosoknya Eksportir
Nikkei jatuh 2.3% pada hari Senin, penurunan terbesar dalam 6 minggu terakhir, dipicu turunnya eksportir seperti Canon Inc akibat tangguhnya yen dan terperosoknya Wall Street. Sektor keuangan termasuk Mitsubishi UFJ Financial Group, juga jatuh tajam seiring kejatuhan rekannya di AS akibat turunnya harga properti komersil, yang dipicu masalah subprime. Yahoo Japan Corp menguat hampir 5%, setelah perusahaan ini berencana untuk membeli kembali 2% dari sahamnya yang beredar.

Bursa Seoul Ditutup Lebih Rendah Seiring Kejatuhan Teknologi
Bursa Seoul ditutup lebih rendah pada hari Senin untuk keenam kalinya seiring turunnya sektor teknologi seperti LG Electronics yang melebihi penguatan sektor keuangan seperti Industrial Bank of Korea . "Penguatan harga minyak dan kecemasan inflasi mendominasi pasar," ungkap Kim Joong-hyun, analis pasar di Goodmorning Shinhan Securities. Saham LG Electronics jatuh dipicu rumor bahwa pembuat handset No.1 di dunia, Nokia, mungkin menurunkan harganya untuk mencuri pasar rekannya seperti, Motorola dan penetrasi pasar di pasar Korea Selatan.

Indeks Hong Kong Turun Dipicu China Mobile yang Memburuk
Indeks Hong Kong turun 2.4% pada hari Senin akibat kekhawatiran inflasi dan ekonomi global dengan tingginya harga minyak, dan jatuhnya China Mobile menyusul perombakan industri. Goldman Sachs menurunkan peringkat China Mobile pada hari Senin dari “jual” ke “netral”, seraya mengutarakan bahwa perusahaan telekomunikasi ini akan menghadapi regulasi pasar yang tidak menguntungkan, dimana kebijakan roaming inter-operator akan menggerogoti banyak keunggulan perusahaan. CNOOC melemah 2.3% setelah beberapa investor memutuskan untuk mengambil untung setelah menguat cukup lama.

0 komentar: