Market Watch

Economic Calendar

Rabu, 26 Maret 2008

FOKUS PASAR

RINGKASAN


Indeks Kepercayaan Konsumen jatuh ke 64.5, area terendah untuk 5 tahun dan 9 poin lebih rendah dibanding perkiraan ekonom sebesar 73.5
Harga rumah pada 20 area metropolitan di Amerika jatuh di Januari hampir menyentuh rekor, suatu pertanda bahwa resesi sektor perumahan semakin buruk.
Penjualan ritel AS minggu lalu mengalami kenaikan terkecil dalam 5 tahun, seiring pembeli dihadapkan tingginya harga bahan bakar yang membatasi belanja pakaian sebelum liburan Paskah.
Tingkat kepercayan di sektor manufaktur terbesar Jepang kemungkinan akan jatuh ke level rendahnya dalam empat tahun, akibat menguatnya yen yang mengurangi laba eksportir dan memburuknya ekonomi A.S yang melambatkan pertumbuhan dunia.
Gubernur Bank of Korea Lee Seong Tae menyebutkan melonjaknya harga minyak, bijih mineral dan komoditas lainnya ``secara langsung menyeret'' ke atas target inflasi.
Kepercayaan Konsumen Jatuh Tajam di Bulan Maret
Indeks Kepercayaan Konsumen jatuh ke 64.5, area terendah untuk 5 tahun dan 9 poin lebih rendah dibanding perkiraan ekonom sebesar 73.5 dan 0.5 poin lebih rendah dibanding estimasi terburuk. Level ini juga merupakan yang terendah semenjak pemerintahan Presiden Nixon di Gedung Putih. Laporan Februari direvisi naik menjadi 76.4 dari 75. Ukuran ekspektasi untuk 6 bulan kedepan jatuh menjadi 47.9, terendah semenjak Desember 1973, ketika terdapat skandal Watergate dalam administrasi Nixon serta imbas dari embargo minyak Arab. Ukuran kondisi saat ini jatuh menjadi 89.2 di Maret dari 104 bulan sebelumnya. Sebagian konsumen mengatakan pekerjaan banyak yg jatuh menjadi 18.8% dari 21.5% bulan lalu. Sementara survey yang mengatakan pekerjaan sulit didapatkan naik menjadi 25.1% dari 23.4%. Proporsi orang-orang yang mengekspektasikan pendapatannya untuk meningkat selama 6 bulan ke depan jatuh menjadi 14.9%, terendah semenjak berawalnya statistik ini tahun 1967, dari 18%. Sebagian yang mengharapkan lebih banyak lapangan kerja tersedia jatuh menjadi 7.7% dari sebelumnya 8.9%. “Negatif Untuk Saham/Carry Trade”

Nilai Rumah AS Jatuh

Harga rumah pada 20 area metropolitan di Amerika jatuh di Januari hampir menyentuh rekor, suatu pertanda bahwa resesi perumahan semakin buruk. Indeks harga rumah S&P/Case-Shiller jatuh 10.7% dari Januari 2007, setelah penurunan 9% di bulan Desember. Instrumen ini telah jatuh untuk 13 bulan berturut-turut. Penurunan harga kemungkinan besar masih akan berlanjut seiring penyitaan yang menambah inventaris. Penurunan nilai ini membuat pemilik rumah merasa tidak makmur dan dengan lebih sedikit aset rumah untuk dijadikan sumber peminjaman, sehingga akan memberi tekanan pada pengeluaran konsumen dan komponen GDP untuk investasi tetap tempat tinggal. “Berita ini sebagian besar telah diantisipasi oleh pasar; Penurunan harga akan mendorong penjualan, seperti yang diindikasikan oleh laporan Existing Home Sales kemarin”

Penjualan Ritel Naik Terkecil Sejak 2003

Penjualan ritel AS minggu lalu mengalami kenaikan terkecil dalam 5 tahun, seiring pembeli dihadapkan tingginya harga bahan bakar yang membatasi belanja pakaian sebelum liburan Paskah. Penjualan hanya naik 1%, kenaikan yang terkecil semenjak Juni 2003, menurut data Konsul International untuk Pusat Perbelanjaan (ICSC) dan UBS Securities LLC. Konsumen mengurangi pengeluaran sebagai akibat dari kenaikan harga bahan bakar maupun bahan pokok, ditambah lagi nilai rumah yang menurun dan lapangan kerja yang berkurang untuk pertama kali sejak 5 tahun selama dua bulan pertama tahun 2008 ini. Temperatur yang cenderung dibawah rata-rata juga memukul penjualan. “Pengeluaran Konsumen yang Lemah sebagian besar telah diantisipasi pasar”

Kepercayaan Bisnis Tankan Jepang Akan Jatuh Ke Level Rendah Empat Tahun

Tingkat kepercayan di sektor manufaktur terbesar Jepang kemungkinan akan jatuh ke level rendahnya dalam empat tahun, akibat menguatnya yen yang mengurangi laba eksportir dan memburuknya ekonomi A.S yang melambatkan pertumbuhan dunia. Indeks Tankan kuartal Bank of Japan untuk sentimen manufaktur akan merosot ke 13 poin di bulan Maret dari 19 di Desember, penurunan ke-dua, menurut estimasi median dari 22 ekonom yang di survei Bloomberg News. Laporan akan dirilis 1 April pukul 8:50 a.m waktu Tokyo . ``Segala sesuatu menitik beratkan pada perlambatan ekonomi yang signifikan,' ' ujar Tomoko Fujii, kepala ekonomi dan strategi pada Bank of America NA di Tokyo. Ancaman resesi dan memburuknya sentimen diantara pebisnis dan konsumen membuat para investor menilai Bank of Japan akan memangkas suku bunga tahun ini. Para trader memberi peluang 65 persen bank sentral akan menurunkan bunga utama dari 0.5 persen sebelum Desember, menurut JPMorgan Chase & Co.

Bank of Korea Merasa Harga Komoditi Tengah Memicu Inflasi

Gubernur Bank of Korea Lee Seong Tae menyebutkan melonjaknya harga minyak, bijih mineral serta komoditas lainnya ``secara langsung menyeret'' ke atas target inflasi di ekonomi terbesar ke empat dunia ini. ``Dalam kasus Korea Selatan, tumpuan terbesar pada impor bahan-bahan mentah serta tingginya harga minyak dan bijih mineral saat ini yang secara langsung menggiring naiknya harga konsumen domestik,'' kata Lee dalam pidatonya pada forum bisnis di Seoul kemarin. ``Meningkatnya harga minyak dan materi lainnya mempengaruhi besarnya tekanan pada inflasi dunia.'' Komentar gubernur setelah Presiden Lee Myung Bak menyebutkan bahwa fokus ekonomi utama-nya adalah menghambat inflasi setelah melonjaknya harga minyak dan karena ketidakstabilan pasar finansial. Harga konsumen Korea Selatan naik 3.6 % di Pebruari dari setahun sebelumnya setelah meningkat cepat lebih dari tiga tahun di Januari.

Dolar Jatuh Karena Taruhan Bahwa Fed Akan Memangkas Suku Bunga Lebih Banyak

Dolar jatuh hampir terhadap semua mata uang utama karena traders meningkatkan taruhan bahwa Fed akan memotong suku bunga pinjaman 0.5% bulan depan untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi. Mata uang AS jatuh terbanyak terhadap euro dalam dua minggu setelah laporan publik menunjukkan kepercayaan konsumen jatuh melebihi prediksi di Maret, meningkatkan kekhawatiran bahwa Fed tidak mampu menghindari resesi. Australia dan New Zealand Dolar menguat seiring reli di saham Asia dan Eropa mendorong investor untuk membeli aset yang memberikan imbal hasil yang lebih tinggi. ``Pasar sedang mengecek kenyataan: Tidak, tidak ada yang berubah,'' kata Samarjit Shankar, direktur strategi global bagi foreign-exchange group di Boston di Bank of New York Mellon, aset kustodian terbesar di dunia, dengan dana kelola senilai $23.1 triliun. ``Ekonomi di AS akan terus memburuk.''

Indeks Konsumen Swiss Naik

Ukuran konsumsi Swiss naik hingga level tertinggi selama 8 bulan di Februari akibat kenaikan penyewaan dan upah. Indeks meningkat menjadi 2.32 dari revisi 2.15 untuk Januari, menurut UBS. Perbandingan ukuran ini ditujukan untuk memprediksi pertumbuhan tahunan pada pengeluaran konsumen, sebagai ekonomi terbesar di dunia., untuk 3 bulan mendatang. Indeks yang tetap bertahan diatas rata-rata jangka panjang sebesar 1.5 untuk bulan ke 24. Pengeluaran domestik terbentuk menjadi motor utama pertumbuhan Swiss tahun ini, seiring pelambatan ekonomi internasional mengurangi permintaan ekspor, menurut laporan yang dirilis oleh institute KOF minggu lalu. Estimasi UBS untuk pertumbuhan konsumsi sektor privat akan melaju hingga 2.2% tahun ini dari 2.1% di 2007. “Positif Untuk Swiss Franc”

Indeks Hong Kong Naik, Didorong China Mobile

Indeks Hong Kong naik pada hari Selasa, mengikuti penguatan Wall Street seiring membaiknya kepercayaan investor setelah JP Morgan meningkatkan tawarannya untuk Bear Stearns. Saham Blue chips naik 6.43%, kenaikan terbesar satu hari dalam dua bulan, didorong saham China Mobile karena tembusnya rekor jumlah pelanggan di Februari. Saham keuangan dan penerbangan Cina daratan rebound dengan cepat, membantu indeks perusahaan cina yang terdaftar di Hong Kong , pulih 8.22% ke 11,727.00. "Investor sekarang sangat membutuhkan beberapa indikator positif," kata Ben Kwong, associate director di KGI Asia Ltd. "Tapi faktor fundamental tidak banyak berubah. Ini hanya sentimen pasar." " Ada kemungkinan pasar akan sedikit membaik di April dan Mei setelah koreksi signifikan di kwartal pertama,"tambahnya.

Indeks Nikkei Jepang Naik 2.1%, Saham Eksportir Membaik

Indeks Nikkei Jepang naik 2.1% pada hari Selasa karena membaiknya kondisi Canon Inc dan eksportir lainnya meskipun nilai tukar yen tertinggi selama 13 tahun pada minggu lalu terhadap dolar, menurunkan kecemasan akan pendapatan ekportir. "Kecemasan akan sektor kredit AS telah berlalu dan adanya jeda penguatan yen dan kenaikan harga komoditas belakangan ini," kata Hiroaki Osakabe, manejer dana di Chibagin Asset Management. Tapi, beberapa pemain pasar mengatakan bahwa pasar saham Tokyo tidak akan dapat mempertahankan reli saat ini. "Kondisi saat ini lebih memberikan peluang aksi jual menjelang penutupan tahun bisnis (yang berakhir Maret) dari pada aksi beli," kata Takashi Ushio, kepala divisi strategi investasi di Marusan Securities. "Volume perdagangan masih rendah."

0 komentar: